Optimasi Fuzzy C-Means dan K-Means Menggunakan Algoritma Genetika untuk Pengklasteran Dataset Diabetic Retinopathy

Diabetic Retinopathy adalah komplikasi dari diabetes yang mengakibatkan gangguan pada retina mata. Gangguan tersebut dapat diketahui dengan deteksi awal melalui data yang diekstraksi dari citra mata. Deteksi awal dapat dilakukan dengan menggunakan metode clustering. Metode yang digunakan yaitu Fuzzy...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Muhammad Ezar Al Rivan, Steven Steven, William Tanzil
Format: Article
Language:Indonesian
Published: University of Brawijaya 2020-10-01
Series:Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Online Access:http://jtiik.ub.ac.id/index.php/jtiik/article/view/1872
id doaj-c0e6144211fe4e09aa7d81a754c5963b
record_format Article
spelling doaj-c0e6144211fe4e09aa7d81a754c5963b2020-11-25T03:37:44ZindUniversity of BrawijayaJurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer2355-76992528-65792020-10-0175993100010.25126/jtiik.2020711872586Optimasi Fuzzy C-Means dan K-Means Menggunakan Algoritma Genetika untuk Pengklasteran Dataset Diabetic RetinopathyMuhammad Ezar Al Rivan0Steven Steven1William Tanzil2STMIK Global Informatika MDPSTMIK Global Informatika MDPSTMIK Global Informatika MDPDiabetic Retinopathy adalah komplikasi dari diabetes yang mengakibatkan gangguan pada retina mata. Gangguan tersebut dapat diketahui dengan deteksi awal melalui data yang diekstraksi dari citra mata. Deteksi awal dapat dilakukan dengan menggunakan metode clustering. Metode yang digunakan yaitu Fuzzy C-Means dan K-Means. Fuzzy C-Means dan K-Means memiliki kelemahan dari jumlah iterasi yang besar. Jumlah iterasi pada Fuzzy C-Means dan K-Means dapat dioptimasi dengan menggunakan Algoritma Genetika. Optimasi dilakukan dengan cara mengganti bagian pada Fuzzy C-Means dan K-Means pada saat menentukan pusat cluster. Dataset yang digunakan pada penelitian adalah dataset Diabetic Retinopathy. Hasil optimasi sebelum dan sesudah  hybrid Algoritma Genetika pada Fuzzy C-Means terlihat pada nilai rata-rata iterasi dari 17,1 menjadi 6,65 terjadi penurunan sebesar 61,11% dan pada K-Means terlihat pada nilai rata-rata iterasi dari 10,85 menjadi 7,35 terjadi penurunan sebesar 32,25%. Berdasarkan hasil perbandingan nilai rata-rata iterasi Algoritma Genetika–Fuzzy C-Means dan Algoritma Genetika-K-Means maka dapat disimpulkan bahwa Algoritma Genetika-Fuzzy C-Means memiliki jumlah iterasi yang lebih baik dibanding Algoritma Genetika-K-Means. Algoritma Genetika-Fuzzy C-Means juga memiliki inter cluster distance yang paling kecil dan intra cluster distance yang paling besar.   Abstract Diabetic Retinopathy is diabetic complication that cause retina disorder. Retina disorder can be known from data extracted from eye image. Early detection conduct using clustering. These methods are Fuzzy C-Means and K-Means. These methods have large number of iteration as weakness. Number of iteration can be optimized using genetic algorithm. Optimization conducted by replace a part from Fuzzy C-Means dan K-Means that use to generate early centroid. The dataset used in the study is a dataset of diabetic retinopathy. The optimization results before and after hybrid GeneticAlgorithm on Fuzzy C-Means are the average iteration values decreased from 17.1 to 6.65, decreasing 61,11% and in K-Means are the average iteration values decreased from 10.85 to 7.35 decreasing 32,25%. Based on the comparison of Genetic Algorithm  Fuzzy C-Means and Genetic Algorithm K-Means iterations, it can be concluded that Genetic Algorithm Fuzzy C-Means has a better number of iteration than Genetic Algorithm K-Means. Genetic Algorithm-Fuzzy-C-Means has smallest inter cluster distance and biggest intra cluster distance.http://jtiik.ub.ac.id/index.php/jtiik/article/view/1872
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Muhammad Ezar Al Rivan
Steven Steven
William Tanzil
spellingShingle Muhammad Ezar Al Rivan
Steven Steven
William Tanzil
Optimasi Fuzzy C-Means dan K-Means Menggunakan Algoritma Genetika untuk Pengklasteran Dataset Diabetic Retinopathy
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
author_facet Muhammad Ezar Al Rivan
Steven Steven
William Tanzil
author_sort Muhammad Ezar Al Rivan
title Optimasi Fuzzy C-Means dan K-Means Menggunakan Algoritma Genetika untuk Pengklasteran Dataset Diabetic Retinopathy
title_short Optimasi Fuzzy C-Means dan K-Means Menggunakan Algoritma Genetika untuk Pengklasteran Dataset Diabetic Retinopathy
title_full Optimasi Fuzzy C-Means dan K-Means Menggunakan Algoritma Genetika untuk Pengklasteran Dataset Diabetic Retinopathy
title_fullStr Optimasi Fuzzy C-Means dan K-Means Menggunakan Algoritma Genetika untuk Pengklasteran Dataset Diabetic Retinopathy
title_full_unstemmed Optimasi Fuzzy C-Means dan K-Means Menggunakan Algoritma Genetika untuk Pengklasteran Dataset Diabetic Retinopathy
title_sort optimasi fuzzy c-means dan k-means menggunakan algoritma genetika untuk pengklasteran dataset diabetic retinopathy
publisher University of Brawijaya
series Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
issn 2355-7699
2528-6579
publishDate 2020-10-01
description Diabetic Retinopathy adalah komplikasi dari diabetes yang mengakibatkan gangguan pada retina mata. Gangguan tersebut dapat diketahui dengan deteksi awal melalui data yang diekstraksi dari citra mata. Deteksi awal dapat dilakukan dengan menggunakan metode clustering. Metode yang digunakan yaitu Fuzzy C-Means dan K-Means. Fuzzy C-Means dan K-Means memiliki kelemahan dari jumlah iterasi yang besar. Jumlah iterasi pada Fuzzy C-Means dan K-Means dapat dioptimasi dengan menggunakan Algoritma Genetika. Optimasi dilakukan dengan cara mengganti bagian pada Fuzzy C-Means dan K-Means pada saat menentukan pusat cluster. Dataset yang digunakan pada penelitian adalah dataset Diabetic Retinopathy. Hasil optimasi sebelum dan sesudah  hybrid Algoritma Genetika pada Fuzzy C-Means terlihat pada nilai rata-rata iterasi dari 17,1 menjadi 6,65 terjadi penurunan sebesar 61,11% dan pada K-Means terlihat pada nilai rata-rata iterasi dari 10,85 menjadi 7,35 terjadi penurunan sebesar 32,25%. Berdasarkan hasil perbandingan nilai rata-rata iterasi Algoritma Genetika–Fuzzy C-Means dan Algoritma Genetika-K-Means maka dapat disimpulkan bahwa Algoritma Genetika-Fuzzy C-Means memiliki jumlah iterasi yang lebih baik dibanding Algoritma Genetika-K-Means. Algoritma Genetika-Fuzzy C-Means juga memiliki inter cluster distance yang paling kecil dan intra cluster distance yang paling besar.   Abstract Diabetic Retinopathy is diabetic complication that cause retina disorder. Retina disorder can be known from data extracted from eye image. Early detection conduct using clustering. These methods are Fuzzy C-Means and K-Means. These methods have large number of iteration as weakness. Number of iteration can be optimized using genetic algorithm. Optimization conducted by replace a part from Fuzzy C-Means dan K-Means that use to generate early centroid. The dataset used in the study is a dataset of diabetic retinopathy. The optimization results before and after hybrid GeneticAlgorithm on Fuzzy C-Means are the average iteration values decreased from 17.1 to 6.65, decreasing 61,11% and in K-Means are the average iteration values decreased from 10.85 to 7.35 decreasing 32,25%. Based on the comparison of Genetic Algorithm  Fuzzy C-Means and Genetic Algorithm K-Means iterations, it can be concluded that Genetic Algorithm Fuzzy C-Means has a better number of iteration than Genetic Algorithm K-Means. Genetic Algorithm-Fuzzy-C-Means has smallest inter cluster distance and biggest intra cluster distance.
url http://jtiik.ub.ac.id/index.php/jtiik/article/view/1872
work_keys_str_mv AT muhammadezaralrivan optimasifuzzycmeansdankmeansmenggunakanalgoritmagenetikauntukpengklasterandatasetdiabeticretinopathy
AT stevensteven optimasifuzzycmeansdankmeansmenggunakanalgoritmagenetikauntukpengklasterandatasetdiabeticretinopathy
AT williamtanzil optimasifuzzycmeansdankmeansmenggunakanalgoritmagenetikauntukpengklasterandatasetdiabeticretinopathy
_version_ 1724544198924828672