FILM FIKSI PENDEK “LELANAâ€

Memandang tanpa dualitas merupakan kesadaran yang penting bagi suatu pikiran ketika ingin membebaskan diri dari permasalahan relatif, pandangan tanpa kemelekatan (detachment) dari tradisi filsafat timur ,Jalan Tengah berfungsi utamanya untuk menyadari adanya ilusi. Film fiksi pendek Lelana mengungk...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Arie Surastio, Rahayu Supanggah
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Pusat Penerbitan ISI Surakarta 2018-04-01
Series:Gelar: Jurnal Seni Budaya
Online Access:https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/gelar/article/view/2084
id doaj-e45487f244ec4123ae61ee69e70b5195
record_format Article
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Arie Surastio
Rahayu Supanggah
spellingShingle Arie Surastio
Rahayu Supanggah
FILM FIKSI PENDEK “LELANAâ€
Gelar: Jurnal Seni Budaya
author_facet Arie Surastio
Rahayu Supanggah
author_sort Arie Surastio
title FILM FIKSI PENDEK “LELANAâ€
title_short FILM FIKSI PENDEK “LELANAâ€
title_full FILM FIKSI PENDEK “LELANAâ€
title_fullStr FILM FIKSI PENDEK “LELANAâ€
title_full_unstemmed FILM FIKSI PENDEK “LELANAâ€
title_sort film fiksi pendek “lelanaâ€
publisher Pusat Penerbitan ISI Surakarta
series Gelar: Jurnal Seni Budaya
issn 1410-9700
2655-9153
publishDate 2018-04-01
description Memandang tanpa dualitas merupakan kesadaran yang penting bagi suatu pikiran ketika ingin membebaskan diri dari permasalahan relatif, pandangan tanpa kemelekatan (detachment) dari tradisi filsafat timur ,Jalan Tengah berfungsi utamanya untuk menyadari adanya ilusi. Film fiksi pendek Lelana mengungkapkan dan menghadapkan penonton pada dualitas-dualitas dari konstruksi pikiran subjek- objek, penonton dengandemikian diharapkan memiliki pengalaman atau kesempatan untuk berada di antara permasalahan relatif, sebuah tahap penting dan menentukan karena adanya godaan yang dapat membuat seseorang melekat secara emosional dan intelektual pada sesuatu. Tema tersebut kemudian dijangkarkan pada soal pertanian yang sekaligus telah menjadi latar budaya. Bangsa agraris yang sudah berabad-abad berkultivasi secara strategis ini seolah hanya puas memiliki pandangan superior; bahwa petani pada basisnya membutuhkan bantuan karena terlihat pasif, kurang modal dan gagap teknologi. Inisiatif negara berupa pemberian pendampingan petani melalui pelibatan militer (babinsa) sebagai penyuluh, merupakan salah satu hal yang rentan memposisikan petani selamanya menjadi objek pembangunan, lalu sebaliknya bahwa aparat sebagai penyuluh adalah subjek yang sah dan berhak mengatur tanpa perlu sedikit pun mempersoalkan faktor-faktor penghambat eksternal. Dengan menggunakan pendekatan realisme-fantasi dan struktur naratif alternatif, film pendek Lelana mengajukan perenungan yang tidak hanya membahas kontradiksi atau absurditas yang diproduksi oleh politik, melainkan juga disiplin dan pengembangan diri sebagai persoalan mendasar yang signifikan membentuk karakter. Dapat diibaratkan bahwa disiplin dan pengembangan diri merupakan pencarian pengetahuan dan wawasan sebagai hal yang paling hakiki, suatu pengelanaan yang dalam pengertian ini bukan beroperasi secara geografis melainkan terutamanya pemikiran dan perasaan. Kata kunci: Film, Jalan Tengah, Pertanian, Fiksi, Alternatif. Viewing without duality represents an important awareness in self releasing from relative problems, viewing without detachment from East philosophyâ€middle way†with the main function to realize illusion. The short fiction film Lelanareveals and brings the audience to the dualities of subject-object constructions so that they, supposedly, have experience or chance to face the relative problems. It is an important moment and determining for there is a temptation that can make someone emotionally and intellectuallyattached to something. The theme, then, is based onagricultural problems as the cultural background. This agrarian nation that has cultivated for centuries is as if satisfied of having superior view; that the farmer, basically, needs a help for they seem to be passive, lack of modal and technological ability. The government idea of giving guidance to the farmer through military involment (babinsa) as the instructor becomes one thing that is positioning the farmer to be object of development. On the contrary, the military as the instructor becomes the legitimate subject and has the right to rule without dealing with the external troubles.By using realism-fantastic approach and narrative alternative structure, the short film Lelanaprovidescontemplation that does not only discuss about contradiction or absurdity produced by politics but also discipline and self-building as a basic problem significantly build the character. It can be told that discipline and self-building represent the knowledge and insight learning as an essential case. It is not only a geographic journey but also dealing with ideas and feeling. Keywords: film, jalan tengah, agriculture, fiction, alternative.
url https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/gelar/article/view/2084
work_keys_str_mv AT ariesurastio filmfiksipendekaœlelanaa
AT rahayusupanggah filmfiksipendekaœlelanaa
_version_ 1724911238690897920
spelling doaj-e45487f244ec4123ae61ee69e70b51952020-11-25T02:12:09ZindPusat Penerbitan ISI SurakartaGelar: Jurnal Seni Budaya1410-97002655-91532018-04-0114210.33153/glr.v14i2.20841957FILM FIKSI PENDEK “LELANAâ€Arie Surastio0Rahayu Supanggah1Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta, 57126ISI SurakartaMemandang tanpa dualitas merupakan kesadaran yang penting bagi suatu pikiran ketika ingin membebaskan diri dari permasalahan relatif, pandangan tanpa kemelekatan (detachment) dari tradisi filsafat timur ,Jalan Tengah berfungsi utamanya untuk menyadari adanya ilusi. Film fiksi pendek Lelana mengungkapkan dan menghadapkan penonton pada dualitas-dualitas dari konstruksi pikiran subjek- objek, penonton dengandemikian diharapkan memiliki pengalaman atau kesempatan untuk berada di antara permasalahan relatif, sebuah tahap penting dan menentukan karena adanya godaan yang dapat membuat seseorang melekat secara emosional dan intelektual pada sesuatu. Tema tersebut kemudian dijangkarkan pada soal pertanian yang sekaligus telah menjadi latar budaya. Bangsa agraris yang sudah berabad-abad berkultivasi secara strategis ini seolah hanya puas memiliki pandangan superior; bahwa petani pada basisnya membutuhkan bantuan karena terlihat pasif, kurang modal dan gagap teknologi. Inisiatif negara berupa pemberian pendampingan petani melalui pelibatan militer (babinsa) sebagai penyuluh, merupakan salah satu hal yang rentan memposisikan petani selamanya menjadi objek pembangunan, lalu sebaliknya bahwa aparat sebagai penyuluh adalah subjek yang sah dan berhak mengatur tanpa perlu sedikit pun mempersoalkan faktor-faktor penghambat eksternal. Dengan menggunakan pendekatan realisme-fantasi dan struktur naratif alternatif, film pendek Lelana mengajukan perenungan yang tidak hanya membahas kontradiksi atau absurditas yang diproduksi oleh politik, melainkan juga disiplin dan pengembangan diri sebagai persoalan mendasar yang signifikan membentuk karakter. Dapat diibaratkan bahwa disiplin dan pengembangan diri merupakan pencarian pengetahuan dan wawasan sebagai hal yang paling hakiki, suatu pengelanaan yang dalam pengertian ini bukan beroperasi secara geografis melainkan terutamanya pemikiran dan perasaan. Kata kunci: Film, Jalan Tengah, Pertanian, Fiksi, Alternatif. Viewing without duality represents an important awareness in self releasing from relative problems, viewing without detachment from East philosophyâ€middle way†with the main function to realize illusion. The short fiction film Lelanareveals and brings the audience to the dualities of subject-object constructions so that they, supposedly, have experience or chance to face the relative problems. It is an important moment and determining for there is a temptation that can make someone emotionally and intellectuallyattached to something. The theme, then, is based onagricultural problems as the cultural background. This agrarian nation that has cultivated for centuries is as if satisfied of having superior view; that the farmer, basically, needs a help for they seem to be passive, lack of modal and technological ability. The government idea of giving guidance to the farmer through military involment (babinsa) as the instructor becomes one thing that is positioning the farmer to be object of development. On the contrary, the military as the instructor becomes the legitimate subject and has the right to rule without dealing with the external troubles.By using realism-fantastic approach and narrative alternative structure, the short film Lelanaprovidescontemplation that does not only discuss about contradiction or absurdity produced by politics but also discipline and self-building as a basic problem significantly build the character. It can be told that discipline and self-building represent the knowledge and insight learning as an essential case. It is not only a geographic journey but also dealing with ideas and feeling. Keywords: film, jalan tengah, agriculture, fiction, alternative.https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/gelar/article/view/2084