TRANSFORMASI PEMANFAATAN RUANG KOMUNAL PADA PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI DI DESA PEKRAMAN PEDUNGAN

<p><strong>Abstract </strong></p> <p>Communal spaces of Pedungan Village (Denpasar, Bali) have played important roles within the community. They have acted as places for various communal activities and interactions which over time have grown in type and scale. This take...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Ni Made Emmi Nutrisia Dewi
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Udayana 2014-07-01
Series:Ruang-Space: Jurnal Lingkungan Binaan
Online Access:http://ojs.unud.ac.id/index.php/ruang/article/view/9530
id doaj-e60dfc2e87cf47bd800aeb9b4f50a03c
record_format Article
spelling doaj-e60dfc2e87cf47bd800aeb9b4f50a03c2020-11-25T00:09:21ZengUniversitas UdayanaRuang-Space: Jurnal Lingkungan Binaan2355-57182355-570X2014-07-01117873TRANSFORMASI PEMANFAATAN RUANG KOMUNAL PADA PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI DI DESA PEKRAMAN PEDUNGANNi Made Emmi Nutrisia Dewi0Program Studi Desain Interior, Sekolah Tinggi Desain Bali<p><strong>Abstract </strong></p> <p>Communal spaces of Pedungan Village (Denpasar, Bali) have played important roles within the community. They have acted as places for various communal activities and interactions which over time have grown in type and scale. This takes place in line with level of physical and social development the Pedungan Village has been through. It is written based on a study aiming at how functions of these communal spaces have been transformed, as well as factors behind this transformation. The study achieves its objective by first, analysing the use/s of each communal space by certain groups within its communities and how these uses have changed. Second, it develops typologes of functional transformation experienced by many forms of communal spaces of Pedungan Village. In doing so, it implements qualitative research approaches and a naturalistic research paradigm. It is discovered that communal spaces have been transformed bith in functions and spatial structures. Major factors behind this transformation include systems of belief, customs and traditions, an increasing need for space, economic considerations, and the location of the communal space being studied. This study finds that the most functional transformations have taken place in communal spaces of a <em>balai banjar</em>. Such a trend however, does not happen on communal spaces where religious/ritual activities are performed. This is bcause ritual places are sacred and therefore cannot be amended, both in their uses and structures as is the case of other public spaces.</p> <p>Keywords: communal space, spatial use, spatial transformation</p> <p> </p><p><strong>Abstrak</strong><em> </em></p> <p>Ruang-ruang komunal telah memiliki peran yang penting dalam keseharian di <em>Desa Pekraman</em> Pedungan (Denpasar, Bali). Ruang-ruang ini telah menjadi wadah bagi masyarakat dalam beraktivitas dan berinteraksi, dan fungsi ini telah mengalami perkembangan baik secara tipe maupun skala dari waktu ke waktu. Artikel ini diulis berdasarkan sebuah studi yang bertujuan untuk menstudi bagaimana fungsi ruang-ruang komunal telah ditransformasi beserta faktor-faktor yang melandasinya. Dalam mencapai tujuannya, studi ini menerapkan pendekatan penelitian kualitatif dan paradigma naturalistik. Hasil studi menemukan bahwa ruang-ruang komunal di Desa Pedungan tidak hanya telah mengalami transformasi secara fungsi, namun juga secara struktur keruangan. Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya transformasi termasuk sistem kepercayaan, tradisi dan adat istiadat, peningkatan kebutuhan akan ruang, pertimbangan ekonomi, dan lokasi dari site dimana ruang komunal tersebut berada. Lebih lanjut studi ini menemukan bahwa, ruang komunal yang paling banyak mengalami trasnformasi adalah ruang-ruang yang ada di <em>balai banjar</em>. Tetapi berbeda dengan balai banjar, ruang-ruang komunal di tempat-tempat berfungsi religius/ritual mengalami transformasi yang paling sedikit. Ini dikarenakan adanya pandangan akan ruang-ruang yang berada di sebuah tempat ritual bernilai sakral yang tidak bisa dirubah semudah mentransformasi ruang-ruang komunal lainnya.</p><p>Kata kunci: ruang komunal, pemanfaatan ruang, transformasi ruan</p>http://ojs.unud.ac.id/index.php/ruang/article/view/9530
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Ni Made Emmi Nutrisia Dewi
spellingShingle Ni Made Emmi Nutrisia Dewi
TRANSFORMASI PEMANFAATAN RUANG KOMUNAL PADA PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI DI DESA PEKRAMAN PEDUNGAN
Ruang-Space: Jurnal Lingkungan Binaan
author_facet Ni Made Emmi Nutrisia Dewi
author_sort Ni Made Emmi Nutrisia Dewi
title TRANSFORMASI PEMANFAATAN RUANG KOMUNAL PADA PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI DI DESA PEKRAMAN PEDUNGAN
title_short TRANSFORMASI PEMANFAATAN RUANG KOMUNAL PADA PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI DI DESA PEKRAMAN PEDUNGAN
title_full TRANSFORMASI PEMANFAATAN RUANG KOMUNAL PADA PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI DI DESA PEKRAMAN PEDUNGAN
title_fullStr TRANSFORMASI PEMANFAATAN RUANG KOMUNAL PADA PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI DI DESA PEKRAMAN PEDUNGAN
title_full_unstemmed TRANSFORMASI PEMANFAATAN RUANG KOMUNAL PADA PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI DI DESA PEKRAMAN PEDUNGAN
title_sort transformasi pemanfaatan ruang komunal pada permukiman tradisional bali di desa pekraman pedungan
publisher Universitas Udayana
series Ruang-Space: Jurnal Lingkungan Binaan
issn 2355-5718
2355-570X
publishDate 2014-07-01
description <p><strong>Abstract </strong></p> <p>Communal spaces of Pedungan Village (Denpasar, Bali) have played important roles within the community. They have acted as places for various communal activities and interactions which over time have grown in type and scale. This takes place in line with level of physical and social development the Pedungan Village has been through. It is written based on a study aiming at how functions of these communal spaces have been transformed, as well as factors behind this transformation. The study achieves its objective by first, analysing the use/s of each communal space by certain groups within its communities and how these uses have changed. Second, it develops typologes of functional transformation experienced by many forms of communal spaces of Pedungan Village. In doing so, it implements qualitative research approaches and a naturalistic research paradigm. It is discovered that communal spaces have been transformed bith in functions and spatial structures. Major factors behind this transformation include systems of belief, customs and traditions, an increasing need for space, economic considerations, and the location of the communal space being studied. This study finds that the most functional transformations have taken place in communal spaces of a <em>balai banjar</em>. Such a trend however, does not happen on communal spaces where religious/ritual activities are performed. This is bcause ritual places are sacred and therefore cannot be amended, both in their uses and structures as is the case of other public spaces.</p> <p>Keywords: communal space, spatial use, spatial transformation</p> <p> </p><p><strong>Abstrak</strong><em> </em></p> <p>Ruang-ruang komunal telah memiliki peran yang penting dalam keseharian di <em>Desa Pekraman</em> Pedungan (Denpasar, Bali). Ruang-ruang ini telah menjadi wadah bagi masyarakat dalam beraktivitas dan berinteraksi, dan fungsi ini telah mengalami perkembangan baik secara tipe maupun skala dari waktu ke waktu. Artikel ini diulis berdasarkan sebuah studi yang bertujuan untuk menstudi bagaimana fungsi ruang-ruang komunal telah ditransformasi beserta faktor-faktor yang melandasinya. Dalam mencapai tujuannya, studi ini menerapkan pendekatan penelitian kualitatif dan paradigma naturalistik. Hasil studi menemukan bahwa ruang-ruang komunal di Desa Pedungan tidak hanya telah mengalami transformasi secara fungsi, namun juga secara struktur keruangan. Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya transformasi termasuk sistem kepercayaan, tradisi dan adat istiadat, peningkatan kebutuhan akan ruang, pertimbangan ekonomi, dan lokasi dari site dimana ruang komunal tersebut berada. Lebih lanjut studi ini menemukan bahwa, ruang komunal yang paling banyak mengalami trasnformasi adalah ruang-ruang yang ada di <em>balai banjar</em>. Tetapi berbeda dengan balai banjar, ruang-ruang komunal di tempat-tempat berfungsi religius/ritual mengalami transformasi yang paling sedikit. Ini dikarenakan adanya pandangan akan ruang-ruang yang berada di sebuah tempat ritual bernilai sakral yang tidak bisa dirubah semudah mentransformasi ruang-ruang komunal lainnya.</p><p>Kata kunci: ruang komunal, pemanfaatan ruang, transformasi ruan</p>
url http://ojs.unud.ac.id/index.php/ruang/article/view/9530
work_keys_str_mv AT nimadeemminutrisiadewi transformasipemanfaatanruangkomunalpadapermukimantradisionalbalididesapekramanpedungan
_version_ 1725412379920957440