Keberagamaan Otentik dalam Al-Qur’an

<p><strong>Abstract</strong></p><p>Multi-dimensional crisis experienced by the muslims are related to their religiosity. To overcome the crisis, they need develop authentic religiosity. This research examines the authentic type of religiosity taught by the Qur’an with t...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Hamim Ilyas
Format: Article
Language:English
Published: Ministry of Religious Affairs 2014-06-01
Series:Analisa: Jurnal Pengkajian Masalah Sosial Keagamaan
Online Access:http://blasemarang.kemenag.go.id/journal/index.php/analisa/article/view/28
id doaj-c9d3d4a08615429a87ebae67c81820b8
record_format Article
spelling doaj-c9d3d4a08615429a87ebae67c81820b82020-11-24T21:33:25ZengMinistry of Religious AffairsAnalisa: Jurnal Pengkajian Masalah Sosial Keagamaan1410-43502443-38532014-06-01211637610.18784/analisa.v21i1.2828Keberagamaan Otentik dalam Al-Qur’anHamim Ilyas<p><strong>Abstract</strong></p><p>Multi-dimensional crisis experienced by the muslims are related to their religiosity. To overcome the crisis, they need develop authentic religiosity. This research examines the authentic type of religiosity taught by the Qur’an with the method of tafsir (Qur’anic interpretation). The study found that the religiosity taught by the Qur’an is ethical<br />religiosity which manifests in two frameworks: works and capacity. The first framework consists of two works: first, total surrender in God in term of comprehending and submitting to God’s will manifested in His qauliyya (speech), kauniyya (universe), and tarikhiyya (history) verses. Second, following the milla (religion) of Abraham. The second<br />framework consists of five capacities: muhsin (social capacity), hanif (moral capacity),muslim (intelectual capacity), qanit (spiritual capacity), and syakir (personal capacity).<br /><strong>Keywords</strong>: Authentic religiosity, Islam, the Qur’an</p><p><br /><strong>Abstrak</strong><br />Krisis multi dimensi yang dialami umat Islam berhubungan dengan keberagamaan mereka. Untuk mengatasinya mereka harus mengembangkan keberagamaan otentik. Penelitian ini mengkaji tipe keberagamaan otentik yang diajarkan al-Qur’an dengan<br />metode tafsir. Ditemukan bahwa tipe keberagamaan yang diajarkan al-Qur’an adalah keberagamaan etis yang terwujud dalam dua kerangka: amal dan kapasitas. Kerangka pertama terdiri atas dua amal. Pertama, berserah diri kepada Allah dalam pengertian<br />memahami dan tunduk kepada kehendak-Nya yang diungkapkan dalam ayat-ayat qauliyah, kauniyah dan tarikhiyah. Kedua, mengikuti Millah Ibrahim. Kemudian kerangka kedua terdiri atas lima kapasitas: muhsin (kapasitas sosial), hanif (kapasitas moral), muslim (kapasitas kecendekiaan), qanit (kapasitas spiritual) dan syakir (kapasitas personal.)</p><p><br /><strong>Kata kunci:</strong> Keberagamaan otentik, Islam, al-Qur’an</p>http://blasemarang.kemenag.go.id/journal/index.php/analisa/article/view/28
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Hamim Ilyas
spellingShingle Hamim Ilyas
Keberagamaan Otentik dalam Al-Qur’an
Analisa: Jurnal Pengkajian Masalah Sosial Keagamaan
author_facet Hamim Ilyas
author_sort Hamim Ilyas
title Keberagamaan Otentik dalam Al-Qur’an
title_short Keberagamaan Otentik dalam Al-Qur’an
title_full Keberagamaan Otentik dalam Al-Qur’an
title_fullStr Keberagamaan Otentik dalam Al-Qur’an
title_full_unstemmed Keberagamaan Otentik dalam Al-Qur’an
title_sort keberagamaan otentik dalam al-qur’an
publisher Ministry of Religious Affairs
series Analisa: Jurnal Pengkajian Masalah Sosial Keagamaan
issn 1410-4350
2443-3853
publishDate 2014-06-01
description <p><strong>Abstract</strong></p><p>Multi-dimensional crisis experienced by the muslims are related to their religiosity. To overcome the crisis, they need develop authentic religiosity. This research examines the authentic type of religiosity taught by the Qur’an with the method of tafsir (Qur’anic interpretation). The study found that the religiosity taught by the Qur’an is ethical<br />religiosity which manifests in two frameworks: works and capacity. The first framework consists of two works: first, total surrender in God in term of comprehending and submitting to God’s will manifested in His qauliyya (speech), kauniyya (universe), and tarikhiyya (history) verses. Second, following the milla (religion) of Abraham. The second<br />framework consists of five capacities: muhsin (social capacity), hanif (moral capacity),muslim (intelectual capacity), qanit (spiritual capacity), and syakir (personal capacity).<br /><strong>Keywords</strong>: Authentic religiosity, Islam, the Qur’an</p><p><br /><strong>Abstrak</strong><br />Krisis multi dimensi yang dialami umat Islam berhubungan dengan keberagamaan mereka. Untuk mengatasinya mereka harus mengembangkan keberagamaan otentik. Penelitian ini mengkaji tipe keberagamaan otentik yang diajarkan al-Qur’an dengan<br />metode tafsir. Ditemukan bahwa tipe keberagamaan yang diajarkan al-Qur’an adalah keberagamaan etis yang terwujud dalam dua kerangka: amal dan kapasitas. Kerangka pertama terdiri atas dua amal. Pertama, berserah diri kepada Allah dalam pengertian<br />memahami dan tunduk kepada kehendak-Nya yang diungkapkan dalam ayat-ayat qauliyah, kauniyah dan tarikhiyah. Kedua, mengikuti Millah Ibrahim. Kemudian kerangka kedua terdiri atas lima kapasitas: muhsin (kapasitas sosial), hanif (kapasitas moral), muslim (kapasitas kecendekiaan), qanit (kapasitas spiritual) dan syakir (kapasitas personal.)</p><p><br /><strong>Kata kunci:</strong> Keberagamaan otentik, Islam, al-Qur’an</p>
url http://blasemarang.kemenag.go.id/journal/index.php/analisa/article/view/28
work_keys_str_mv AT hamimilyas keberagamaanotentikdalamalquran
_version_ 1725953325088636928