BIAYA TRANSAKSI DAN NILAI TAMBAH PADA RANTAI PASOK DAGING SAPI DI KOTA BOGOR
The objectives of this study are to map the distribution network of beef supply chain in Bogor city and analyze the transaction cost, value added and marketing efficiency in the marketing channel of beef supply chain in Bogor city. Value stream mapping (VSM) was used to analyze the distribution chan...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Bogor Agricultural University
2017-03-01
|
Series: | Jurnal Manajemen & Agribisnis |
Online Access: | http://journal.ipb.ac.id/index.php/jmagr/article/view/12191 |
id |
doaj-eeb375be3c3749d5bb2d26108c396dab |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-eeb375be3c3749d5bb2d26108c396dab2020-11-25T03:54:02ZengBogor Agricultural UniversityJurnal Manajemen & Agribisnis1693-58532407-25242017-03-0114110.17358/jma.14.1.2211383BIAYA TRANSAKSI DAN NILAI TAMBAH PADA RANTAI PASOK DAGING SAPI DI KOTA BOGORNadya Megawati Rachman0Eko Ruddy Cahyadi1Hartrisari Hardjomidjojo2Program Studi Ilmu Manajemen, Institut Pertanian Bogor Gedung FEM Lantai 2, Jl. Kamper, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Jl. Raya Darmaga, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Gedung Fateta Lantai 2, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680The objectives of this study are to map the distribution network of beef supply chain in Bogor city and analyze the transaction cost, value added and marketing efficiency in the marketing channel of beef supply chain in Bogor city. Value stream mapping (VSM) was used to analyze the distribution channel of beef supply chain. Hayami method was used to analyze transaction cost, value added and marketing efficiency. The result shows that there are 9 alternative distribution channels of beef marketing in Bogor city. The biggest value added gained by PBDS I (22.24%) is from slaughtering activities. Transaction cost in supply chain process is only 3–5 % the total costs. The dominating cost is the cost to buy beef supply (60%), and the most efficient and profitable channel is channel 7 (Feedloter – PBDS I – Consumer) with the marketing efficiency score of 0.80%. Therefore, the butchers in Bogor city are recommended to choose channel 7 for its highest benefit and efficient channel. <br /><br />Keywords: beef, supply chain, transaction cost, value added, hayami method<br /><br /><br /><strong>Abstrak</strong><br /><br />Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan jaringan distribusi rantai pasok daging sapi di Kota Bogor dan menganalisis biaya transaksi, nilai tambah dan tingkat efisiensi pemasaran dari saluran pemasaran daging sapi di Kota Bogor. Value stream mapping (VSM) digunakan untuk memetakan jaringan distribusi daging sapi dan metode hayami digunakan untuk menganalisis biaya transaksi, nilai tambah dan efisiensi pemasaran. Berdasarkan hasil pemetaan jaringan distribusi rantai pasok daging sapi dengan menggunakan VSM terdapat sembilan alternatif saluran distribusi pemasaran daging sapi di Kota Bogor. Nilai tambah terbesar diperoleh dari hasil pemotongan sapi hidup menjadi karkas yang didapatkan oleh PBDS I (22,24%). Biaya transaksi dalam proses pasokan jaringan distribusi hanya berkisar 3–5% dari total biaya yang dikeluarkan. Biaya yang mendominasi adalah biaya dalam membeli pasokan daging sapi yang mencapai 60%. Saluran pemasaran daging sapi yang paling efisien dan menguntungkan adalah saluran 7 (Feedloter – PBDS I – Konsumen) dengan skor efisiensi pemasaran sebesar 0,80%. Oleh karena itu, pedagang daging sapi Kota Bogor disarankan untuk memilih saluran 7 untuk mendapatkan keuntungan yang paling tinggi dan paling efisien. <br /><br />Kata kunci: daging sapi, rantai pasok, biaya transaksi, nilai tambah, metode hayami<br /><br />http://journal.ipb.ac.id/index.php/jmagr/article/view/12191 |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Nadya Megawati Rachman Eko Ruddy Cahyadi Hartrisari Hardjomidjojo |
spellingShingle |
Nadya Megawati Rachman Eko Ruddy Cahyadi Hartrisari Hardjomidjojo BIAYA TRANSAKSI DAN NILAI TAMBAH PADA RANTAI PASOK DAGING SAPI DI KOTA BOGOR Jurnal Manajemen & Agribisnis |
author_facet |
Nadya Megawati Rachman Eko Ruddy Cahyadi Hartrisari Hardjomidjojo |
author_sort |
Nadya Megawati Rachman |
title |
BIAYA TRANSAKSI DAN NILAI TAMBAH PADA RANTAI PASOK DAGING SAPI DI KOTA BOGOR |
title_short |
BIAYA TRANSAKSI DAN NILAI TAMBAH PADA RANTAI PASOK DAGING SAPI DI KOTA BOGOR |
title_full |
BIAYA TRANSAKSI DAN NILAI TAMBAH PADA RANTAI PASOK DAGING SAPI DI KOTA BOGOR |
title_fullStr |
BIAYA TRANSAKSI DAN NILAI TAMBAH PADA RANTAI PASOK DAGING SAPI DI KOTA BOGOR |
title_full_unstemmed |
BIAYA TRANSAKSI DAN NILAI TAMBAH PADA RANTAI PASOK DAGING SAPI DI KOTA BOGOR |
title_sort |
biaya transaksi dan nilai tambah pada rantai pasok daging sapi di kota bogor |
publisher |
Bogor Agricultural University |
series |
Jurnal Manajemen & Agribisnis |
issn |
1693-5853 2407-2524 |
publishDate |
2017-03-01 |
description |
The objectives of this study are to map the distribution network of beef supply chain in Bogor city and analyze the transaction cost, value added and marketing efficiency in the marketing channel of beef supply chain in Bogor city. Value stream mapping (VSM) was used to analyze the distribution channel of beef supply chain. Hayami method was used to analyze transaction cost, value added and marketing efficiency. The result shows that there are 9 alternative distribution channels of beef marketing in Bogor city. The biggest value added gained by PBDS I (22.24%) is from slaughtering activities. Transaction cost in supply chain process is only 3–5 % the total costs. The dominating cost is the cost to buy beef supply (60%), and the most efficient and profitable channel is channel 7 (Feedloter – PBDS I – Consumer) with the marketing efficiency score of 0.80%. Therefore, the butchers in Bogor city are recommended to choose channel 7 for its highest benefit and efficient channel. <br /><br />Keywords: beef, supply chain, transaction cost, value added, hayami method<br /><br /><br /><strong>Abstrak</strong><br /><br />Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan jaringan distribusi rantai pasok daging sapi di Kota Bogor dan menganalisis biaya transaksi, nilai tambah dan tingkat efisiensi pemasaran dari saluran pemasaran daging sapi di Kota Bogor. Value stream mapping (VSM) digunakan untuk memetakan jaringan distribusi daging sapi dan metode hayami digunakan untuk menganalisis biaya transaksi, nilai tambah dan efisiensi pemasaran. Berdasarkan hasil pemetaan jaringan distribusi rantai pasok daging sapi dengan menggunakan VSM terdapat sembilan alternatif saluran distribusi pemasaran daging sapi di Kota Bogor. Nilai tambah terbesar diperoleh dari hasil pemotongan sapi hidup menjadi karkas yang didapatkan oleh PBDS I (22,24%). Biaya transaksi dalam proses pasokan jaringan distribusi hanya berkisar 3–5% dari total biaya yang dikeluarkan. Biaya yang mendominasi adalah biaya dalam membeli pasokan daging sapi yang mencapai 60%. Saluran pemasaran daging sapi yang paling efisien dan menguntungkan adalah saluran 7 (Feedloter – PBDS I – Konsumen) dengan skor efisiensi pemasaran sebesar 0,80%. Oleh karena itu, pedagang daging sapi Kota Bogor disarankan untuk memilih saluran 7 untuk mendapatkan keuntungan yang paling tinggi dan paling efisien. <br /><br />Kata kunci: daging sapi, rantai pasok, biaya transaksi, nilai tambah, metode hayami<br /><br /> |
url |
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jmagr/article/view/12191 |
work_keys_str_mv |
AT nadyamegawatirachman biayatransaksidannilaitambahpadarantaipasokdagingsapidikotabogor AT ekoruddycahyadi biayatransaksidannilaitambahpadarantaipasokdagingsapidikotabogor AT hartrisarihardjomidjojo biayatransaksidannilaitambahpadarantaipasokdagingsapidikotabogor |
_version_ |
1724475192747491328 |