PRASEJARAH INDONESIA DALAM KONTEKS PERKEMBANGAN PRASEJARAH ASIA TENGGARA: KAJIAN ARKEOLOGI POS-PROSESUAL PERSPEKTIF STRKTURALISME LEVI-STRAUSS

Abstrak. Arkeologi pos-prosesual dengan perspektif strukturalisme Levi-Strauss membantu para arkeolog prasejarah untuk menjelaskan kedudukan dan peran penting Prasejarah Indonesia dalam perkembangan Prasejarah Asia Tenggara. Sudah seharusnya para arkeolog serta sejarawan melihat prasejarah bukan dar...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Blasius Suprapta
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Negeri Malang 2016-12-01
Series:Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya
Online Access:http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya/article/view/1520
Description
Summary:Abstrak. Arkeologi pos-prosesual dengan perspektif strukturalisme Levi-Strauss membantu para arkeolog prasejarah untuk menjelaskan kedudukan dan peran penting Prasejarah Indonesia dalam perkembangan Prasejarah Asia Tenggara. Sudah seharusnya para arkeolog serta sejarawan melihat prasejarah bukan dari teknologi manusianya tetapi dari manusianya itu sendiri. Dengan adanya transformasi kebudayaan akan terlihat bahwa fase-fase kebudayaan masa prasejarah sesuai dengan tingkat kognisi perkembangan zamannya. Hal ini dimaknai bahwa kedudukan masyarakat Prase-jarah Indonesia dalam konteks kawasan regional selalu terbuka dengan fase perkembangan budaya baru dan mentransformasikannya ke dalam kehidupan setempat, sehingga masyarakat prasejarah Indonesia dapat disejajarkan dengan kognisi manusia masa sekarang. Di sinilah posisi humanitas masyarakat prasejarah Indonesia dalam konteks perkembangan budaya Prasejarah Asia Tenggara, sehingga dapat dijadikan pijakan tentang strategi pengembangan kebudayaan di masa datang. Kata-kata kunci: prasejarah, Asia Tenggara, arkeologi, strukturalisme, Levi-Strauss Abstract. Post-processual archaeology and the structural perspective of Levi-Strauss could help prehistorian to explain the position and the role of Indonesian pre-history in the wave of Southeast Asian Prehistory. Pre-historians and historians should look prehistory at an anthropological level of analysis. The cultural transformation will show that the prehistoric-cultural phases appropriate with the cognitive level of the spirit of age. This will be interpreted that the position of Indonesian prehistoric society in the context of regional area is open-minded people. They will receive the for-eign culture and transform it into the habitual life, therefore the prehistoric society could be equal-ized with the cognitive man at present. This humanistic position could be a base of cultural devel-opment strategy in the future. Keywords: pre-history, Southeast Asia, Archaeology, structuralism, Levi-Strauss DOI: dx.doi.org/10.17977/um020v10i22016p131
ISSN:1979-9993
2503-1147