MENERA ULANG SEJARAH INDONESIA LEWAT TIGA RANAH
Perbincangan tentang diskursus sejarah pembentukan suatu bangsa, apalagi bangsa semajemuk Indonesia, selalu menarik untuk diikuti. Tidak hanya mampu mengusik narasi yang sudah mapan, pembahasan semacam ini kerap membuka celah kajian yang acap lolos dari jaring pengamatan para akademisi dan ilmuwan t...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Gadjah Mada
2016-10-01
|
Series: | Jurnal Kawistara |
Subjects: | |
Online Access: | https://jurnal.ugm.ac.id/kawistara/article/view/15594 |
Summary: | Perbincangan tentang diskursus sejarah pembentukan suatu bangsa, apalagi bangsa semajemuk Indonesia, selalu menarik untuk diikuti. Tidak hanya mampu mengusik narasi yang sudah mapan, pembahasan semacam ini kerap membuka celah kajian yang acap lolos dari jaring pengamatan para akademisi dan ilmuwan terdahulu. Bermula dari kegelisahan tentang penempatan koleksi tidak bertuan di museum Tropen, buku Sites, Bodies, and Stories memancing ruang diskusi yang lebih luas dan pelik tentang bagaimana sejarah dari sebuah negara bermula dan intrik pergumulan wacana di dalamnya. Subjudul buku ini memberikan gelagat bahwa ia tengah mengadopsi pemikiran Ben Anderson dalam Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism (1991) tentang negara sebagai sebuah “Komunitas Terbayang.” Akan tetapi, buku ini melangkah lebih jauh dari tesis Anderson dengan merujuk lebih banyak dan beragam aktor. Tidak cuma dari elit patriotik negara, tetapi para seniman, akademisi, petugas museum, sampai turis pelancong juga ikut berperan dalam pembentukan sebuah komunitas terbayang bernama Indonesia. |
---|---|
ISSN: | 2088-5415 2355-5777 |