LARVA Aedes aegypti SUDAH TOLERAN TERHADAP TEMEPOS DI KOTA BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN

<p>ABSTRAK.<br /> <br />Dengue Hemorrhagic Fever has been being problem in public health. The vector control program is a way to break transmission. Temephos (Abate) has been used as larvicides in the DHF control program since 1976. The long term use of this insecticide can cause r...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: M. Rasyid Ridha, Khairatun Nisa
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2013-12-01
Series:Vektora
Online Access:http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/vk/article/view/3326
id doaj-f5faad6c45cd41d58fe92b678ee4291a
record_format Article
spelling doaj-f5faad6c45cd41d58fe92b678ee4291a2020-11-24T21:46:33ZindBadan Penelitian dan Pengembangan KesehatanVektora2085-868X2354-87892013-12-0132 Okt921093312LARVA Aedes aegypti SUDAH TOLERAN TERHADAP TEMEPOS DI KOTA BANJARBARU, KALIMANTAN SELATANM. Rasyid Ridha0Khairatun Nisa1Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Balitbangkes Kemenkes RIFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga<p>ABSTRAK.<br /> <br />Dengue Hemorrhagic Fever has been being problem in public health. The vector control program is a way to break transmission. Temephos (Abate) has been used as larvicides in the DHF control program since 1976. The long term use of this insecticide can cause resistance. The research aimed to know susceptibility of Ae. Aegypti in a in vitro manner to Temephos<br />(Abate) organophosphate insecticide in DHF endemic area, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. This was a pure experiment study (true experiment study) with post test only control group<br />design. Eggs and larvaes were colected from study area then rearing in laboratorium until become mosquitos. F1 generation was applied as component of susceptibility test to Temephos (Abate). This research tested the larvae bioassay based on WHO standard procedures (Suceptability Test). Result showed that, mortality rate of larvae Ae.  aegypti at WHO diagnostic dosages (0.02 mg/L) in a in vitro manner was 95 %. It means that larva Ae.  aegypti in Kota Banjarbaru was tolerance to Temephos (Abate) in a in vitro manner. According to the result the usage of Temephos (Abate) is still relevans as effective larvasidae in Kota Banjarbaru DHF control program by increasing concentration usage, especially at containers of water which difficult cleaned periodically. And the most important control program is by doing “3M” program constantly. Its also implicated the need of routine evaluation in Temephos (Abate) effectiveness later<br /> <br />Key words :  Ae.  aegypti larvae, Temephos (Abate), susceptibility</p><p> </p><p>ABSTRAK. <br /><br />Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penggunaan Temephos sudah dipakai sejak tahun 1976 dan ditetapkan sebagai bagian dari program pengendalian larva Ae. aegypti di Indonesia. Penggunaan jangka panjang insektisida ini dapat menyebabkan<br />resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerentanan Ae. Aegypti dengan cara in vitro terhadap<br />insektisida organofosfat Temephos (Abate) di daerah endemik DBD, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen murni (true experiment). Dilaksanakan dengan metode uji kerentanan menurut standar WHO (Suceptability Test). Desain penelitian adalah post test only control group design dengan pendekatan Rancangan Acak Lengkap (RAL - Completely Randomized Design). Telur dan larvaes yang didapatkan dari lapangan di kolonisasidi laboratorium sampai menjadi nyamuk. Generasi F1 diterapkan sebagai bagian dari tes kerentanan terhadap Temephos (Abate). Hasil menunjukkan bahwa, angka kematian dari larva Ae. aegypti dengan dosis diagnostik (0,02 mg /L) WHO secara in vitro adalah 95%. Ini berarti bahwa larva Ae. aegypti di Kota Banjarbaru adalah toleran terhadap Temephos (Abate) secara in vitro. Penggunaan Temephos (Abate) masih relevan sebagai larvasida dalam program pengendalian DBD di Kota Banjarbaru dengan meningkatkan penggunaan konsentrasi, terutama pada air yang sulit dibersihkan secara berkala. Program. Program<br />“3M” masih merupakan program yang paling efektif dalam penanggulangan DBD. <br /><br />Kata Kunci : larva aedes aegypti. temepos, kerentanan</p>http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/vk/article/view/3326
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author M. Rasyid Ridha
Khairatun Nisa
spellingShingle M. Rasyid Ridha
Khairatun Nisa
LARVA Aedes aegypti SUDAH TOLERAN TERHADAP TEMEPOS DI KOTA BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN
Vektora
author_facet M. Rasyid Ridha
Khairatun Nisa
author_sort M. Rasyid Ridha
title LARVA Aedes aegypti SUDAH TOLERAN TERHADAP TEMEPOS DI KOTA BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN
title_short LARVA Aedes aegypti SUDAH TOLERAN TERHADAP TEMEPOS DI KOTA BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN
title_full LARVA Aedes aegypti SUDAH TOLERAN TERHADAP TEMEPOS DI KOTA BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN
title_fullStr LARVA Aedes aegypti SUDAH TOLERAN TERHADAP TEMEPOS DI KOTA BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN
title_full_unstemmed LARVA Aedes aegypti SUDAH TOLERAN TERHADAP TEMEPOS DI KOTA BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN
title_sort larva aedes aegypti sudah toleran terhadap temepos di kota banjarbaru, kalimantan selatan
publisher Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
series Vektora
issn 2085-868X
2354-8789
publishDate 2013-12-01
description <p>ABSTRAK.<br /> <br />Dengue Hemorrhagic Fever has been being problem in public health. The vector control program is a way to break transmission. Temephos (Abate) has been used as larvicides in the DHF control program since 1976. The long term use of this insecticide can cause resistance. The research aimed to know susceptibility of Ae. Aegypti in a in vitro manner to Temephos<br />(Abate) organophosphate insecticide in DHF endemic area, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. This was a pure experiment study (true experiment study) with post test only control group<br />design. Eggs and larvaes were colected from study area then rearing in laboratorium until become mosquitos. F1 generation was applied as component of susceptibility test to Temephos (Abate). This research tested the larvae bioassay based on WHO standard procedures (Suceptability Test). Result showed that, mortality rate of larvae Ae.  aegypti at WHO diagnostic dosages (0.02 mg/L) in a in vitro manner was 95 %. It means that larva Ae.  aegypti in Kota Banjarbaru was tolerance to Temephos (Abate) in a in vitro manner. According to the result the usage of Temephos (Abate) is still relevans as effective larvasidae in Kota Banjarbaru DHF control program by increasing concentration usage, especially at containers of water which difficult cleaned periodically. And the most important control program is by doing “3M” program constantly. Its also implicated the need of routine evaluation in Temephos (Abate) effectiveness later<br /> <br />Key words :  Ae.  aegypti larvae, Temephos (Abate), susceptibility</p><p> </p><p>ABSTRAK. <br /><br />Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penggunaan Temephos sudah dipakai sejak tahun 1976 dan ditetapkan sebagai bagian dari program pengendalian larva Ae. aegypti di Indonesia. Penggunaan jangka panjang insektisida ini dapat menyebabkan<br />resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerentanan Ae. Aegypti dengan cara in vitro terhadap<br />insektisida organofosfat Temephos (Abate) di daerah endemik DBD, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen murni (true experiment). Dilaksanakan dengan metode uji kerentanan menurut standar WHO (Suceptability Test). Desain penelitian adalah post test only control group design dengan pendekatan Rancangan Acak Lengkap (RAL - Completely Randomized Design). Telur dan larvaes yang didapatkan dari lapangan di kolonisasidi laboratorium sampai menjadi nyamuk. Generasi F1 diterapkan sebagai bagian dari tes kerentanan terhadap Temephos (Abate). Hasil menunjukkan bahwa, angka kematian dari larva Ae. aegypti dengan dosis diagnostik (0,02 mg /L) WHO secara in vitro adalah 95%. Ini berarti bahwa larva Ae. aegypti di Kota Banjarbaru adalah toleran terhadap Temephos (Abate) secara in vitro. Penggunaan Temephos (Abate) masih relevan sebagai larvasida dalam program pengendalian DBD di Kota Banjarbaru dengan meningkatkan penggunaan konsentrasi, terutama pada air yang sulit dibersihkan secara berkala. Program. Program<br />“3M” masih merupakan program yang paling efektif dalam penanggulangan DBD. <br /><br />Kata Kunci : larva aedes aegypti. temepos, kerentanan</p>
url http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/vk/article/view/3326
work_keys_str_mv AT mrasyidridha larvaaedesaegyptisudahtoleranterhadaptemeposdikotabanjarbarukalimantanselatan
AT khairatunnisa larvaaedesaegyptisudahtoleranterhadaptemeposdikotabanjarbarukalimantanselatan
_version_ 1725901350594674688