Agama dan Politik dalam Tradisi Perayaan Rebo Wekasan

Perayaan Rebo Wekasan merupakan ritual keagamaan dalam bentuk sholat, mandi, membaca sholawat dan kegiatan keruhanian yang lain. Ritual ini dilakukan pada hari Rabu terakhir bulan Safar. Perayaan Rebo Wekasan bertujuan untuk mensyukuri nikmat Allah serta untuk menolak berbagai musibah. Ritual terseb...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Abdul Chalik
Format: Article
Language:English
Published: LPPM IAIN Purwokerto 2016-05-01
Series:IBDA': Jurnal Kebudayaan Islam
Subjects:
Online Access:http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/ibda/article/view/521
id doaj-f22781ba7d8f40b3894d939feb777822
record_format Article
spelling doaj-f22781ba7d8f40b3894d939feb7778222020-11-24T22:01:08ZengLPPM IAIN PurwokertoIBDA': Jurnal Kebudayaan Islam1693-67362477-55172016-05-01141133010.24090/ibda.v14i1.2016.pp13-30658Agama dan Politik dalam Tradisi Perayaan Rebo WekasanAbdul Chalik0Prodi Politik Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Islam UIN Sunan Ampel SurabayaPerayaan Rebo Wekasan merupakan ritual keagamaan dalam bentuk sholat, mandi, membaca sholawat dan kegiatan keruhanian yang lain. Ritual ini dilakukan pada hari Rabu terakhir bulan Safar. Perayaan Rebo Wekasan bertujuan untuk mensyukuri nikmat Allah serta untuk menolak berbagai musibah. Ritual tersebut dilaksanakan sejak kedatangan Tumenggung Jamaludin Malik untuk menyiarkan agama Islam atas perintah Sunan Giri. Perayaan Rebo Wekasan terbentuk dari proses konstruksi sosial melalui proses eksternalisasi, obyektifikasi dan internalisasi. Sheikh Jamaludin Malik datang ke Suci untuk menyebarkan agama Islam dengan berbagai kesulitan, setelah dapat meretas kesulitan kemudian masyarakat merayakannya dalam bentuk ritual, selanjutnya masyarakat menganggap bahwa ritual tersebut merupakan tradisi yang harus dipertahankan meskipun mereka bertindak di luar kesadarannya. Momen Rebo wekasan yang asalnya ritual keagamaan mulai berbegeser ke momen politik. Kepentingan banyak pihak, terutama pihak desa dan Pemerintah Daerah menjadikan momen Rebo Wekasan sebagai ajang sosialisasi, agitasi dan kegiatan politik yang sama sekali tidak memiliki hubungan dengan ritual keagamaan. Hal tersebut dapat terjadi karena banyaknya pengunjung dan jamaah yang ikut merayakan kegiatan tersebut dari berbagai penjuru Gresik maupun luar Gresik.http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/ibda/article/view/521Rebo Wekasankeberagamaan lokaltradisipolitik
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Abdul Chalik
spellingShingle Abdul Chalik
Agama dan Politik dalam Tradisi Perayaan Rebo Wekasan
IBDA': Jurnal Kebudayaan Islam
Rebo Wekasan
keberagamaan lokal
tradisi
politik
author_facet Abdul Chalik
author_sort Abdul Chalik
title Agama dan Politik dalam Tradisi Perayaan Rebo Wekasan
title_short Agama dan Politik dalam Tradisi Perayaan Rebo Wekasan
title_full Agama dan Politik dalam Tradisi Perayaan Rebo Wekasan
title_fullStr Agama dan Politik dalam Tradisi Perayaan Rebo Wekasan
title_full_unstemmed Agama dan Politik dalam Tradisi Perayaan Rebo Wekasan
title_sort agama dan politik dalam tradisi perayaan rebo wekasan
publisher LPPM IAIN Purwokerto
series IBDA': Jurnal Kebudayaan Islam
issn 1693-6736
2477-5517
publishDate 2016-05-01
description Perayaan Rebo Wekasan merupakan ritual keagamaan dalam bentuk sholat, mandi, membaca sholawat dan kegiatan keruhanian yang lain. Ritual ini dilakukan pada hari Rabu terakhir bulan Safar. Perayaan Rebo Wekasan bertujuan untuk mensyukuri nikmat Allah serta untuk menolak berbagai musibah. Ritual tersebut dilaksanakan sejak kedatangan Tumenggung Jamaludin Malik untuk menyiarkan agama Islam atas perintah Sunan Giri. Perayaan Rebo Wekasan terbentuk dari proses konstruksi sosial melalui proses eksternalisasi, obyektifikasi dan internalisasi. Sheikh Jamaludin Malik datang ke Suci untuk menyebarkan agama Islam dengan berbagai kesulitan, setelah dapat meretas kesulitan kemudian masyarakat merayakannya dalam bentuk ritual, selanjutnya masyarakat menganggap bahwa ritual tersebut merupakan tradisi yang harus dipertahankan meskipun mereka bertindak di luar kesadarannya. Momen Rebo wekasan yang asalnya ritual keagamaan mulai berbegeser ke momen politik. Kepentingan banyak pihak, terutama pihak desa dan Pemerintah Daerah menjadikan momen Rebo Wekasan sebagai ajang sosialisasi, agitasi dan kegiatan politik yang sama sekali tidak memiliki hubungan dengan ritual keagamaan. Hal tersebut dapat terjadi karena banyaknya pengunjung dan jamaah yang ikut merayakan kegiatan tersebut dari berbagai penjuru Gresik maupun luar Gresik.
topic Rebo Wekasan
keberagamaan lokal
tradisi
politik
url http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/ibda/article/view/521
work_keys_str_mv AT abdulchalik agamadanpolitikdalamtradisiperayaanrebowekasan
_version_ 1725841519774007296