PERAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN DI INDONESIA

Abstract: The Role of Entrepreneurship Education in the Empowerment of the Poor in Indonesia. Poverty has become an international problem. Poverty reduction effort is a major commitment of all countries that have ratified the Millennium Development Goals. The nature of poverty involves many aspects...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Sukidjo Sukidjo
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Negeri Yogyakarta 2012-04-01
Series:Jurnal Economia
Online Access:http://journal.uny.ac.id/index.php/economia/article/view/799
Description
Summary:Abstract: The Role of Entrepreneurship Education in the Empowerment of the Poor in Indonesia. Poverty has become an international problem. Poverty reduction effort is a major commitment of all countries that have ratified the Millennium Development Goals. The nature of poverty involves many aspects such as economic, political, and social and cultural. Therefore, poverty reduction programs consisting of financial/economic support as well as empowerment program i.e. entrepreneurship education. This empowerment program focuses on shaping an independent mental attitude, creative, and persistent so that the individuals’ potential and provided facilities can be utilized optimally. Furthermore, “the charity programs” should be addressed specific to the poor who are elderly.   Keywords: poverty, empowerment and entrepreneurship   Abstrak: Peran Pendidikan Kewirausahaan dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Indonesia. Kemiskinan telah menjadi masalah internasional, dan upaya pengurangan kemiskinan merupakan komitmen utama semua negara yang telah meratifikasi Milenium Development Goals. Hakikat kemiskinan bersifat multi aspek, baik ekonomi, politik maupun social budaya. Oleh sebab itu program pengurangan kemiskinan tidak dapat hanya diberikan bantuan ekonomi melainkan perlu dilakukan pemberdayaan berupa pendidikan kewirausahaan, untuk membentuk sikap mental yang mandiri, pantang menyerah, kreatif serta mengembangkan need for achievement, sehingga potensi yang dimiliki maupun fasilitas yang diperoleh dapat dikembangkan. Sebaliknya program-program yang bersifat belas kasihan sebaiknya hanya diberikan kepada warga miskin yang berusia lanjut.  Bantuan yang bersifat belas kasihan yang selama ini diberikan ternyata kurang mendidik karena menyebabkan malas bekerja, dan pemanfaatannya kurang produktif.   Keywords : kemiskinan, pemberdayaan dan kewirausahaan
ISSN:1858-2648
2460-1152