TINJAUAN HASIL PENYEMPROTAN IRS MELALUI BIOASSAY YANG DILAKSANAKAN LOKA LITBANG P2B2 BANJARNEGARA

<p>Nyamuk merupakan salah satu serangga yang potensial sebagai vektor penyebar berbagai jenis penyakit, diantaranya adalah malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD) dan filariasis. Pengendalian vektor dalam garis besar dilakukan dengan empat cara yaitu: pengendalian kimiawi, pengelolaan lingkungan,...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Nur Ika Hariastuti, S.Si
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Balai Litbang P2B2 Banjarnegara 2013-03-01
Series:Balaba: Jurnal Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara
Online Access:http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/blb/article/view/2456
Description
Summary:<p>Nyamuk merupakan salah satu serangga yang potensial sebagai vektor penyebar berbagai jenis penyakit, diantaranya adalah malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD) dan filariasis. Pengendalian vektor dalam garis besar dilakukan dengan empat cara yaitu: pengendalian kimiawi, pengelolaan lingkungan, pengendalian hayati dan pemberantasan vektor cara genetik.</p><p>Pengendalian vektor cara kimiawi dengan insektisida dalam pemberantasan malaria yang umum digunakan salah satunya adalah metode IRS (Indoor Residual Spraying) atau penyemprotan rumah. lnsektisida yang digunakan biasanya hanya berdasarkan hasil uji coba terhadap satu spesies nyamuk vektor dan pada kondisi satu daerah saja, sedang Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan keragaman ekosistem. Kepekaan nyamuk vektor pun mungkin berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya. lnsektisida umumnya juga hanya diuji pada skala laboratorium, sementara berbagai faktor di lapangan sangat berpengaruh. Faktor-faktor yang mempengaruhi residu insektisida diantaranya adalah dosis, suhu dan kelembaban, jenis permukaan benda, alat semprot dan ukuran droplet.</p><p>Efektivitas IRS juga dipengaruhi oleh pola perilaku nyamuk vektor di daerah setempat. Nyamuk vektor malaria umumnya aktif mencari mangsa pada malam hari, setelah menghisap darah nyamuk biasanya beristirahat sementara di sekitar rumah. Kebiasaan inilah yang mendukung pemberantasan vektor melalui metode IRS, karena diharapkan nyamuk yang menempel pada dinding berinsektisida akan mati paling lambat 24 jam setelah kontak.</p><p>Dengan diketahuinya efektivitas penyemprotan (IRS) pada berbagai lokasi dengan berbagai faktor yang mempengaruhi maka dapat dilakukan tinjauan untuk meningkatkan efektivitas IRS di lapangan (masyarakat). Dalam kajian ini diharapkan juga dapat diketahui efekt!vitas masing-masing permukaan pada penyemprotan IRS dalam menyerap insektisida dan mempertahankan daya bunuh terhadap vektor dapat diketahui. Oleh karena itu jika terjadi suatu wabah di daerah endemis tindakan pengendalian segera dapat dilaksanakan dengan menerapkan strategi khusus untuk memaksimalkan efektivitas IRS.</p>
ISSN:1858-0882
2338-9982