PERWUJUDAN KELURAHAN RAMAH LINGKUNGAN (STUDI KASUS: KELURAHAN KRAPYAK, KOTA SEMARANG)

Kota Semarang memperoleh penghargaan sebagai Kota Hijau pada tahun 2012 oleh karena itu BLH Kota Semarang mengembangkan Kelurahan Ramah Lingkungan di Kota Semarang sebagai bentuk perwujudan mengatasi permasalahan lingkungan dan mendukung adanya Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH). Kelurahan Krapy...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Anggieta Dwi Septiani, Nany Yuliastuti
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Diponegoro 2017-06-01
Series:Jurnal Pengembangan Kota
Subjects:
Online Access:http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpk/article/view/91
id doaj-f37d370b3a594a20bc062a093c6aafda
record_format Article
spelling doaj-f37d370b3a594a20bc062a093c6aafda2020-11-24T22:53:44ZengUniversitas DiponegoroJurnal Pengembangan Kota2337-70622503-03612017-06-013212012710.14710/jpk.3.2.120-12735PERWUJUDAN KELURAHAN RAMAH LINGKUNGAN (STUDI KASUS: KELURAHAN KRAPYAK, KOTA SEMARANG)Anggieta Dwi Septiani0Nany Yuliastuti1Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas DiponegoroJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas DiponegoroKota Semarang memperoleh penghargaan sebagai Kota Hijau pada tahun 2012 oleh karena itu BLH Kota Semarang mengembangkan Kelurahan Ramah Lingkungan di Kota Semarang sebagai bentuk perwujudan mengatasi permasalahan lingkungan dan mendukung adanya Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH). Kelurahan Krapyak yang dijadikan sebagai wilayah studi dalam penelitian ini karena memiliki karakteristik perkotaan dengan berbagai macam permasalahan perkotaan namun masyarakatnya dapat mewujudkan Kelurahan Ramah Lingkungan. Oleh karena itu perlu diteliti sebenarnya “Bagaimana perwujudan Kelurahan Ramah Lingkungan yang dilakukan masyarakat Kelurahan Krapyak?”. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dengan analisis faktor yang memiliki jumlah responden sebanyak 84 Kepala Keluarga. Penelitian betujuan agar perwujudan Kelurahan Ramah Lingkungan dapat dijadikan dasar oleh kelurahan di Kota Semarang yang belum menerapkan Ramah Lingkungan. Hasil dari penelitian ini adalah masyarakat yang 86% memanfaatkan pekarangan rumah sebagai RTH dengan jenis tanaman. Jaringan air bersih cukup baik, namun upaya berkelanjutan pengelolaan air bersih masih kurang, hanya RW 6 yang memiliki lubang biopori dan rain water harvesting. Pengelolaan sampah termasuk cukup (64%), sudah mulai ada penerapan 3R. Sebesar 94% masyarakat menggunakan septictank individu sehingga tidak efisien. Adanya Kelompok Wanita Tani (KWT) yang terbentuk karena adanya kesadaran masyarakat yang peduli akan lingkungan dengan 72% masyarakat menganggap peran KWT baik. Hasil dari analisis faktor dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi perwujudan Kelurahan Ramah Lingkungan yaitu perwujudan penyediaan RTH, perwujudan pengelolaan sampah dan perwujudan peran serta masyarakat. Perwujudan yang paling mempengaruhi mewujudkan Kelurahan Ramah Lingkungan yaitu perwujudan penyediaan RTH (0,775) yang membuat lingkungan permukiman menjadi hijau, asri dan indah serta secara tidak langsung memberikan kontribusi kepada ketersediaan RTH di Kota Semarang. Kelurahan Krapyak berhasil mewujudkan Kelurahan Ramah Lingkungan dengan kategori baik, yaitu sudah berhasil menerapkan 5 (penyediaan RTH, pengelolaan sampah, pengelolaan sanitasi, pengelolaan air bersih dan peran serta masyarakat) dari 8 atribut Kota Hijau dan mendukung P2KH.http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpk/article/view/91Ramah Lingkungan, Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH), Kelurahan Krapyak
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Anggieta Dwi Septiani
Nany Yuliastuti
spellingShingle Anggieta Dwi Septiani
Nany Yuliastuti
PERWUJUDAN KELURAHAN RAMAH LINGKUNGAN (STUDI KASUS: KELURAHAN KRAPYAK, KOTA SEMARANG)
Jurnal Pengembangan Kota
Ramah Lingkungan, Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH), Kelurahan Krapyak
author_facet Anggieta Dwi Septiani
Nany Yuliastuti
author_sort Anggieta Dwi Septiani
title PERWUJUDAN KELURAHAN RAMAH LINGKUNGAN (STUDI KASUS: KELURAHAN KRAPYAK, KOTA SEMARANG)
title_short PERWUJUDAN KELURAHAN RAMAH LINGKUNGAN (STUDI KASUS: KELURAHAN KRAPYAK, KOTA SEMARANG)
title_full PERWUJUDAN KELURAHAN RAMAH LINGKUNGAN (STUDI KASUS: KELURAHAN KRAPYAK, KOTA SEMARANG)
title_fullStr PERWUJUDAN KELURAHAN RAMAH LINGKUNGAN (STUDI KASUS: KELURAHAN KRAPYAK, KOTA SEMARANG)
title_full_unstemmed PERWUJUDAN KELURAHAN RAMAH LINGKUNGAN (STUDI KASUS: KELURAHAN KRAPYAK, KOTA SEMARANG)
title_sort perwujudan kelurahan ramah lingkungan (studi kasus: kelurahan krapyak, kota semarang)
publisher Universitas Diponegoro
series Jurnal Pengembangan Kota
issn 2337-7062
2503-0361
publishDate 2017-06-01
description Kota Semarang memperoleh penghargaan sebagai Kota Hijau pada tahun 2012 oleh karena itu BLH Kota Semarang mengembangkan Kelurahan Ramah Lingkungan di Kota Semarang sebagai bentuk perwujudan mengatasi permasalahan lingkungan dan mendukung adanya Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH). Kelurahan Krapyak yang dijadikan sebagai wilayah studi dalam penelitian ini karena memiliki karakteristik perkotaan dengan berbagai macam permasalahan perkotaan namun masyarakatnya dapat mewujudkan Kelurahan Ramah Lingkungan. Oleh karena itu perlu diteliti sebenarnya “Bagaimana perwujudan Kelurahan Ramah Lingkungan yang dilakukan masyarakat Kelurahan Krapyak?”. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dengan analisis faktor yang memiliki jumlah responden sebanyak 84 Kepala Keluarga. Penelitian betujuan agar perwujudan Kelurahan Ramah Lingkungan dapat dijadikan dasar oleh kelurahan di Kota Semarang yang belum menerapkan Ramah Lingkungan. Hasil dari penelitian ini adalah masyarakat yang 86% memanfaatkan pekarangan rumah sebagai RTH dengan jenis tanaman. Jaringan air bersih cukup baik, namun upaya berkelanjutan pengelolaan air bersih masih kurang, hanya RW 6 yang memiliki lubang biopori dan rain water harvesting. Pengelolaan sampah termasuk cukup (64%), sudah mulai ada penerapan 3R. Sebesar 94% masyarakat menggunakan septictank individu sehingga tidak efisien. Adanya Kelompok Wanita Tani (KWT) yang terbentuk karena adanya kesadaran masyarakat yang peduli akan lingkungan dengan 72% masyarakat menganggap peran KWT baik. Hasil dari analisis faktor dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi perwujudan Kelurahan Ramah Lingkungan yaitu perwujudan penyediaan RTH, perwujudan pengelolaan sampah dan perwujudan peran serta masyarakat. Perwujudan yang paling mempengaruhi mewujudkan Kelurahan Ramah Lingkungan yaitu perwujudan penyediaan RTH (0,775) yang membuat lingkungan permukiman menjadi hijau, asri dan indah serta secara tidak langsung memberikan kontribusi kepada ketersediaan RTH di Kota Semarang. Kelurahan Krapyak berhasil mewujudkan Kelurahan Ramah Lingkungan dengan kategori baik, yaitu sudah berhasil menerapkan 5 (penyediaan RTH, pengelolaan sampah, pengelolaan sanitasi, pengelolaan air bersih dan peran serta masyarakat) dari 8 atribut Kota Hijau dan mendukung P2KH.
topic Ramah Lingkungan, Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH), Kelurahan Krapyak
url http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpk/article/view/91
work_keys_str_mv AT anggietadwiseptiani perwujudankelurahanramahlingkunganstudikasuskelurahankrapyakkotasemarang
AT nanyyuliastuti perwujudankelurahanramahlingkunganstudikasuskelurahankrapyakkotasemarang
_version_ 1725662188459261952