KARAKTERISTIK DOLOK DAN SIFAT PENGGERGAJIAN KAYU SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

Kayu  sawit  merupakan  salah  satu  komoditas  dari limbah perkebunan yang  mempunyai potensi  untuk  menambah pasokan  kayu  bundar di  Indonesia. Penelitian  ini bertujuan  untuk menyediakan informasi tentang sifat fisis  (kerapatan, kadar air dan kerapatan ikatan pembuluh), dimensi dolok dan  re...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Achmad Supriadi, Osly Rachman, Edi Sarwono
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Forest Product Research and Development Center 2017-08-01
Series:Jurnal Penelitian Hasil Hutan (Journal of Forest Products Research)
Subjects:
Online Access:http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/3900
Description
Summary:Kayu  sawit  merupakan  salah  satu  komoditas  dari limbah perkebunan yang  mempunyai potensi  untuk  menambah pasokan  kayu  bundar di  Indonesia. Penelitian  ini bertujuan  untuk menyediakan informasi tentang sifat fisis  (kerapatan, kadar air dan kerapatan ikatan pembuluh), dimensi dolok dan  rendemen penggergajian kayu sawit. Untuk maksud itu diteliti sebanyak 9 dolok dari pohon  sawit yamg berasal dari tanaman perkebunan di Lampung. Kerapatan kayu sawit berkisar antara 0,21 sampai 0,41  g/cm3.  Kadar air basah berkisar antara 138,90 sampai 343, 69%. Kerapatan ikatan pembuluh berkisar antara 0,84 sampai 1,01 bh/mm2.  Posisi  kayu  dalam  arah transversal  berpengaruh  nyata  terhadap  ketiga  sifat fisis tersebut. Diameter rata-rata dolok termasuk kulit adalah 46,64 cm,  tanpa kulit 42,55 cm, diameter bagian medium dan lunak 24,54 cm.  Volume rata-rata dolok untuk tiap meter panjang dengan kulit adalah 0,1745 m3,  tanpa kulit 0,1456 m3, bagian keras 0,0988  m3, bagian medium 0,0288 m3 dan  bagian  lunak  0,019  m3.  Mutu dolok  menunjukan kebundaran  di atas  95% dengan  pengurangan    diameter  rata-rata  2,61 cm/m.  Rendemen  penggergajian  rata-rata  adalah  44%, terdiri  dari bagian    keras   31%,  bagian  medium  9%  dan bagian  lunak  4%  serta  limbah penggergajian  sebesar    56%. Posisi  dolok  dalam  arah  vertikal  batang  berpengaruh   nyata terhadap  rendemen penggergajian. Berdasarkan  kerapatan,  bagian  keras  batang  kayu  sawit   termasuk   kelas  kuat  IV.   Bagian medium  dan   lunak   termasuk  kelas  kuat V, sehingga  bagian  keras  batang  dapat     digunakan sebagai  bahan  konstruksi  ringan  seperti  mebel. Berdasarkan  bagian  keras  ini  tersedia  potensi kayu  sebanyak  2,8 juta  m3/tahun yang berasal dari penebangan pohon sawit tua.
ISSN:0216-4329
2442-8957