Summary: | Characters in the short story is the bearer of the mandate want delivered author. From the collection of short stories "Lukisan Kaligrafi", transcendental attitude as the implications of believing in God is reflected from the recognition of the existence of absolute norms of the God by the characters in the stories. These norms are divided into (a) taubatan nasuha (repentance undertaken on the awareness deepest heart with a determination not to repeat the sin), (b) wara' (away or leave everything unclear about the haram and halal), and (c) ridha or rida (accept what has been decreed by God, either painful or pleasant).
Tokoh dalam cerpen merupakan pengemban amanat yang ingin disampaikan pengarang. Dari kumpulan cerpen Lukisan Kaligrafi, sikap transenden sebagai implikasi beriman kepada Tuhan tergambar dari pengakuan adanya norma-norma mutlak dari Tuhan oleh tokoh dalam cerita. Norma-norma tersebut terbagi menjadi (a) taubatan nasuha (tobat yang dilakukan atas kesadaran hati terdalam disertai tekad tidak mengulangi perbuatan dosa), (b) wara’ (menjauhi atau meninggalkan segala hal yang belum jelas haram dan halalnya), dan (c) ridha atau rida (menerima apa saja yang telah ditetapkan Tuhan, baik yang menyusahkan maupun menyenangkan).
|