Penggunaan Cyclophosphamide Pulse pada Sindrom Nefrotik Resisten Steroid di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi, Semarang

Latar belakang. Sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS) adalah Sindrom Nefrotik (SN) yang gagal mencapai remisi dengan prednison full dose selama 4 minggu. Berdasarkan Konsensus tatalaksana SN Idiopatik UKK Nefrologi IDAI 2005, pengelolaan SNRS menggunakan cyclophosphamide pulse dosis 500 mg/m2 1 b...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: M Herumuryawan, Gondo Purwadi, Rochmanadji Widajat
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia 2016-11-01
Series:Sari Pediatri
Subjects:
Online Access:https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/712
Description
Summary:Latar belakang. Sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS) adalah Sindrom Nefrotik (SN) yang gagal mencapai remisi dengan prednison full dose selama 4 minggu. Berdasarkan Konsensus tatalaksana SN Idiopatik UKK Nefrologi IDAI 2005, pengelolaan SNRS menggunakan cyclophosphamide pulse dosis 500 mg/m2 1 bulan sekali ditambah methylprednisolone alternate dose (AD) selama 6 bulan. Dilaporkan pengelolaan SNRS di RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan Cyclophosphamide pulse. Tujuan. Melaporkan pengalaman pengelolaan SNRS menggunakan cyclophosphamide pulse dosis 500 mg/m2 1 bulan sekali ditambah methylprednisolone alternate dose, selama 6 bulan Metode. Desain studi retrospektif. Data sekunder diambil dari catatan medik pasien SNRS yang memenuhi kriteria dalam kurun waktu antara tahun 2006 – 2007. Data yang dikumpulkan meliputi umur, jenis kelamin, hasil pengobatan, dan efek samping pengobatan. Analisa statistik secara diskriptif. Hasil. Pada periode ini dijumpai 11 kasus SNRS, yang terdiri dari 5 laki-laki dan 6 perempuan, umur 2 - 13 tahun (rata-rata 7,5 tahun). Dari 11 kasus, 4 kasus dengan proteinuria tetap positif setelah pengobatan 3 bulan. Remisi dicapai pada 7 kasus (63,6%) setelah pengobatan 3 bulan pertama. Pencapaian remisi setelah terapi penuh selama 6 bulan sebanyak 6 kasus ( 54,5% ). Didapatkan efek samping hematuri mikroskopik selama pengobatan pada 1 kasus. Terapi pada seri kasus ini sesuai Konsensus Tata laksana SN Idiopatik UKK Nefrologi IDAI 2005, tetapi berbeda dengan penelitian lain apabila 3 bulan pertama proteinuria persisten, dosis cyclophosphamide pulse dinaikkan 750 mg/m2 1 bulan sekali selama 3 bulan ditambah methylprednisolone dengan dosis sama dengan dosis 3 bulan pertama. Kesimpulan. Pada penelitian ini sebagian besar kasus SNRS yang dikelola dengan cyclophosphamide pulse di tambah methylprednisolone AD selama 6 bulan dapat mencapai remisi
ISSN:0854-7823
2338-5030