Puasa Dan Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Manusia Penaka “Tuhan”: Tinjauan Kritis Terhadap Sisi Epistemologik Dan Aksiologik (Pembelajaran) Pendidikan Agama Islam
The focus of the study lies in the relation of fasting with the epistemological and axiologicalside of Islamic religious education. This research used a qualitative approach which focuses on literature study (library research). The result found that fasting is a medium for developing human beings wi...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
UIN Walisongo
2018-06-01
|
Series: | Nadwa |
Subjects: | |
Online Access: | http://journal.walisongo.ac.id/index.php/Nadwa/article/view/2362 |
id |
doaj-d9e5790e028b416489b60d0af88cc2a7 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-d9e5790e028b416489b60d0af88cc2a72020-11-25T01:52:53ZindUIN WalisongoNadwa1979-17392502-80572018-06-0112112915410.21580/nw.2018.12.1.23621585Puasa Dan Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Manusia Penaka “Tuhan”: Tinjauan Kritis Terhadap Sisi Epistemologik Dan Aksiologik (Pembelajaran) Pendidikan Agama IslamUmiarso Umiarso0Makhful Makhful1Universitas Muhammadiyah MalangUniversitas Muhammadiyah PurwokertoThe focus of the study lies in the relation of fasting with the epistemological and axiologicalside of Islamic religious education. This research used a qualitative approach which focuses on literature study (library research). The result found that fasting is a medium for developing human beings with humanity and divinity potential. This became the foundation of the humanist learning paradigm that made the subject and object of Islamic religious education into human learners; as well as using their learning outcomes for the welfare of mankind and the environment (khalifah) as a form of their devotion to God (abdullah). This human model tends to orient their life to transcendental values (divinity) without ignoring the profane (humanitarian) values; or otherwise take a profane oriented action on values that are transcendentalistic. This is what the humans “duplicate” God. Abstrak: Fokus kajian ini terletak pada relasi puasa dengan sisi epistemologik dan aksiologik pendidikan agama Islam. Riset ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi pustaka (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa puasa merupakan medium untuk membangun manusia yang memiliki potensi kemanusiaan dan ketuhanan. Hal ini menjadi landasan memunculkan paradigma pembelajaran humanis yang meletakkan subjek dan objek pendidikan agama Islam menjadi manusia pembelajar. Serta menggunakan hasil pembelajaran bagi kesejahteraan umat manusia dan lingkungannya (khalifah) sebagai bentuk pengabdian dirinya kepada Tuhan (abdullah). Model manusia ini cenderung mengorientasikan hidupnya pada nilai-nilai transendental (ketuhanan) tanpa melepaskan nilai-nilai profanistik (kemanusiaan); atau sebaliknya melakukan tindakan yang bersifat profanistik diorientasikan (niatkan) pada nilai-nilai yang bersifat transendentalistik. Inilah yang dikatakan sebagai manusia penaka Tuhan.http://journal.walisongo.ac.id/index.php/Nadwa/article/view/2362PuasaEpistemologidan Pendidikan Agama IslamFastingLearning, and Islamic Religious Education |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Umiarso Umiarso Makhful Makhful |
spellingShingle |
Umiarso Umiarso Makhful Makhful Puasa Dan Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Manusia Penaka “Tuhan”: Tinjauan Kritis Terhadap Sisi Epistemologik Dan Aksiologik (Pembelajaran) Pendidikan Agama Islam Nadwa Puasa Epistemologi dan Pendidikan Agama Islam Fasting Learning, and Islamic Religious Education |
author_facet |
Umiarso Umiarso Makhful Makhful |
author_sort |
Umiarso Umiarso |
title |
Puasa Dan Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Manusia Penaka “Tuhan”: Tinjauan Kritis Terhadap Sisi Epistemologik Dan Aksiologik (Pembelajaran) Pendidikan Agama Islam |
title_short |
Puasa Dan Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Manusia Penaka “Tuhan”: Tinjauan Kritis Terhadap Sisi Epistemologik Dan Aksiologik (Pembelajaran) Pendidikan Agama Islam |
title_full |
Puasa Dan Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Manusia Penaka “Tuhan”: Tinjauan Kritis Terhadap Sisi Epistemologik Dan Aksiologik (Pembelajaran) Pendidikan Agama Islam |
title_fullStr |
Puasa Dan Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Manusia Penaka “Tuhan”: Tinjauan Kritis Terhadap Sisi Epistemologik Dan Aksiologik (Pembelajaran) Pendidikan Agama Islam |
title_full_unstemmed |
Puasa Dan Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Manusia Penaka “Tuhan”: Tinjauan Kritis Terhadap Sisi Epistemologik Dan Aksiologik (Pembelajaran) Pendidikan Agama Islam |
title_sort |
puasa dan pendidikan agama islam dalam membangun manusia penaka “tuhan”: tinjauan kritis terhadap sisi epistemologik dan aksiologik (pembelajaran) pendidikan agama islam |
publisher |
UIN Walisongo |
series |
Nadwa |
issn |
1979-1739 2502-8057 |
publishDate |
2018-06-01 |
description |
The focus of the study lies in the relation of fasting with the epistemological and axiologicalside of Islamic religious education. This research used a qualitative approach which focuses on literature study (library research). The result found that fasting is a medium for developing human beings with humanity and divinity potential. This became the foundation of the humanist learning paradigm that made the subject and object of Islamic religious education into human learners; as well as using their learning outcomes for the welfare of mankind and the environment (khalifah) as a form of their devotion to God (abdullah). This human model tends to orient their life to transcendental values (divinity) without ignoring the profane (humanitarian) values; or otherwise take a profane oriented action on values that are transcendentalistic. This is what the humans “duplicate” God.
Abstrak:
Fokus kajian ini terletak pada relasi puasa dengan sisi epistemologik dan aksiologik pendidikan agama Islam. Riset ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi pustaka (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa puasa merupakan medium untuk membangun manusia yang memiliki potensi kemanusiaan dan ketuhanan. Hal ini menjadi landasan memunculkan paradigma pembelajaran humanis yang meletakkan subjek dan objek pendidikan agama Islam menjadi manusia pembelajar. Serta menggunakan hasil pembelajaran bagi kesejahteraan umat manusia dan lingkungannya (khalifah) sebagai bentuk pengabdian dirinya kepada Tuhan (abdullah). Model manusia ini cenderung mengorientasikan hidupnya pada nilai-nilai transendental (ketuhanan) tanpa melepaskan nilai-nilai profanistik (kemanusiaan); atau sebaliknya melakukan tindakan yang bersifat profanistik diorientasikan (niatkan) pada nilai-nilai yang bersifat transendentalistik. Inilah yang dikatakan sebagai manusia penaka Tuhan. |
topic |
Puasa Epistemologi dan Pendidikan Agama Islam Fasting Learning, and Islamic Religious Education |
url |
http://journal.walisongo.ac.id/index.php/Nadwa/article/view/2362 |
work_keys_str_mv |
AT umiarsoumiarso puasadanpendidikanagamaislamdalammembangunmanusiapenakatuhantinjauankritisterhadapsisiepistemologikdanaksiologikpembelajaranpendidikanagamaislam AT makhfulmakhful puasadanpendidikanagamaislamdalammembangunmanusiapenakatuhantinjauankritisterhadapsisiepistemologikdanaksiologikpembelajaranpendidikanagamaislam |
_version_ |
1724992360255848448 |