Ulama Sebagai Penyeimbang Kekuatan Sosial Politik di Indonesia
Penelitian ini mengkaji kaitan agama dengan bidang kehidupan sosial yang menjadikan politik sebagai salah satu ruang lingkupnya. Mulai dari zaman Orde Lama, Orde Baru, bahkan zaman reformasi pun, partai Islam yang nota bene merupakan perwakilan aspirasi politik umat Islam tidak pernah menjadi pemena...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
2016-06-01
|
Series: | Tarjih: Jurnal Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam |
Online Access: | http://jurnaltarjih.or.id/index.php/tarjih/article/view/5 |
id |
doaj-d1eb1a2faea346e780ab96d0028a833c |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-d1eb1a2faea346e780ab96d0028a833c2020-11-25T01:08:16ZindMajelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat MuhammadiyahTarjih: Jurnal Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam1410-332X2540-79292016-06-0113167805Ulama Sebagai Penyeimbang Kekuatan Sosial Politik di IndonesiaOkrisal Eka Putra0Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga YogyakartaPenelitian ini mengkaji kaitan agama dengan bidang kehidupan sosial yang menjadikan politik sebagai salah satu ruang lingkupnya. Mulai dari zaman Orde Lama, Orde Baru, bahkan zaman reformasi pun, partai Islam yang nota bene merupakan perwakilan aspirasi politik umat Islam tidak pernah menjadi pemenang dalam setiap pemilu. Pertanyaannya adalah ada apa dengan umat Islam Indonesia sehingga dalam setiap proses demokrasi hanya dimanfaatkan oleh kelompok yang ingin meraih kekuasaan di negeri ini. Tulisan ini memperkaya khazanah pemikiran tentang peran ulama dalam bidang politik dan juga dalam memperjuangkan aspirasi umat Islam dalam kehidupan bernegara. Permasalahannya berdasar pada pemahaman umat Islam tentang kekuasaan, ayat, dan hadis yang berisi tentang kekuasaan yang selalu multi intrepretatif, yang pada gilirannya melahirkan puspawarna pemahaman dan mengkristal menjadi kelompok yang solid. Perbedaan itu cenderung sulit disatukan dalam satu wadah politik. Eksistensi primodialisme lebih menonjol daripada memikirkan kemajuan umat Islam dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.http://jurnaltarjih.or.id/index.php/tarjih/article/view/5 |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Okrisal Eka Putra |
spellingShingle |
Okrisal Eka Putra Ulama Sebagai Penyeimbang Kekuatan Sosial Politik di Indonesia Tarjih: Jurnal Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam |
author_facet |
Okrisal Eka Putra |
author_sort |
Okrisal Eka Putra |
title |
Ulama Sebagai Penyeimbang Kekuatan Sosial Politik di Indonesia |
title_short |
Ulama Sebagai Penyeimbang Kekuatan Sosial Politik di Indonesia |
title_full |
Ulama Sebagai Penyeimbang Kekuatan Sosial Politik di Indonesia |
title_fullStr |
Ulama Sebagai Penyeimbang Kekuatan Sosial Politik di Indonesia |
title_full_unstemmed |
Ulama Sebagai Penyeimbang Kekuatan Sosial Politik di Indonesia |
title_sort |
ulama sebagai penyeimbang kekuatan sosial politik di indonesia |
publisher |
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah |
series |
Tarjih: Jurnal Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam |
issn |
1410-332X 2540-7929 |
publishDate |
2016-06-01 |
description |
Penelitian ini mengkaji kaitan agama dengan bidang kehidupan sosial yang menjadikan politik sebagai salah satu ruang lingkupnya. Mulai dari zaman Orde Lama, Orde Baru, bahkan zaman reformasi pun, partai Islam yang nota bene merupakan perwakilan aspirasi politik umat Islam tidak pernah menjadi pemenang dalam setiap pemilu. Pertanyaannya adalah ada apa dengan umat Islam Indonesia sehingga dalam setiap proses demokrasi hanya dimanfaatkan oleh kelompok yang ingin meraih kekuasaan di negeri ini. Tulisan ini memperkaya khazanah pemikiran tentang peran ulama dalam bidang politik dan juga dalam memperjuangkan aspirasi umat Islam dalam kehidupan bernegara. Permasalahannya berdasar pada pemahaman umat Islam tentang kekuasaan, ayat, dan hadis yang berisi tentang kekuasaan yang selalu multi intrepretatif, yang pada gilirannya melahirkan puspawarna pemahaman dan mengkristal menjadi kelompok yang solid. Perbedaan itu cenderung sulit disatukan dalam satu wadah politik. Eksistensi primodialisme lebih menonjol daripada memikirkan kemajuan umat Islam dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. |
url |
http://jurnaltarjih.or.id/index.php/tarjih/article/view/5 |
work_keys_str_mv |
AT okrisalekaputra ulamasebagaipenyeimbangkekuatansosialpolitikdiindonesia |
_version_ |
1725183339240882176 |