Summary: | Abstrak
Latar belakang: Neuropati auditori merupakan suatu gangguan pendengaran yang jarang terjadi dengan
prevalensi yang belum diketahui secara pasti dan membutuhkan identifikasi dan diagnosis secara dini. Tujuan:
Untuk menjelaskan gambaran audiologi dan elektrofisiologi neuropati auditori sehingga dapat menentukan terapi
dan intervensi yang efektif. Tinjauan Pustaka: Neuropati auditori merupakan bagian dari tuli sensorineural,
dimana suara dapat masuk hingga telinga dalam, tetapi transmisi sinyal dari telinga dalam ke otak terganggu pada
jaras tertentu. Kelainan ini dapat mengenai semua umur mulai dari bayi hingga dewasa. Pasien dengan neuropati
auditori dapat memiliki derajat pendengaran yang normal atau mengalami penurunan dari ringan hingga tuli sangat
berat, tetapi selalu memiliki kemampuan persepsi bicara yang buruk. Neuropati auditori ditandai dengan hasil
abnormal pada brainstem evoked response audiometry (BERA), tetapi otoacoustic emission (OAE) yang normal.
Kelainan ini membutuhkan pendekatan manajemen yang berbeda untuk masalah pendengaran dan komunikasi
dibandingkan tuli perifer lainnya. Kesimpulan: Evaluasi klinis dan audiologi yang akurat dibutuhkan pada
neuropati auditori, dan pada akhirnya, diagnosis yang tepat memberikan strategi terapi dan rehabilitasi yang lebih
baik.
Kata kunci: Neuropati auditori, BERA, OAE, persepsi bicara
Abstract
Background: Auditory neuropathy is a rare hearing disorder which is the prevalence not well established
and need an early identification and diagnosis. Purpose: To describe the audiological and electrophysiological
features of auditory neuropathy in order to determine the effective treatment and intervention. Literature Review:
Auditory neuropathy is a kind of sensorineural hearing loss, in which sounds enter the inner ear normally, but the
signal transmission from the inner ear to the brain is impaired in some ways. It can affect people of all ages from
infant to adult. Patients with auditory neuropathy may have normal hearing or hearing loss ranging from mild to
profound hearing loss, but they always have poor speech perception abilities. Auditory neuropathy is characterized
by the abnormal result of the auditory brainstem response (BERA), but in the presence of preserved otoacoustic
emissions (OAE). It requires a different management approach to the auditory and communication problems that
used for usual peripheral hearing losses. Conclusion: An accurate clinical and audiological evaluation are needed
in auditory neuropathy, and finally, a correct diagnosis allow better treatment and rehabilitative strategies.
Keywords: Auditory neuropathy, BERA, OAE, speech perception
|