Rekonstruksi Pemahaman terhadap Konsep Riba pada Transaksi Perbankan Konvensional

<p>Abstract: Reinterpreting Ribā Concept in the Conventional Banking Transaction. The usury in conventional bank happened due to the violation of ṣarf system. The violation of ṣarf system characterized by the inability of fulfilling two principles: the payment of ribawī assets in cash system a...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Muhammad Muflih
Format: Article
Language:Arabic
Published: Faculty Sharia & Law 2014-09-01
Series:Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah
Online Access:http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/ahkam/article/view/947
id doaj-e16bbf02fc884d6a97739b559a00d6f9
record_format Article
spelling doaj-e16bbf02fc884d6a97739b559a00d6f92020-11-25T00:27:33ZaraFaculty Sharia & LawAhkam: Jurnal Ilmu Syariah1412-47342407-86462014-09-0113110.15408/ajis.v13i1.947867Rekonstruksi Pemahaman terhadap Konsep Riba pada Transaksi Perbankan KonvensionalMuhammad Muflih0Program Studi Keuangan Syariah Politeknik Negeri Bandung<p>Abstract: Reinterpreting Ribā Concept in the Conventional Banking Transaction. The usury in conventional bank happened due to the violation of ṣarf system. The violation of ṣarf system characterized by the inability of fulfilling two principles: the payment of ribawī assets in cash system and the similarities of ribawī assets value. This study refuted the modern Islamic economist who said that the usury in conventional bank is a form of loan system error, but the right view said that the usury is an error of exchange system. Thus the usury error is viewed with exchange perspective, not with loan perspective. The difference of these views give strong implication to Islamic financial system.</p><p>Keywords: ribā, ribawī asset, ṣarf, bank</p><p>Abstrak: Rekonstruksi Pemahaman terhadap Konsep Riba pada Transaksi Perbankan Konvensional. Riba dalam perbankan konvensional terjadi karena adanya pelanggaran terhadap sistem ṣarf. Pelanggaran tersebut terindikasi dari tidak terpenuhinya dua prinsip utama ṣarf, yakni prinsip pembayaran tunai harta ribawī (yad bi yad) dan prinsip pertukaran antarharta ribawī yang sama kuantitas dan kualitasnya (sawā’ bi sawā’). Studi ini menolak pandangan ahli ekonomi Islam modern yang mengatakan bahwa riba dalam perbankan konvensional terjadi karena adanya pelanggaran dalam sistem utang-piutang. Padahal alur riba di perbankan tersebut seharusnya dilihat dari perspektif pertukaran sebagaimana yang telah digariskan dalam kitab-kitab fikih klasik, bukan dilihat dari perspektif utang- piutang. Perbedaan pandangan ini memiliki implikasi yang sangat besar dalam sistem keuangan Islam modern.</p><p>Kata Kunci: riba, harta ribawī, ṣarf, bank</p>http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/ahkam/article/view/947
collection DOAJ
language Arabic
format Article
sources DOAJ
author Muhammad Muflih
spellingShingle Muhammad Muflih
Rekonstruksi Pemahaman terhadap Konsep Riba pada Transaksi Perbankan Konvensional
Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah
author_facet Muhammad Muflih
author_sort Muhammad Muflih
title Rekonstruksi Pemahaman terhadap Konsep Riba pada Transaksi Perbankan Konvensional
title_short Rekonstruksi Pemahaman terhadap Konsep Riba pada Transaksi Perbankan Konvensional
title_full Rekonstruksi Pemahaman terhadap Konsep Riba pada Transaksi Perbankan Konvensional
title_fullStr Rekonstruksi Pemahaman terhadap Konsep Riba pada Transaksi Perbankan Konvensional
title_full_unstemmed Rekonstruksi Pemahaman terhadap Konsep Riba pada Transaksi Perbankan Konvensional
title_sort rekonstruksi pemahaman terhadap konsep riba pada transaksi perbankan konvensional
publisher Faculty Sharia & Law
series Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah
issn 1412-4734
2407-8646
publishDate 2014-09-01
description <p>Abstract: Reinterpreting Ribā Concept in the Conventional Banking Transaction. The usury in conventional bank happened due to the violation of ṣarf system. The violation of ṣarf system characterized by the inability of fulfilling two principles: the payment of ribawī assets in cash system and the similarities of ribawī assets value. This study refuted the modern Islamic economist who said that the usury in conventional bank is a form of loan system error, but the right view said that the usury is an error of exchange system. Thus the usury error is viewed with exchange perspective, not with loan perspective. The difference of these views give strong implication to Islamic financial system.</p><p>Keywords: ribā, ribawī asset, ṣarf, bank</p><p>Abstrak: Rekonstruksi Pemahaman terhadap Konsep Riba pada Transaksi Perbankan Konvensional. Riba dalam perbankan konvensional terjadi karena adanya pelanggaran terhadap sistem ṣarf. Pelanggaran tersebut terindikasi dari tidak terpenuhinya dua prinsip utama ṣarf, yakni prinsip pembayaran tunai harta ribawī (yad bi yad) dan prinsip pertukaran antarharta ribawī yang sama kuantitas dan kualitasnya (sawā’ bi sawā’). Studi ini menolak pandangan ahli ekonomi Islam modern yang mengatakan bahwa riba dalam perbankan konvensional terjadi karena adanya pelanggaran dalam sistem utang-piutang. Padahal alur riba di perbankan tersebut seharusnya dilihat dari perspektif pertukaran sebagaimana yang telah digariskan dalam kitab-kitab fikih klasik, bukan dilihat dari perspektif utang- piutang. Perbedaan pandangan ini memiliki implikasi yang sangat besar dalam sistem keuangan Islam modern.</p><p>Kata Kunci: riba, harta ribawī, ṣarf, bank</p>
url http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/ahkam/article/view/947
work_keys_str_mv AT muhammadmuflih rekonstruksipemahamanterhadapkonsepribapadatransaksiperbankankonvensional
_version_ 1725339119338389504