REORIENTASI PARADIGMA PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DAN PROFESIONALISME DOSEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN DALAM ABAD PENGETAHAUN

• Main Author: Adolf Bastian
• Format: Article
• Language: English
• Published: Universitas Lancang Kuning 2017-07-01
• Series: Lectura: Jurnal Pendidikan
• Online Access: https://ejurnal.unilak.ac.id/index.php/lectura/article/view/840

Tujuan penulisan ini adalah untuk memaparkan pentingnya sebuah<br />profesionalisme pendidik khususnya profesionalisme dosen. Penulisan ini bermanfaat<br />bagi para pendidik untuk menilai kinerja dosen dalam proses pembelajaran melalui<br />angket kinerja dosen yang diisi oleh mahasiswa dalam meningkatkan komitmen mereka<br />sehingga menjadi dosen yang profesional dan meningkatkan mutu kelulusan. Paradigma<br />pembelajaran konstruktivisme pada abad pengetahuan berorientasi pada pembelajaran<br />yang berbasis pada aliran konstruktivistik dapat diberikan indikatornya Pertama,<br />aktivitas pembelajaran lebih mengutamakan aktivitas pebelajar dari pada aktivitas<br />pengelola pembelajaran. Kedua, latar belajar dan pembelajaran memperhitungkan<br />konsepsi utama pebelajar yang dibawa ke dalam aktivitas belajar sebagai bagian dari<br />aktivitas pembelajaran. Ketiga, materi pembelajaran perlu diangkat dari pengalaman<br />personal pebelajar, mempertimbangkan kehidupan nyata yang dialami, dan di masyarakat<br />sekitar. Keempat, kurikulum tidak lagi dipandang sebagai kumpulan deskripsi<br />keterampilan yang akan ditransfer ke pebelajar, tetapi sebagai rangkaian tugas dan<br />strategi pelaksanaannya. Kelima, karakteristik interaksi belajar di latar kelas bercirikan:<br />aktif dengan konsepsi dirinya terintegrasi dalam situasi belajar untuk membangun makna,<br />dalam membangun makna berlangsung secara personal dan sosial, dosen membawa dan<br />mengintegrasikan konsepsinya (isi dan pembelajaran) dalam memfasilitasi proses<br />pembelajaran. Abad 21 (abad pengetahuan) dan meninggalkan abad informasi dan<br />industrial. Kecenderungan abad ini adalah menempatkan human capital/intelectual<br />capital sebagai tiang utama dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup, baik pada<br />tataran individu maupun kelompok (masyarakat, bangsa, dan negara).