DINAMIKA MUSLIM MORO DI FILIPINA SELATAN DAN GERAKAN SPARATIS ABU SAYYAF
Muslim Moro di Filipina Selatan mendiami wilayah dalam cakupan 13 Propinsi meliputi Mindanao, Sulu, Basilan, Palawan, Balabac, Tawi-Tawi, Cotabato, Cotabato Utara; Lanao Selatan dan Lanao del Norte dan Sultan Kudarat. Wilayah selatan Filipina ini sejak abad ke 15 M berada dibawa kekuasaan Sultan S...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
LPPM UIN Sultan Syarif Kasim Riau
2016-11-01
|
Series: | Sosial Budaya |
Subjects: | |
Online Access: | http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/SosialBudaya/article/view/3539 |
Summary: | Muslim Moro di Filipina Selatan mendiami wilayah dalam cakupan 13 Propinsi meliputi Mindanao, Sulu, Basilan, Palawan, Balabac, Tawi-Tawi, Cotabato, Cotabato Utara; Lanao Selatan dan Lanao del Norte dan Sultan Kudarat. Wilayah selatan Filipina ini sejak abad ke 15 M berada dibawa kekuasaan Sultan Sulu dan Mindanao. Pada abad 16 M Kolonial Spanyol menjajah Filipina baik di Utara dan Selatan hingga tahun 1898, karena ada persaingan antar koloni maka perebutan kekuasaan antara Spanyal dan Amerika tak terhindarkan, dan Amerika menang ditandai dengan dibuatnya Traktat Paris. Sejak Filipina merdeka tahun 1946, nasib muslum Moro di Selatan Filipina belum juga berubah, karena kuatnya tekanan pemerintah Filipina terhadap minoritas Muslim dengan tetap melanjutkan kebijakan yang dibuat pemerintah kolonial Amerika. Maka tahun 1968 muncul pergerakan muslim yang terorganisir Muslim Independent Movement (MIM); lalu muncul pula Moro Libration Front (MLF) tahun 1971; pergerakan MLF berganti nama Moro national Libration Front (MNLF) pimpinan DR. Nur Misuari ; dri MNLF sebagian memisahkan diri membentuk Moro Islamic Libration Front (MILF) dipimpin oleh Hasyim Selamat; terakhir tahun 1993 dari MILF muncul pergerakan Abu Sayyaf pimpinan Abdurrazak Janjalani. Munculnya beragam bentuk pegerakan muslim disebabkan terdapat pebedaan ideologi perjuangan. |
---|---|
ISSN: | 1979-2603 2407-1684 |