HAMZAH FANSURI: PELOPOR TASAWUF WUJUDIYAH DAN PENGARUHNYA HINGGA KINI DI NUSANTARA

<p>Artikel ini ingin melacak aspek historisitas dan kontinuitas tasawuf yang tumbuh dan berkembang di Nusantara. Hamzah Fansuri adalah sufi pertama yang mengajarkan tasawuf berpaham <em>wujudiyah </em>(panteisme) di Nusantara. Tasawuf paham <em>wujudiyah </em>diperoleh...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Syamsun Ni’am
Format: Article
Language:English
Published: State Institute of Islamic Studies (IAIN) Tulungagung 2017-08-01
Series:Episteme: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman
Online Access:http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/epis/article/view/650
id doaj-f8499ad5e2724b3db8665d968cfa5f1c
record_format Article
spelling doaj-f8499ad5e2724b3db8665d968cfa5f1c2020-11-25T01:05:49ZengState Institute of Islamic Studies (IAIN) TulungagungEpisteme: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman1907-74912502-37052017-08-0112126128610.21274/epis.2017.12.1.261-286506HAMZAH FANSURI: PELOPOR TASAWUF WUJUDIYAH DAN PENGARUHNYA HINGGA KINI DI NUSANTARASyamsun Ni’am0Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung<p>Artikel ini ingin melacak aspek historisitas dan kontinuitas tasawuf yang tumbuh dan berkembang di Nusantara. Hamzah Fansuri adalah sufi pertama yang mengajarkan tasawuf berpaham <em>wujudiyah </em>(panteisme) di Nusantara. Tasawuf paham <em>wujudiyah </em>diperoleh Hamzah Fansuri dari Ibnu ‘Arabi, Abu Yazid al-Bisthami, al-Hallaj, al-Rumi, al-Attar, al-Jami, dan lain-lain. Karya Hamzah Fansuri yang dianggap monumental yang hingga kini memiliki pengaruh besar di Nusantara adalah <em>Asrar al-‘Arifin, al-Muntahi</em>, dan <em>Syarab al-‘Asyiqin</em>. Tidak sedikit kajian yang muncul tentang tasawuf Hamzah Fansuri ini baik dari pengkaji Barat maupun Timur. Pengaruhnya pun tidak hanya di wilayah Jawa, namun juga hingga ke Negeri Perak, Perlis, Kelantan, Terengganu, dan lain-lain. Adapun struktur artikel ini terdiri dari pendahuluan, biografi singkat Hamzah Fansuri berikut karya-karyanya, ajaran tasawuf <em>wujudiyah</em>-nya, pengaruhnya di Nusantara dan dunia, dan Kontribusi Hamzah Fansuri terhadap perkembangan studi Islam di Nusantara. Akhirnya ditemukan bahwa tasawuf <em>wujudiyah </em>Hamzah Fansuri telah memberikan pengaruh luas, tidak hanya dalam lanskap kajian tasawuf, namun juga pada kajian Islam pada umumnya. Pengaruh kuat dalam kajian tasawuf setelahnya adalah munculnya dua kelompok yang berbeda. Satu kelompok mengapresiasi dan mengembangkan ajarannya hingga kini, dan kelompok lainnya justru menentang dan menganggapnya sebagai ajaran tasawuf sesat (heterodoks).</p><p><em>This article is trying to trace the aspect of tasawuf historicity and continuity that has grown and developed in Nusantara. Hamzah Fansuri is the first Sufi who teaches tasawuf referred to wujudiyah (panteism) in Nusantara. Tasawuf wujudiyah was gained by Hamzah Fansuri from Ibn ‘Arabi, Abu Yazid al-Bisthami, al-Hallaj, al-Rumi, al-Attar, al-Jami, and others. The monumental Hamzah Fansuri works that have a big influence in Nusantara are Asrar al-’Arifin, al-Muntahi, and Syarah al-’Asyiqin. There are some studies that discuss about his tasawuf, either from Western or Eastern scholars. His influence is not only in Java, but also in Perak, Perlis, Kelantan, Terengganu, and others. The structure of this article consists of an introduction, a brief biography of Hamzah Fansuri and his works, the teachings of his tasawuf wujudiyah, the contribution of Hamzah Fansuri for Islamic studies development in Nusantara, and his influence in Nusantara and the world. It is found that his tasawuf wujudiyah has given wide spread influence, not only in the tasawuf field, but also on Islamic studies in general. The strong influence in the study of tasawuf there after is the emergence of two distinct groups. One group appreciates and develops his teachings up to now, and the other opposes and regards his tasawuf as the doctrine of heretical heresy.</em></p>http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/epis/article/view/650
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Syamsun Ni’am
spellingShingle Syamsun Ni’am
HAMZAH FANSURI: PELOPOR TASAWUF WUJUDIYAH DAN PENGARUHNYA HINGGA KINI DI NUSANTARA
Episteme: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman
author_facet Syamsun Ni’am
author_sort Syamsun Ni’am
title HAMZAH FANSURI: PELOPOR TASAWUF WUJUDIYAH DAN PENGARUHNYA HINGGA KINI DI NUSANTARA
title_short HAMZAH FANSURI: PELOPOR TASAWUF WUJUDIYAH DAN PENGARUHNYA HINGGA KINI DI NUSANTARA
title_full HAMZAH FANSURI: PELOPOR TASAWUF WUJUDIYAH DAN PENGARUHNYA HINGGA KINI DI NUSANTARA
title_fullStr HAMZAH FANSURI: PELOPOR TASAWUF WUJUDIYAH DAN PENGARUHNYA HINGGA KINI DI NUSANTARA
title_full_unstemmed HAMZAH FANSURI: PELOPOR TASAWUF WUJUDIYAH DAN PENGARUHNYA HINGGA KINI DI NUSANTARA
title_sort hamzah fansuri: pelopor tasawuf wujudiyah dan pengaruhnya hingga kini di nusantara
publisher State Institute of Islamic Studies (IAIN) Tulungagung
series Episteme: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman
issn 1907-7491
2502-3705
publishDate 2017-08-01
description <p>Artikel ini ingin melacak aspek historisitas dan kontinuitas tasawuf yang tumbuh dan berkembang di Nusantara. Hamzah Fansuri adalah sufi pertama yang mengajarkan tasawuf berpaham <em>wujudiyah </em>(panteisme) di Nusantara. Tasawuf paham <em>wujudiyah </em>diperoleh Hamzah Fansuri dari Ibnu ‘Arabi, Abu Yazid al-Bisthami, al-Hallaj, al-Rumi, al-Attar, al-Jami, dan lain-lain. Karya Hamzah Fansuri yang dianggap monumental yang hingga kini memiliki pengaruh besar di Nusantara adalah <em>Asrar al-‘Arifin, al-Muntahi</em>, dan <em>Syarab al-‘Asyiqin</em>. Tidak sedikit kajian yang muncul tentang tasawuf Hamzah Fansuri ini baik dari pengkaji Barat maupun Timur. Pengaruhnya pun tidak hanya di wilayah Jawa, namun juga hingga ke Negeri Perak, Perlis, Kelantan, Terengganu, dan lain-lain. Adapun struktur artikel ini terdiri dari pendahuluan, biografi singkat Hamzah Fansuri berikut karya-karyanya, ajaran tasawuf <em>wujudiyah</em>-nya, pengaruhnya di Nusantara dan dunia, dan Kontribusi Hamzah Fansuri terhadap perkembangan studi Islam di Nusantara. Akhirnya ditemukan bahwa tasawuf <em>wujudiyah </em>Hamzah Fansuri telah memberikan pengaruh luas, tidak hanya dalam lanskap kajian tasawuf, namun juga pada kajian Islam pada umumnya. Pengaruh kuat dalam kajian tasawuf setelahnya adalah munculnya dua kelompok yang berbeda. Satu kelompok mengapresiasi dan mengembangkan ajarannya hingga kini, dan kelompok lainnya justru menentang dan menganggapnya sebagai ajaran tasawuf sesat (heterodoks).</p><p><em>This article is trying to trace the aspect of tasawuf historicity and continuity that has grown and developed in Nusantara. Hamzah Fansuri is the first Sufi who teaches tasawuf referred to wujudiyah (panteism) in Nusantara. Tasawuf wujudiyah was gained by Hamzah Fansuri from Ibn ‘Arabi, Abu Yazid al-Bisthami, al-Hallaj, al-Rumi, al-Attar, al-Jami, and others. The monumental Hamzah Fansuri works that have a big influence in Nusantara are Asrar al-’Arifin, al-Muntahi, and Syarah al-’Asyiqin. There are some studies that discuss about his tasawuf, either from Western or Eastern scholars. His influence is not only in Java, but also in Perak, Perlis, Kelantan, Terengganu, and others. The structure of this article consists of an introduction, a brief biography of Hamzah Fansuri and his works, the teachings of his tasawuf wujudiyah, the contribution of Hamzah Fansuri for Islamic studies development in Nusantara, and his influence in Nusantara and the world. It is found that his tasawuf wujudiyah has given wide spread influence, not only in the tasawuf field, but also on Islamic studies in general. The strong influence in the study of tasawuf there after is the emergence of two distinct groups. One group appreciates and develops his teachings up to now, and the other opposes and regards his tasawuf as the doctrine of heretical heresy.</em></p>
url http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/epis/article/view/650
work_keys_str_mv AT syamsunniam hamzahfansuripeloportasawufwujudiyahdanpengaruhnyahinggakinidinusantara
_version_ 1725192898167701504