Studi Kasus Layanan Pendidikan Nonformal Suku Baduy

<p>This research tries to identify: 1) the type of education services received by the<br />Baduy people, 2) all stakeholders who participate in providing education for Baduy people, 3) problems encountered by the stakeholders and efforts made to overcome these problems. Data was collecte...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Fransisca Nur’aini Krisna
Format: Article
Language:English
Published: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-04-01
Series:Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
Subjects:
Online Access:http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/121
id doaj-d0cdb25833754dbdabc66292ca374aaf
record_format Article
spelling doaj-d0cdb25833754dbdabc66292ca374aaf2020-11-25T00:03:39ZengBadan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan KebudayaanJurnal Pendidikan dan Kebudayaan2460-83002528-43392015-04-0120111310.24832/jpnk.v20i1.121112Studi Kasus Layanan Pendidikan Nonformal Suku BaduyFransisca Nur’aini Krisna0Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang Kemdikbud<p>This research tries to identify: 1) the type of education services received by the<br />Baduy people, 2) all stakeholders who participate in providing education for Baduy people, 3) problems encountered by the stakeholders and efforts made to overcome these problems. Data was collected through observation and in-depth interview. This study shows that: 1) education services provided for Baduy people consist of: (a) functional literacy program and (b) Package A program for those who has accomplished functional literacy program; 2) Stakeholders who participate in providing education for Baduy people consist of a group of people from Baduy tribe itself, Dinas Pendidikan Lebak region, PKBM Dian Puspita, and WAMBY; 3) Problems encountered by the stakeholders comprise of (a) limited funding, (b) low attendance rates, (c) rejection by the elders, and (d) learning schedules sometimes clash with traditional activities; and 4) Efforts made to overcome these problems, include (a) cross-subsidy by utilizing facilities<br />from SDN 2 Ciboleger (Public Elementary School) and SMPN 4 Bojong Menteng (Public Junior Secondary School), (b) set up the learning process become more interesting for Baduy people by including life-skills topics in the learning subject, (c) approached the elders and explained the benefits of education for Baduy people, and (d) adjusted the learning schedule with the traditional activities agenda.</p><p><span><span><br /></span></span></p><p><span><span><strong>ABSTRAK</strong></span></span></p><p>Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi: 1) bentuk layanan pendidikan masyarakat Baduy; 2) pihak yang berpartisipasi dalam pemberian layanan pendidikan bagi masyarakat Baduy; dan 3) permasalahan yang ditemui serta upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam. Hasil studi menunjukkan bahwa: 1) pemberian layanan pendidikan masyarakat Baduy meliputi: (a) program keaksaraan fungsional; dan (c) program kesetaraan Paket A bagi masyarakat Baduy yang telah menyelesaikan program keaksaraan fungsional; 2) Pihak yang berkontribusi dalam pelayanan pendidikan, yaitu: (a) sekelompok orang secara personal dari penduduk setempat, (b) dinas pendidikan Kabupaten Lebak; (c) PKBM Dian Puspita dan WAMBY; serta Ditjen PAUDNI; 3) Masalah yang dihadapi, antara lain: (a) keterbatasan dana untuk penyelenggaraan berbagai jenis pendidikan nonformal; (b) tingkat kehadiran warga belajar yang masih rendah; (c) penolakan kehadiran pendidikan nonformal oleh tetua adat; dan (d) pengaturan jadwal belajar sering tidak tepat, karena adanya waktu-waktu adat; 4) Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah, antara lain: (a) melakukan subsidi silang, yakni dengan memanfaatkan fasilitas pembelajaran yang terdapat di SDN 2 Ciboleger dan SMPN 4 Bojong Menteng untuk kegiatan pembelajaran masyarakat Baduy; (b) mengemas pembelajaran menjadi lebih menarik minat warga belajar dan berorientasi kecakapan hidup; (c) pendekatan kepada tetua adat dengan menjelaskan kebaikan dan manfaat dari pendidikan untuk masyarakat Baduy; dan (d) menyesuaikan jadwal pembelajaran dengan jadwal kegiatan adat.</p>http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/121illiterate, functional literacy, Baduy people, Package A Programbuta aksara, keaksaraan fungsional, paket A, masyarakat Baduy
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Fransisca Nur’aini Krisna
spellingShingle Fransisca Nur’aini Krisna
Studi Kasus Layanan Pendidikan Nonformal Suku Baduy
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
illiterate, functional literacy, Baduy people, Package A Program
buta aksara, keaksaraan fungsional, paket A, masyarakat Baduy
author_facet Fransisca Nur’aini Krisna
author_sort Fransisca Nur’aini Krisna
title Studi Kasus Layanan Pendidikan Nonformal Suku Baduy
title_short Studi Kasus Layanan Pendidikan Nonformal Suku Baduy
title_full Studi Kasus Layanan Pendidikan Nonformal Suku Baduy
title_fullStr Studi Kasus Layanan Pendidikan Nonformal Suku Baduy
title_full_unstemmed Studi Kasus Layanan Pendidikan Nonformal Suku Baduy
title_sort studi kasus layanan pendidikan nonformal suku baduy
publisher Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
series Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
issn 2460-8300
2528-4339
publishDate 2015-04-01
description <p>This research tries to identify: 1) the type of education services received by the<br />Baduy people, 2) all stakeholders who participate in providing education for Baduy people, 3) problems encountered by the stakeholders and efforts made to overcome these problems. Data was collected through observation and in-depth interview. This study shows that: 1) education services provided for Baduy people consist of: (a) functional literacy program and (b) Package A program for those who has accomplished functional literacy program; 2) Stakeholders who participate in providing education for Baduy people consist of a group of people from Baduy tribe itself, Dinas Pendidikan Lebak region, PKBM Dian Puspita, and WAMBY; 3) Problems encountered by the stakeholders comprise of (a) limited funding, (b) low attendance rates, (c) rejection by the elders, and (d) learning schedules sometimes clash with traditional activities; and 4) Efforts made to overcome these problems, include (a) cross-subsidy by utilizing facilities<br />from SDN 2 Ciboleger (Public Elementary School) and SMPN 4 Bojong Menteng (Public Junior Secondary School), (b) set up the learning process become more interesting for Baduy people by including life-skills topics in the learning subject, (c) approached the elders and explained the benefits of education for Baduy people, and (d) adjusted the learning schedule with the traditional activities agenda.</p><p><span><span><br /></span></span></p><p><span><span><strong>ABSTRAK</strong></span></span></p><p>Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi: 1) bentuk layanan pendidikan masyarakat Baduy; 2) pihak yang berpartisipasi dalam pemberian layanan pendidikan bagi masyarakat Baduy; dan 3) permasalahan yang ditemui serta upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam. Hasil studi menunjukkan bahwa: 1) pemberian layanan pendidikan masyarakat Baduy meliputi: (a) program keaksaraan fungsional; dan (c) program kesetaraan Paket A bagi masyarakat Baduy yang telah menyelesaikan program keaksaraan fungsional; 2) Pihak yang berkontribusi dalam pelayanan pendidikan, yaitu: (a) sekelompok orang secara personal dari penduduk setempat, (b) dinas pendidikan Kabupaten Lebak; (c) PKBM Dian Puspita dan WAMBY; serta Ditjen PAUDNI; 3) Masalah yang dihadapi, antara lain: (a) keterbatasan dana untuk penyelenggaraan berbagai jenis pendidikan nonformal; (b) tingkat kehadiran warga belajar yang masih rendah; (c) penolakan kehadiran pendidikan nonformal oleh tetua adat; dan (d) pengaturan jadwal belajar sering tidak tepat, karena adanya waktu-waktu adat; 4) Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah, antara lain: (a) melakukan subsidi silang, yakni dengan memanfaatkan fasilitas pembelajaran yang terdapat di SDN 2 Ciboleger dan SMPN 4 Bojong Menteng untuk kegiatan pembelajaran masyarakat Baduy; (b) mengemas pembelajaran menjadi lebih menarik minat warga belajar dan berorientasi kecakapan hidup; (c) pendekatan kepada tetua adat dengan menjelaskan kebaikan dan manfaat dari pendidikan untuk masyarakat Baduy; dan (d) menyesuaikan jadwal pembelajaran dengan jadwal kegiatan adat.</p>
topic illiterate, functional literacy, Baduy people, Package A Program
buta aksara, keaksaraan fungsional, paket A, masyarakat Baduy
url http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/121
work_keys_str_mv AT fransiscanurainikrisna studikasuslayananpendidikannonformalsukubaduy
_version_ 1725432707754754048