Infeksi Helicobacter Pylori di RSAB Harapan Kita
Infeksi Helicobacter pylori (HP) merupakan salah satu penyebab penyakit gastrointestinal pada anak yang gejalanya antara lain sakit perut berulang (SPB), dispepsia, muntah, hematemesis atau anoreksia. Pada sebagian besar pasien tersebut, penyebab terbanyak adalah HP. Oleh karena itu diagnosis HP seb...
Main Authors: | , , , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
2016-12-01
|
Series: | Sari Pediatri |
Subjects: | |
Online Access: | https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/917 |
Summary: | Infeksi Helicobacter pylori (HP) merupakan salah satu penyebab penyakit
gastrointestinal pada anak yang gejalanya antara lain sakit perut berulang (SPB),
dispepsia, muntah, hematemesis atau anoreksia. Pada sebagian besar pasien tersebut,
penyebab terbanyak adalah HP. Oleh karena itu diagnosis HP sebaiknya dibuat sedini
mungkin. Pengobatan HP pada dewasa masih kontroversial tetapi pada anak beberapa
peneliti menganjurkan untuk memberikan pengobatan bila terdapat gejala.
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian HP di RSAB
Harapan Kita, melaporkan gejala yang ditemukan, cara mendiagnosis, dan pengaruh
pengobatan.
Hasil: Dari bulan Juli 2002 sampai dengan Juni 2003, telah dilakukan 42 endoskopi
atas. Usia rata-rata 5 tahun 2 bulan ( 3 bulan – 16 tahun). Helicobacter pylori positif
terdapat pada 23 pasien (54,8%). Gejalanya adalah SPB 15 (65,2%), muntah 6 (26%),
hematemesis 5 (21,7%), dispepsia 5 (21,7%) dan anoreksia 4 (17,4%). Diagnosis
endoskopi pada pasien HP positif adalah gastroduodenitis 12 (52,3%),
esofagogastroduodenitis 5 (21,7%) esofagogastritis 5 (21,7%) dan gastritis 1 pasien
(4,3%).
Dari pemeriksaan patologi anatomi (PA) ditemukan HP pada duodenum 17, antrum
pylori 18, dan korpus gaster 9 pasien. Semua pasien diobati dengan terapi tripel
(klaritromisin, amoksisilin dan omeperazol) selama 7 hari. Gejala menghilang pada
20 pasien (87%). Sisanya masih menderita SPB, yang membaik dengan pemberian
omeperazol selama 2 minggu.
Kesimpulan: Angka kejadian HP pada pasien kami 54,8% dengan gejala yang paling
sering SPB. H.pylori paling banyak ditemukan di antrum pilori dibandingkan
duodenum atau korpus gaster. Dengan pengobatan gejala menghilang pada sebagian
besar pasien. |
---|---|
ISSN: | 0854-7823 2338-5030 |