PERKEMBANGAN ONTOLOGI DALAM FILSAFAT ISLAM

THE ONTOLOGY DEVELOPMENTS IN ISLAMIC PHILOSOPHY. The primary basis in the study of ontology is what it is, where it exists and, what the truth is. The fundamental and profound of these issues, so that people are faced with different answers. The first question, “what is there”, gives different answe...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Fathul Mufid
Format: Article
Language:Indonesian
Published: P3M STAIN Kudus 2013-09-01
Series:Jurnal Penelitian
Online Access:https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/jurnalPenelitian/article/view/815
id doaj-fc26dd9f8a69458995e28b133a750859
record_format Article
spelling doaj-fc26dd9f8a69458995e28b133a7508592020-11-25T03:40:43ZindP3M STAIN KudusJurnal Penelitian1693-60192477-65802013-09-017210.21043/jupe.v7i2.815772PERKEMBANGAN ONTOLOGI DALAM FILSAFAT ISLAMFathul Mufid0STAIN KudusTHE ONTOLOGY DEVELOPMENTS IN ISLAMIC PHILOSOPHY. The primary basis in the study of ontology is what it is, where it exists and, what the truth is. The fundamental and profound of these issues, so that people are faced with different answers. The first question, “what is there”, gives different answers according to their beliefs. Monism, which is only one and that one was spirit and ideas, then gave the flow of spiritualism and idealism. But if that one is full of material, then gave materialism. Dualism, that is round two, for example, body and soul, it gives the existentialism flow. Pluralism, that is composed of  many elements, there is something that cannot be known, then gave the flow of agnosticism. The second problem, “where it exists”, the answer is that dwells in the world of  ideas, abstract, fixed and immutable. That is living in the world of  ideas that are concrete and individual, so that the truth is limited and changeable. The third issue, “what the truth is”, if  the truth is eternal and immortal, then it is God. However, if the truth is capricious, then the problem is how to change it and what determines the change. Keywords: Ontology, Philosophy, Existence, Essence, Metaphysics. Dasar  utama  dalam  kajian  ontologi  adalah  apa  yang  ada,  di mana yang ada dan, apa itu kebenaran. Sedemikian mendasar dan mendalamnya persoalan-persoalan ini, sehingga manusia dihadapkan pada  jawaban-jawaban  yang  berbeda.  Persoalan  pertama,  “apa yang ada”, memberikan jawaban yang berbeda-beda sesuai dengan keyakinan mereka. Monisme, yang ada hanya satu dan yang satu itu serba spirit dan ide, maka melahirkan aliran spiritualisme dan idealisme. Tetapi jika yang satu itu serba materi, maka melahirkan materialisme.  Dualisme,  yang  ada  serba  dua,  misalnya  jiwa  dan raga, maka lahirlah aliran eksistensialisme. Pluralisme, yang ada terdiri atas banyak unsur, yang ada adalah sesuatu yang tidak dapat diketahui, maka melahirkan aliran agnostisme. Persoalan kedua, “di mana yang ada”, jawabannya adalah yang bersemayam dalam dunia ide, bersifat abstrak, tetap, dan abadi. Yang ada bermukim di dunia ide yang bersifat kongkret dan individual, sehingga kebenarannya terbatas dan berubah-ubah. Persoalan ketiga, “apakah kebenaran itu”, jika yang dimaksud kebenara itu kekal dan abadi, maka itu adalah  Tuhan.  Akan  tetapi,  jika  kebenarannya  berubah-ubah, maka persoalannya adalah bagaimana perubahan itu dan apa yang menentukan perubahan itu. Kata Kunci: Ontologi, Filsafat, Ada, Hakikat, Metafisika.https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/jurnalPenelitian/article/view/815
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Fathul Mufid
spellingShingle Fathul Mufid
PERKEMBANGAN ONTOLOGI DALAM FILSAFAT ISLAM
Jurnal Penelitian
author_facet Fathul Mufid
author_sort Fathul Mufid
title PERKEMBANGAN ONTOLOGI DALAM FILSAFAT ISLAM
title_short PERKEMBANGAN ONTOLOGI DALAM FILSAFAT ISLAM
title_full PERKEMBANGAN ONTOLOGI DALAM FILSAFAT ISLAM
title_fullStr PERKEMBANGAN ONTOLOGI DALAM FILSAFAT ISLAM
title_full_unstemmed PERKEMBANGAN ONTOLOGI DALAM FILSAFAT ISLAM
title_sort perkembangan ontologi dalam filsafat islam
publisher P3M STAIN Kudus
series Jurnal Penelitian
issn 1693-6019
2477-6580
publishDate 2013-09-01
description THE ONTOLOGY DEVELOPMENTS IN ISLAMIC PHILOSOPHY. The primary basis in the study of ontology is what it is, where it exists and, what the truth is. The fundamental and profound of these issues, so that people are faced with different answers. The first question, “what is there”, gives different answers according to their beliefs. Monism, which is only one and that one was spirit and ideas, then gave the flow of spiritualism and idealism. But if that one is full of material, then gave materialism. Dualism, that is round two, for example, body and soul, it gives the existentialism flow. Pluralism, that is composed of  many elements, there is something that cannot be known, then gave the flow of agnosticism. The second problem, “where it exists”, the answer is that dwells in the world of  ideas, abstract, fixed and immutable. That is living in the world of  ideas that are concrete and individual, so that the truth is limited and changeable. The third issue, “what the truth is”, if  the truth is eternal and immortal, then it is God. However, if the truth is capricious, then the problem is how to change it and what determines the change. Keywords: Ontology, Philosophy, Existence, Essence, Metaphysics. Dasar  utama  dalam  kajian  ontologi  adalah  apa  yang  ada,  di mana yang ada dan, apa itu kebenaran. Sedemikian mendasar dan mendalamnya persoalan-persoalan ini, sehingga manusia dihadapkan pada  jawaban-jawaban  yang  berbeda.  Persoalan  pertama,  “apa yang ada”, memberikan jawaban yang berbeda-beda sesuai dengan keyakinan mereka. Monisme, yang ada hanya satu dan yang satu itu serba spirit dan ide, maka melahirkan aliran spiritualisme dan idealisme. Tetapi jika yang satu itu serba materi, maka melahirkan materialisme.  Dualisme,  yang  ada  serba  dua,  misalnya  jiwa  dan raga, maka lahirlah aliran eksistensialisme. Pluralisme, yang ada terdiri atas banyak unsur, yang ada adalah sesuatu yang tidak dapat diketahui, maka melahirkan aliran agnostisme. Persoalan kedua, “di mana yang ada”, jawabannya adalah yang bersemayam dalam dunia ide, bersifat abstrak, tetap, dan abadi. Yang ada bermukim di dunia ide yang bersifat kongkret dan individual, sehingga kebenarannya terbatas dan berubah-ubah. Persoalan ketiga, “apakah kebenaran itu”, jika yang dimaksud kebenara itu kekal dan abadi, maka itu adalah  Tuhan.  Akan  tetapi,  jika  kebenarannya  berubah-ubah, maka persoalannya adalah bagaimana perubahan itu dan apa yang menentukan perubahan itu. Kata Kunci: Ontologi, Filsafat, Ada, Hakikat, Metafisika.
url https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/jurnalPenelitian/article/view/815
work_keys_str_mv AT fathulmufid perkembanganontologidalamfilsafatislam
_version_ 1724533298961580032