“Menjadi Sesama Manusia” Persahabatan sebagai Tema Teologis dan Implikasinya Bagi Kehidupan Bergereja
Abstract. This article shows that conceptually friendship is not something new. It has been around since someone was born, knowing himself and others. The concept of friendship has been known in the ancient world as well as many philosophers such as Aristotle, Derrida and Levinas has discussed about...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta
2018-04-01
|
Series: | Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani |
Subjects: | |
Online Access: | http://sttintheos.ac.id/e-journal/index.php/dunamis/article/view/169 |
id |
doaj-c7332967facf49f6b89d63c853510a55 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-c7332967facf49f6b89d63c853510a552020-11-24T21:40:24ZindSekolah Tinggi Teologi Intheos SurakartaDunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani2541-39372541-39452018-04-012210311810.30648/dun.v2i2.169127“Menjadi Sesama Manusia” Persahabatan sebagai Tema Teologis dan Implikasinya Bagi Kehidupan BergerejaYohanes Krismantyo Susanta0STAKN TORAJAAbstract. This article shows that conceptually friendship is not something new. It has been around since someone was born, knowing himself and others. The concept of friendship has been known in the ancient world as well as many philosophers such as Aristotle, Derrida and Levinas has discussed about. The concept of friendship can also be found in the texts of Scripture. In fact, the church often fails to build encounters with other religions / faiths, resulting in tension between the church and other faiths. Therefore, this paper will show that friendship is not just a concept or important theological theme, but rather related to praxis, which is the action of someone in the encounter with others. In this context the Church is called to be a community that treats everyone as a friend, as a fellow human being created by God. Abstrak. Artikel ini memperlihatkan bahwa secara konseptual, persahabatan bukanlah sesuatu yang baru. Ia telah ada sejak manusia lahir, mengenal diri dan orang lain. Konsep persahabatan telah dikenal dalam dunia kuno serta banyak disinggung oleh para filsuf seperti Aristoteles, Derrida, dan Levinas. Konsep dan contoh persahabatan juga dapat ditemukan dalam teks-teks Alkitab. Pada praktiknya, gereja seringkali gagal dalam membangun perjumpaan dengan agama/ iman lainnya sehingga berakibat munculnya ketegangan hubungan antara gereja dengan penganut agama lainnya. Oleh karena itu, tulisan ini akan memperlihatkan bahwa persahabatan bukan sekadar konsep atau tema teologis yang penting, melainkan berkaitan dengan praksis, yaitu tindakan seseorang dalam perjumpaan dengan orang lain. Dalam konteks inilah gereja dipanggil untuk menjadi komunitas yang memperlakukan setiap orang sebagai sahabat, sebagai sesama manusia ciptaan Allah.http://sttintheos.ac.id/e-journal/index.php/dunamis/article/view/169friendshiphospitalitychurchthe othernessinter-religious relationshippersahabatankeramahtamahangerejasang liyanhubungan antaragama |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Yohanes Krismantyo Susanta |
spellingShingle |
Yohanes Krismantyo Susanta “Menjadi Sesama Manusia” Persahabatan sebagai Tema Teologis dan Implikasinya Bagi Kehidupan Bergereja Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani friendship hospitality church the otherness inter-religious relationship persahabatan keramahtamahan gereja sang liyan hubungan antaragama |
author_facet |
Yohanes Krismantyo Susanta |
author_sort |
Yohanes Krismantyo Susanta |
title |
“Menjadi Sesama Manusia” Persahabatan sebagai Tema Teologis dan Implikasinya Bagi Kehidupan Bergereja |
title_short |
“Menjadi Sesama Manusia” Persahabatan sebagai Tema Teologis dan Implikasinya Bagi Kehidupan Bergereja |
title_full |
“Menjadi Sesama Manusia” Persahabatan sebagai Tema Teologis dan Implikasinya Bagi Kehidupan Bergereja |
title_fullStr |
“Menjadi Sesama Manusia” Persahabatan sebagai Tema Teologis dan Implikasinya Bagi Kehidupan Bergereja |
title_full_unstemmed |
“Menjadi Sesama Manusia” Persahabatan sebagai Tema Teologis dan Implikasinya Bagi Kehidupan Bergereja |
title_sort |
“menjadi sesama manusia” persahabatan sebagai tema teologis dan implikasinya bagi kehidupan bergereja |
publisher |
Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta |
series |
Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani |
issn |
2541-3937 2541-3945 |
publishDate |
2018-04-01 |
description |
Abstract. This article shows that conceptually friendship is not something new. It has been around since someone was born, knowing himself and others. The concept of friendship has been known in the ancient world as well as many philosophers such as Aristotle, Derrida and Levinas has discussed about. The concept of friendship can also be found in the texts of Scripture. In fact, the church often fails to build encounters with other religions / faiths, resulting in tension between the church and other faiths. Therefore, this paper will show that friendship is not just a concept or important theological theme, but rather related to praxis, which is the action of someone in the encounter with others. In this context the Church is called to be a community that treats everyone as a friend, as a fellow human being created by God.
Abstrak. Artikel ini memperlihatkan bahwa secara konseptual, persahabatan bukanlah sesuatu yang baru. Ia telah ada sejak manusia lahir, mengenal diri dan orang lain. Konsep persahabatan telah dikenal dalam dunia kuno serta banyak disinggung oleh para filsuf seperti Aristoteles, Derrida, dan Levinas. Konsep dan contoh persahabatan juga dapat ditemukan dalam teks-teks Alkitab. Pada praktiknya, gereja seringkali gagal dalam membangun perjumpaan dengan agama/ iman lainnya sehingga berakibat munculnya ketegangan hubungan antara gereja dengan penganut agama lainnya. Oleh karena itu, tulisan ini akan memperlihatkan bahwa persahabatan bukan sekadar konsep atau tema teologis yang penting, melainkan berkaitan dengan praksis, yaitu tindakan seseorang dalam perjumpaan dengan orang lain. Dalam konteks inilah gereja dipanggil untuk menjadi komunitas yang memperlakukan setiap orang sebagai sahabat, sebagai sesama manusia ciptaan Allah. |
topic |
friendship hospitality church the otherness inter-religious relationship persahabatan keramahtamahan gereja sang liyan hubungan antaragama |
url |
http://sttintheos.ac.id/e-journal/index.php/dunamis/article/view/169 |
work_keys_str_mv |
AT yohaneskrismantyosusanta menjadisesamamanusiapersahabatansebagaitemateologisdanimplikasinyabagikehidupanbergereja |
_version_ |
1725926033347051520 |