DAMPAK KAPITALISME PERKEBUNAN TERHADAP PERUBAHAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT DI KAWASAN SUBANG 1920-1930
Abstrak Sektor perkebunan memiliki peran yang besar dalam dinamika masyarakat Indonesia sejak masa kolonial hingga sekarang. Dengan kata lain, sejarah Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sektor perkebunan. Keterkaitan itu yang mencuatkan pandangan bahwa sejarah kolonialisme Barat di Nusantara ti...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2014-03-01
|
Series: | Patanjala: Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya |
Subjects: | |
Online Access: | http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/article/view/187 |
Summary: | Abstrak
Sektor perkebunan memiliki peran yang besar dalam dinamika masyarakat Indonesia sejak masa kolonial hingga sekarang. Dengan kata lain, sejarah Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sektor perkebunan. Keterkaitan itu yang mencuatkan pandangan bahwa sejarah kolonialisme Barat di Nusantara tidak lain adalah sejarah perkebunan. Hal tersebut tergambarkan dalam kenyataan, bahwa selama lebih dari satu abad, perkebunan menjadi aspek terpenting pada masa penjajahan. Berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia tumbuh sebagai konsekuensi logis kehadiran perkebunan. Berkembangnya industri perkebunan mengubah segi-segi kehidupan masyarakat secara mendasar dengan masuknya faktor produksi, seperti tanah, tenaga kerja, dan modal. Di kawasan Subang, sejak awal abad ke-19, berdiri tanah partikelir Pamanukan dan Ciasem yang kemudian mengembangkan berbagai perkebunan besar yang berorientasi ekspor. Sejumlah perkebunan mengalami perkembangan yang pesat di bawah kepemimpinan Hofland di pertengahan abad ke-19 sampai paruh pertama abad ke-20. Penelitian yang mempergunakan metode sejarah ini bertujuan menjelaskan keberadaan industri perkebunan dalam konteks perubahan kebudayaan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat setempat yang hidup dalam tradisi agraris tradisional harus beradaptasi dengan ekonomi perkebunan. Selain itu, para pendatang yang berasal dari berbagai daerah juga memberi corak yang khas dalam perubahan budaya masyarakat. Budaya masyarakat yang terikat dengan ekonomi subsistensi berubah menjadi ekonomi uang sehingga terjadi perubahan kebudayaan.
Abstract
Plantage sector has a great influence on the dynamics of Indonesian society since the colonial era until now. With other words, the history of Indonesia cannot be divided with plantage sector. Colonialism in Nusantara was affected by the history of the plantage history itself. For more than one century, plantage became the most important thing in colonialism era. Economic and social reality in Indonesia grows up as logical consequences of plantage appearance. The dynamics of plantage sector has changed the society, especially with the entry of productions factor, such as land, labor, and capital. In Subang area, since the beginning of the 19th century, pop out the private land of Pamanukan and Ciasem which branching out big company of plantation and focused on export. Number of plantage faced rapidly grow in the middle of 19th until beginning of 20th century under the hand of Hofland as the leader. The purpose of the research is to describe the existences of plantage industry in the context of culture changed in society. The result of the research show us that the society who lived in traditional agrarian must adapt with the plantage economics. Besides that, comers from many areas also influenced the changing of cultural society. The culture of the society which bound up with the economy has changed become capitalist economy, in such a way changed the culture itself. |
---|---|
ISSN: | 2085-9937 2598-1242 |