CIVIC PLURALISM: KEMBALINYA OTORITAS KERAGAMAN SIPIL

Pluralisme merupakan strategi hidup bersama setelah konflik di suatu masyarakat terjadi. Sebagai sebuah strategi, menurut Sartori (1997), pluralisme dikenal pertama kali sekitar abad ke-16 dan ke-17, setelah perang berbasis agama usai di daratan Eropa. Menarik di sini, bahwa konflik yang terjadi jus...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Endy Saputro
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Gadjah Mada 2011-04-01
Series:Jurnal Kawistara
Online Access:https://jurnal.ugm.ac.id/kawistara/article/view/3910
id doaj-db640d127a1441a5be562cf6123fb3d8
record_format Article
spelling doaj-db640d127a1441a5be562cf6123fb3d82020-11-25T00:44:57ZengUniversitas Gadjah MadaJurnal Kawistara2088-54152355-57772011-04-011110.22146/kawistara.39103440CIVIC PLURALISM: KEMBALINYA OTORITAS KERAGAMAN SIPILEndy Saputro0Sekolah Pascasarjana UGMPluralisme merupakan strategi hidup bersama setelah konflik di suatu masyarakat terjadi. Sebagai sebuah strategi, menurut Sartori (1997), pluralisme dikenal pertama kali sekitar abad ke-16 dan ke-17, setelah perang berbasis agama usai di daratan Eropa. Menarik di sini, bahwa konflik yang terjadi justru berkaitan dengan agama dan bukan sekadar perang politik/fisik semata. Pluralisme dengan demikian tidaklah muncul dari ruang agama an sich, yang dikreasikan di dalam sebuah agama; meskipun, istilah ini lahir di dalam masyarakat beragama yang intoleran.https://jurnal.ugm.ac.id/kawistara/article/view/3910
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Endy Saputro
spellingShingle Endy Saputro
CIVIC PLURALISM: KEMBALINYA OTORITAS KERAGAMAN SIPIL
Jurnal Kawistara
author_facet Endy Saputro
author_sort Endy Saputro
title CIVIC PLURALISM: KEMBALINYA OTORITAS KERAGAMAN SIPIL
title_short CIVIC PLURALISM: KEMBALINYA OTORITAS KERAGAMAN SIPIL
title_full CIVIC PLURALISM: KEMBALINYA OTORITAS KERAGAMAN SIPIL
title_fullStr CIVIC PLURALISM: KEMBALINYA OTORITAS KERAGAMAN SIPIL
title_full_unstemmed CIVIC PLURALISM: KEMBALINYA OTORITAS KERAGAMAN SIPIL
title_sort civic pluralism: kembalinya otoritas keragaman sipil
publisher Universitas Gadjah Mada
series Jurnal Kawistara
issn 2088-5415
2355-5777
publishDate 2011-04-01
description Pluralisme merupakan strategi hidup bersama setelah konflik di suatu masyarakat terjadi. Sebagai sebuah strategi, menurut Sartori (1997), pluralisme dikenal pertama kali sekitar abad ke-16 dan ke-17, setelah perang berbasis agama usai di daratan Eropa. Menarik di sini, bahwa konflik yang terjadi justru berkaitan dengan agama dan bukan sekadar perang politik/fisik semata. Pluralisme dengan demikian tidaklah muncul dari ruang agama an sich, yang dikreasikan di dalam sebuah agama; meskipun, istilah ini lahir di dalam masyarakat beragama yang intoleran.
url https://jurnal.ugm.ac.id/kawistara/article/view/3910
work_keys_str_mv AT endysaputro civicpluralismkembalinyaotoritaskeragamansipil
_version_ 1725272285210738688