Banking Disintermediation and Its Implication for Monetary Policy: The Case of Indonesia

Paper ini berupaya menganalisa implikasi perilaku bank dalam menentukan portofolio terhadap tingkat efektivitas kebijakan moneter. Dengan kerangka analisa comparative static, paper ini mengetengahkan model industri perbankan yang bersifat monopolis dimana pemilik bank memaksimalkan profit dengan ken...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Halim Alamsyah, Doddy Zulverdi, Iman Gunadi, Rendra Z. Idris, Bambang Pramono
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Bank Indonesia 2005-06-01
Series:Bulletin Ekonomi Moneter dan Perbankan
Online Access:https://www.bmeb-bi.org/index.php/BEMP/article/view/122
id doaj-f354041e38ef430e861f8e8096694596
record_format Article
spelling doaj-f354041e38ef430e861f8e80966945962020-11-24T23:06:44ZindBank IndonesiaBulletin Ekonomi Moneter dan Perbankan1410-80462460-91962005-06-0174499 – 522499 – 52210.21098/bemp.v7i4.122122Banking Disintermediation and Its Implication for Monetary Policy: The Case of IndonesiaHalim AlamsyahDoddy ZulverdiIman GunadiRendra Z. IdrisBambang PramonoPaper ini berupaya menganalisa implikasi perilaku bank dalam menentukan portofolio terhadap tingkat efektivitas kebijakan moneter. Dengan kerangka analisa comparative static, paper ini mengetengahkan model industri perbankan yang bersifat monopolis dimana pemilik bank memaksimalkan profit dengan kendala tertentu baik yang berasal dari kesanggupan modal maupun kendala akibat regulasi. Kalibrasi model pada kondisi optimal, mengindikasikan bahwa penurunan fungsi disintermediasi bank yang didominasi oleh faktor asymmetric information, akan berakibat pada menurunnya efektifitas kebijakan moneter. Kesimpulan ini berimplikasi pada (i) perlunya Biro Kredit dan rating agencies untuk menyempurnakan informasi, (ii) perlunya investasi yang lebih besar oleh perbankan atas kapasitas riset dan sistem monitoring, (iii) perlunya mempertimbangkan skema garansi kredit, (iv) perlunya koordinasi yang lebih baik antara kebijakan mikro dan makro demi kestabilan makro yang akan meningkatkan keyakinan publik dan terakhir, (v) perlunya mempromosikan perkembangan lembaga keuangan non-bank, untuk mengurangi ketergantungan pembiayaan atas lembaga perbankan. JEL: E52, E58, G21 Keyword: Disintermediation, monetary policy, banking sector, interest rate.https://www.bmeb-bi.org/index.php/BEMP/article/view/122
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Halim Alamsyah
Doddy Zulverdi
Iman Gunadi
Rendra Z. Idris
Bambang Pramono
spellingShingle Halim Alamsyah
Doddy Zulverdi
Iman Gunadi
Rendra Z. Idris
Bambang Pramono
Banking Disintermediation and Its Implication for Monetary Policy: The Case of Indonesia
Bulletin Ekonomi Moneter dan Perbankan
author_facet Halim Alamsyah
Doddy Zulverdi
Iman Gunadi
Rendra Z. Idris
Bambang Pramono
author_sort Halim Alamsyah
title Banking Disintermediation and Its Implication for Monetary Policy: The Case of Indonesia
title_short Banking Disintermediation and Its Implication for Monetary Policy: The Case of Indonesia
title_full Banking Disintermediation and Its Implication for Monetary Policy: The Case of Indonesia
title_fullStr Banking Disintermediation and Its Implication for Monetary Policy: The Case of Indonesia
title_full_unstemmed Banking Disintermediation and Its Implication for Monetary Policy: The Case of Indonesia
title_sort banking disintermediation and its implication for monetary policy: the case of indonesia
publisher Bank Indonesia
series Bulletin Ekonomi Moneter dan Perbankan
issn 1410-8046
2460-9196
publishDate 2005-06-01
description Paper ini berupaya menganalisa implikasi perilaku bank dalam menentukan portofolio terhadap tingkat efektivitas kebijakan moneter. Dengan kerangka analisa comparative static, paper ini mengetengahkan model industri perbankan yang bersifat monopolis dimana pemilik bank memaksimalkan profit dengan kendala tertentu baik yang berasal dari kesanggupan modal maupun kendala akibat regulasi. Kalibrasi model pada kondisi optimal, mengindikasikan bahwa penurunan fungsi disintermediasi bank yang didominasi oleh faktor asymmetric information, akan berakibat pada menurunnya efektifitas kebijakan moneter. Kesimpulan ini berimplikasi pada (i) perlunya Biro Kredit dan rating agencies untuk menyempurnakan informasi, (ii) perlunya investasi yang lebih besar oleh perbankan atas kapasitas riset dan sistem monitoring, (iii) perlunya mempertimbangkan skema garansi kredit, (iv) perlunya koordinasi yang lebih baik antara kebijakan mikro dan makro demi kestabilan makro yang akan meningkatkan keyakinan publik dan terakhir, (v) perlunya mempromosikan perkembangan lembaga keuangan non-bank, untuk mengurangi ketergantungan pembiayaan atas lembaga perbankan. JEL: E52, E58, G21 Keyword: Disintermediation, monetary policy, banking sector, interest rate.
url https://www.bmeb-bi.org/index.php/BEMP/article/view/122
work_keys_str_mv AT halimalamsyah bankingdisintermediationanditsimplicationformonetarypolicythecaseofindonesia
AT doddyzulverdi bankingdisintermediationanditsimplicationformonetarypolicythecaseofindonesia
AT imangunadi bankingdisintermediationanditsimplicationformonetarypolicythecaseofindonesia
AT rendrazidris bankingdisintermediationanditsimplicationformonetarypolicythecaseofindonesia
AT bambangpramono bankingdisintermediationanditsimplicationformonetarypolicythecaseofindonesia
_version_ 1725621330209931264