Konstruksi Identitas Guru Bimbingan Konseling sebagai Komunikator Pendidikan

Penelitian ini bermula dari dihilangkannya jam kelas bagi guru bimbingan dan konseling (BK) serta masih kurangnya jumlah guru BK di SMA Negeri di Kota Bandung. Peneliti ingin mengkaji lebih jauh mengenai motivasi, makna profesi, dan pengalaman komunikasi yang dialami oleh guru BK. Penelitian ini men...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Putri Astiti, Jenny Ratna Suminar, Agus Rahmat
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Padjadjaran 2018-06-01
Series:Jurnal Kajian Komunikasi
Subjects:
Online Access:http://journal.unpad.ac.id/jkk/article/view/7738
Description
Summary:Penelitian ini bermula dari dihilangkannya jam kelas bagi guru bimbingan dan konseling (BK) serta masih kurangnya jumlah guru BK di SMA Negeri di Kota Bandung. Peneliti ingin mengkaji lebih jauh mengenai motivasi, makna profesi, dan pengalaman komunikasi yang dialami oleh guru BK. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini mencoba untuk mencari pemaknaan mengenai bagaimana manusia mengkonstruksi makna dan konsep-konsep penting dalam kerangka intersubjektivitas. Pada penelitian ini data diperoleh dari tujuh guru BK sebagai key informant. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga kategori yang melatarbelakangi alasan untuk menjadi guru, yaitu keinginan pribadi, arahan orang tua dan lingkungan pergaulan atau pertemanan. Hasil penelitian ini juga memunculkan dua kategori makna identitas guru BK, yaitu makna positif dan makna negatif. Makna positif dinyatakan pada guru sebagai orang tua, dicintai anak-anak, membantu siswa mengenali dirinya, harus tahu segala hal, dan guru yang sempurna. Makna negatif dinyatakan pada guru sebagai ganjal pintu dan guru yang masih dianggap sebagai polisi sekolah. Pengalaman komunikasi guru BK berlangsung pada konteks komunikasi antarpribadi, kelompok dan organisasional. Guru BK sebagai komunikator pendidikan harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Gambaran kondisi guru BK dalam memaknai profesi diharapkan dapat dijadikan rujukan pengambil kebijakan agar lebih memahami secara mendalam mengenai pentingnya keberadaan guru BK di sekolah.
ISSN:2303-2006
2477-5606