The spatial pattern of teritory on the landscape-dwelling community Juruan Laok Village East Madura

Masyarakat etnis Madura dikenal sebagai masyarakat peladang jagung yang individual, mandiri dan berpola subsistensi, diidentifikasi memiliki tiga teritori utama yaitu: teritori hunian, teritori ruang terbuka dan teritori lanskap pertanian. Jarak antar cluster hunian berjauhan menyebabkan disebut se...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Redi Sigit Febrianto, Lisa Dwi Wulandari, Herry Santosa
Format: Article
Language:English
Published: Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Widya Mandira 2017-12-01
Series:ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur
Subjects:
Online Access:https://journal.unwira.ac.id/index.php/ARTEKS/article/view/41
id doaj-fc09c8aed5b64debba3f3c1fe4bf8312
record_format Article
spelling doaj-fc09c8aed5b64debba3f3c1fe4bf83122021-05-20T10:09:18ZengProgram Studi Arsitektur Universitas Katolik Widya MandiraARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur2541-05982541-12172017-12-012110.30822/arteks.v2i1.4141The spatial pattern of teritory on the landscape-dwelling community Juruan Laok Village East MaduraRedi Sigit Febrianto0Lisa Dwi Wulandari1Herry Santosa2Universitas BrawijayaUniversitas BrawijayaUniversitas Brawijaya Masyarakat etnis Madura dikenal sebagai masyarakat peladang jagung yang individual, mandiri dan berpola subsistensi, diidentifikasi memiliki tiga teritori utama yaitu: teritori hunian, teritori ruang terbuka dan teritori lanskap pertanian. Jarak antar cluster hunian berjauhan menyebabkan disebut sebagai masyarakat individual sekaligus mandiri. Ketergantungan hidup terhadap hasil panen menyebabkan jarak hunian dengan lanskap pertaniannya sangat dekat sehingga disebut masyarakat subsistensi. Moral ekonomi berorientasi pada tanah (land ethics), karena kegigihan mempertahankan spasial teritorinya. Sehingga pertanyaan mendasar penelitian adalah  bagaimana pola spasial ketiga teritori pada desa Juruan Laok Madura? Strategi yang digunakan adalah etnografi, dengan rancangan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data utama berupa wawancara mendalam, tak-tik pertanyaan terbuka, dengan teknik sampling kasus tipikal pada empat hunian berdasarkan lima kriteria yaitu: civitas, aktivitas, pola hunian, pola lanskap pertanian dan eksistensi artefak berupa obyek penyimpanan panen. Validasi internal berupa observasi, pengukuran dan dokumentasi arsitektural, disebabkan sifat subsistensi etnis madura, sehingga kepala desa bukan nara sumber validasi internal, melainkan partisipan selaku pemilik hunian. Analisis dilakukan dengan mengkomparasi dengan konsep arsitektural-antropologis, konsep human space, juga dengan studi tema terkait. Hasil yang diperoleh adalah perwujudan  konsep pola spasial yang disebut habitat. Konsep pola spasial yang disebut habitat ini terdiri dari : place, environment dan landscape. Susunan ketiganya membentuk satu gelembung hirarki yaitu place berada di dalam  environment, sedangkan place dan environment berada di dalam landscape. Merujuk konsep dari arsitektural-antropologis, hirarki ketiga unsur ini disebut sebagai: habitat. https://journal.unwira.ac.id/index.php/ARTEKS/article/view/41teritori utamaeksistensi artefak arsitektural-antropologishabitat
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Redi Sigit Febrianto
Lisa Dwi Wulandari
Herry Santosa
spellingShingle Redi Sigit Febrianto
Lisa Dwi Wulandari
Herry Santosa
The spatial pattern of teritory on the landscape-dwelling community Juruan Laok Village East Madura
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur
teritori utama
eksistensi artefak arsitektural-antropologis
habitat
author_facet Redi Sigit Febrianto
Lisa Dwi Wulandari
Herry Santosa
author_sort Redi Sigit Febrianto
title The spatial pattern of teritory on the landscape-dwelling community Juruan Laok Village East Madura
title_short The spatial pattern of teritory on the landscape-dwelling community Juruan Laok Village East Madura
title_full The spatial pattern of teritory on the landscape-dwelling community Juruan Laok Village East Madura
title_fullStr The spatial pattern of teritory on the landscape-dwelling community Juruan Laok Village East Madura
title_full_unstemmed The spatial pattern of teritory on the landscape-dwelling community Juruan Laok Village East Madura
title_sort spatial pattern of teritory on the landscape-dwelling community juruan laok village east madura
publisher Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Widya Mandira
series ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur
issn 2541-0598
2541-1217
publishDate 2017-12-01
description Masyarakat etnis Madura dikenal sebagai masyarakat peladang jagung yang individual, mandiri dan berpola subsistensi, diidentifikasi memiliki tiga teritori utama yaitu: teritori hunian, teritori ruang terbuka dan teritori lanskap pertanian. Jarak antar cluster hunian berjauhan menyebabkan disebut sebagai masyarakat individual sekaligus mandiri. Ketergantungan hidup terhadap hasil panen menyebabkan jarak hunian dengan lanskap pertaniannya sangat dekat sehingga disebut masyarakat subsistensi. Moral ekonomi berorientasi pada tanah (land ethics), karena kegigihan mempertahankan spasial teritorinya. Sehingga pertanyaan mendasar penelitian adalah  bagaimana pola spasial ketiga teritori pada desa Juruan Laok Madura? Strategi yang digunakan adalah etnografi, dengan rancangan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data utama berupa wawancara mendalam, tak-tik pertanyaan terbuka, dengan teknik sampling kasus tipikal pada empat hunian berdasarkan lima kriteria yaitu: civitas, aktivitas, pola hunian, pola lanskap pertanian dan eksistensi artefak berupa obyek penyimpanan panen. Validasi internal berupa observasi, pengukuran dan dokumentasi arsitektural, disebabkan sifat subsistensi etnis madura, sehingga kepala desa bukan nara sumber validasi internal, melainkan partisipan selaku pemilik hunian. Analisis dilakukan dengan mengkomparasi dengan konsep arsitektural-antropologis, konsep human space, juga dengan studi tema terkait. Hasil yang diperoleh adalah perwujudan  konsep pola spasial yang disebut habitat. Konsep pola spasial yang disebut habitat ini terdiri dari : place, environment dan landscape. Susunan ketiganya membentuk satu gelembung hirarki yaitu place berada di dalam  environment, sedangkan place dan environment berada di dalam landscape. Merujuk konsep dari arsitektural-antropologis, hirarki ketiga unsur ini disebut sebagai: habitat.
topic teritori utama
eksistensi artefak arsitektural-antropologis
habitat
url https://journal.unwira.ac.id/index.php/ARTEKS/article/view/41
work_keys_str_mv AT redisigitfebrianto thespatialpatternofteritoryonthelandscapedwellingcommunityjuruanlaokvillageeastmadura
AT lisadwiwulandari thespatialpatternofteritoryonthelandscapedwellingcommunityjuruanlaokvillageeastmadura
AT herrysantosa thespatialpatternofteritoryonthelandscapedwellingcommunityjuruanlaokvillageeastmadura
AT redisigitfebrianto spatialpatternofteritoryonthelandscapedwellingcommunityjuruanlaokvillageeastmadura
AT lisadwiwulandari spatialpatternofteritoryonthelandscapedwellingcommunityjuruanlaokvillageeastmadura
AT herrysantosa spatialpatternofteritoryonthelandscapedwellingcommunityjuruanlaokvillageeastmadura
_version_ 1721433935558213632