Benarkan Prempuan Bekerja dan Berpendidikan Mmpengaruhi Tingkat Perceraian? Kasus Jawa Barat

Tingginya tingkat perceraian menjadi sesuatu yang berdampak besar. Fenomena perempuan bekerja dan berpendidikan tinggi disinyalir sebagai pemicu tingginya perceraian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak perempuan bekerja dan berpendidikan tinggi terhadap tingkat perceraian yang terjadi di...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Nenny Hendajany, Ae Suaesih
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Udayana 2020-08-01
Series:Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan
Online Access:https://ojs.unud.ac.id/index.php/jekt/article/view/63532
Description
Summary:Tingginya tingkat perceraian menjadi sesuatu yang berdampak besar. Fenomena perempuan bekerja dan berpendidikan tinggi disinyalir sebagai pemicu tingginya perceraian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak perempuan bekerja dan berpendidikan tinggi terhadap tingkat perceraian yang terjadi di Jawa Barat. Data diambil dari Susenas 2018 dengan memilih responden adalah wanita yang telah menikah. Variable dependen dalam bentuk dummy, dimana 1 untuk wanita yang bercerai dan 0 untuk wanita yang tidak. Kategori cerai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cerai hidup. Variabel independen yang diambil adalah pendidikan, status pekerjaan, dan usia pernikahan pertama. Pendidikan dibuat dalam bentuk variabel dummy, 1 untuk pendidikan SMP ke bawah. Status pekerjaan dibuat dalam bentuk dummy, 1 untuk wanita karir (bekerja). Sedangkan variabel perkotaan diambil sebagai kontrol dalam model. Metode analisis yang digunakan selain OLS (Ordinary Least Square) adalah Probit dan Logit. Hasil menunjukkan bahwa perempuan yang bekerja memberi kecenderungan meningkatkan kemungkinan terjadinya perceraian, juga wanita dengan pendidikan yang lebih rendah cenderung menurunkan kemungkinan terjadinya perceraian. Usia pernikahan dini memperlihatkan meningkatnya kecenderungan terjadinya perceraian.
ISSN:2303-0186