URBAN CRISIS: Produk Kegagalan Urbanisasi di Indonesia

According to Lewis Mumford, "no one is satisfied with the current form of the city". This paper explains how crises occur in cities. The purpose of this study is to look at the crisis that is happening in urban areas using the method of study of literature. The theory used is the risk soci...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Agus Saputro
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2020-10-01
Series:Jurnal Sosiologi Reflektif
Subjects:
Online Access:http://ejournal.uin-suka.ac.id/isoshum/sosiologireflektif/article/view/2000
id doaj-f59ef5e77cb94f92ab997082b798d369
record_format Article
spelling doaj-f59ef5e77cb94f92ab997082b798d3692021-04-06T15:33:46ZengUniversitas Islam Negeri Sunan KalijagaJurnal Sosiologi Reflektif1978-03622528-41772020-10-0115117319410.14421/jsr.v15i1.20001539URBAN CRISIS: Produk Kegagalan Urbanisasi di IndonesiaAgus Saputro0UIN Sunan Kalijaga YogyakartaAccording to Lewis Mumford, "no one is satisfied with the current form of the city". This paper explains how crises occur in cities. The purpose of this study is to look at the crisis that is happening in urban areas using the method of study of literature. The theory used is the risk society of Ulrich Beck. The crisis that occurred in the city is not merely focus on economic problems, such as poverty, unemployment, homeless people and street children. Urban crises also include security, environmental, energy and social aspects. As for the factors causing the crisis, this paper sees it from an internal and external perspective. Internally, the urban crisis is caused by the developing of the city itself. A city that acts as a market has attracted producers and consumers to come. Producers approach the suburbs to reduce production costs because they are close to markets and human resources. Meanwhile, consumers come to the city because of the larger selection of goods and they also can get the best prices. Developing cities cause industrial estates to no longer be on the outskirts of cities, but many in the city center. Obviously, this causes problems and crises in the middle of a dense urban population. The crisis was also caused by external factors, namely relations with the village. The failure of development in the village caused by the choice of fragmented agricultural land due to the distribution of inheritance and agrarian violations so that land is owned by peasants. These conditions require villagers to urbanize. A city that has developed physically and has a population implicating in slum areas, squatters, green open space crises and low social sensitivity.   Menurut Lewis Mumford, “tidak ada satu pun orang  yang puas dengan wujud kota saat ini”. Penulis setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga tulisan ini berusaha menjelaskan bagaimana krisis terjadi di perkotaan. Daya tarik kota begitu menghipnotis masyarakat, hal tersebut tidak terlepas dari keberhasilan pembangunan kota. Akan tetapi, di sisi lain kota mengalami yang disebut krisis. Tujuan dari penelitian ini adalah ini melihat krisis yang terjadi di perkotaan dengan menggunakan metode studi literatur-literatur. Adapun teori yang dipakai adalah masyarakat resiko dari Ulrich Beck. Krisis yang terjadi diperkotaan tidak hanya berbicara terkait masalah ekonomi, misal; kemiskinan, pengangguran, gelandangan dan anak jalanan. Krisis perkotaan juga meliputi krisis  keamanan, lingkungan, energi dan sosial. Adapun faktor penyebab terjadinya krisis, dalam tulisan ini melihatnya pada sudut pandang internal dan eksternal. Pada faktor internal, krisis perkotaan disebabkan oleh kota itu sendiri yang berkembang. Kota yang berperan sebagai market, telah menarik produsen dan konsumen untuk datang. Produsen mendekat ke pinggiran kota untuk memperkecil biaya produksi karena dekat dengan pasar dan SDM. Sedangkan konsumen, datang ke kota karena banyak pilihan barang dan mendapatkan harga terbaik. Kota yang berkembang menyebabkan kawasan industri tidak lagi berada di pinggiran kota, akan tetapi banyak di pusat kota. Tentu ini menyebabkan masalah dan krisis di tengah penduduk kota yang padat. Krisis juga disebabkan oleh faktor eksternal, yakni relasi dengan desa. Kegagalan pembangunan di desa, kepemilihan lahan pertanian yang terfragmentasi akibat pembagian warisan dan pelanggaran-pelanggaran agrarian sehingga tanah dimiliki oleh petani berdasi. Kondisi tersebut menuntut penduduk desa untuk urbanisasi. Kota yang berkembang secara fisik dan jumlah penduduk berimplikasi slum area, penghuni-penghuni liar, krisis ruang terbuka hijau dan rendahnya kepekaan sosial.http://ejournal.uin-suka.ac.id/isoshum/sosiologireflektif/article/view/2000crisis, urban, rural, urbanization
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Agus Saputro
spellingShingle Agus Saputro
URBAN CRISIS: Produk Kegagalan Urbanisasi di Indonesia
Jurnal Sosiologi Reflektif
crisis, urban, rural, urbanization
author_facet Agus Saputro
author_sort Agus Saputro
title URBAN CRISIS: Produk Kegagalan Urbanisasi di Indonesia
title_short URBAN CRISIS: Produk Kegagalan Urbanisasi di Indonesia
title_full URBAN CRISIS: Produk Kegagalan Urbanisasi di Indonesia
title_fullStr URBAN CRISIS: Produk Kegagalan Urbanisasi di Indonesia
title_full_unstemmed URBAN CRISIS: Produk Kegagalan Urbanisasi di Indonesia
title_sort urban crisis: produk kegagalan urbanisasi di indonesia
publisher Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
series Jurnal Sosiologi Reflektif
issn 1978-0362
2528-4177
publishDate 2020-10-01
description According to Lewis Mumford, "no one is satisfied with the current form of the city". This paper explains how crises occur in cities. The purpose of this study is to look at the crisis that is happening in urban areas using the method of study of literature. The theory used is the risk society of Ulrich Beck. The crisis that occurred in the city is not merely focus on economic problems, such as poverty, unemployment, homeless people and street children. Urban crises also include security, environmental, energy and social aspects. As for the factors causing the crisis, this paper sees it from an internal and external perspective. Internally, the urban crisis is caused by the developing of the city itself. A city that acts as a market has attracted producers and consumers to come. Producers approach the suburbs to reduce production costs because they are close to markets and human resources. Meanwhile, consumers come to the city because of the larger selection of goods and they also can get the best prices. Developing cities cause industrial estates to no longer be on the outskirts of cities, but many in the city center. Obviously, this causes problems and crises in the middle of a dense urban population. The crisis was also caused by external factors, namely relations with the village. The failure of development in the village caused by the choice of fragmented agricultural land due to the distribution of inheritance and agrarian violations so that land is owned by peasants. These conditions require villagers to urbanize. A city that has developed physically and has a population implicating in slum areas, squatters, green open space crises and low social sensitivity.   Menurut Lewis Mumford, “tidak ada satu pun orang  yang puas dengan wujud kota saat ini”. Penulis setuju dengan pernyataan tersebut, sehingga tulisan ini berusaha menjelaskan bagaimana krisis terjadi di perkotaan. Daya tarik kota begitu menghipnotis masyarakat, hal tersebut tidak terlepas dari keberhasilan pembangunan kota. Akan tetapi, di sisi lain kota mengalami yang disebut krisis. Tujuan dari penelitian ini adalah ini melihat krisis yang terjadi di perkotaan dengan menggunakan metode studi literatur-literatur. Adapun teori yang dipakai adalah masyarakat resiko dari Ulrich Beck. Krisis yang terjadi diperkotaan tidak hanya berbicara terkait masalah ekonomi, misal; kemiskinan, pengangguran, gelandangan dan anak jalanan. Krisis perkotaan juga meliputi krisis  keamanan, lingkungan, energi dan sosial. Adapun faktor penyebab terjadinya krisis, dalam tulisan ini melihatnya pada sudut pandang internal dan eksternal. Pada faktor internal, krisis perkotaan disebabkan oleh kota itu sendiri yang berkembang. Kota yang berperan sebagai market, telah menarik produsen dan konsumen untuk datang. Produsen mendekat ke pinggiran kota untuk memperkecil biaya produksi karena dekat dengan pasar dan SDM. Sedangkan konsumen, datang ke kota karena banyak pilihan barang dan mendapatkan harga terbaik. Kota yang berkembang menyebabkan kawasan industri tidak lagi berada di pinggiran kota, akan tetapi banyak di pusat kota. Tentu ini menyebabkan masalah dan krisis di tengah penduduk kota yang padat. Krisis juga disebabkan oleh faktor eksternal, yakni relasi dengan desa. Kegagalan pembangunan di desa, kepemilihan lahan pertanian yang terfragmentasi akibat pembagian warisan dan pelanggaran-pelanggaran agrarian sehingga tanah dimiliki oleh petani berdasi. Kondisi tersebut menuntut penduduk desa untuk urbanisasi. Kota yang berkembang secara fisik dan jumlah penduduk berimplikasi slum area, penghuni-penghuni liar, krisis ruang terbuka hijau dan rendahnya kepekaan sosial.
topic crisis, urban, rural, urbanization
url http://ejournal.uin-suka.ac.id/isoshum/sosiologireflektif/article/view/2000
work_keys_str_mv AT agussaputro urbancrisisprodukkegagalanurbanisasidiindonesia
_version_ 1721537729130397696