Model Pengembangan Paradigma Masyarakat bagi Kepemilikan Rumah yang Terpisah dari Tanah

Abstract The main issue causing difficulties for low income people to get decent housing is the paradigm they have that owning a house means owning the land.  This Study used quantitative and qualitative approach. Results showed that the community paradigm of separated ownership of house and land w...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Martin Roestamy, Rita Rahmawati
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Gadjah Mada 2018-08-01
Series:Mimbar Hukum
Subjects:
Online Access:https://jurnal.ugm.ac.id/jmh/article/view/17646
id doaj-b97727e856774fe2a0fe0662543cbd0c
record_format Article
spelling doaj-b97727e856774fe2a0fe0662543cbd0c2020-11-25T04:06:02ZengUniversitas Gadjah MadaMimbar Hukum0852-100X2443-09942018-08-0130233134510.22146/jmh.1764621751Model Pengembangan Paradigma Masyarakat bagi Kepemilikan Rumah yang Terpisah dari TanahMartin RoestamyRita RahmawatiAbstract The main issue causing difficulties for low income people to get decent housing is the paradigm they have that owning a house means owning the land.  This Study used quantitative and qualitative approach. Results showed that the community paradigm of separated ownership of house and land was low.  this study resulted in a formulation of development model of community paradigm of house ownership separated from land ownership.  Based on this model, it was concluded that community paradigm of house ownership separated from land ownership could be developed if there were interesting compensations to eliminate people hesitance about having an apartment.   Intisari Persoalan utama yang menyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia sulit memperoleh rumah adalah adanya paradigma masyarakat tentang kepemilikan rumah yang bermakna kepemilikan tanah. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paradigma masyarakat tentang kepemilikan rumah yang terpisah dari tanah  masih rendah. Masyarakat lebih menyukai tinggal di rumah yang menyatu dengan tanah dibandingkan dengan tinggal di rumah susun. Penelitian ini juga menghasilkan rumusan model pengembangan paradigma masyarakat bagi kepemilikan rumah yang terpisah dari tanah. Berdasarkan model tersebut, paradigm masyarakat dapat dikembangkan jika terdapat konpensasi menarik dari kepemilikan rumah susun.https://jurnal.ugm.ac.id/jmh/article/view/17646Development ParadigmHouse Ownershipapartments, Low-Income People, Backlog, Pengembangan Paradigma, Kepemilikan rumah, Rumah Susun, Masyarakat Berpenghasilan RendahBacklog Perumahan
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Martin Roestamy
Rita Rahmawati
spellingShingle Martin Roestamy
Rita Rahmawati
Model Pengembangan Paradigma Masyarakat bagi Kepemilikan Rumah yang Terpisah dari Tanah
Mimbar Hukum
Development Paradigm
House Ownership
apartments, Low-Income People, Backlog, Pengembangan Paradigma, Kepemilikan rumah, Rumah Susun, Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Backlog Perumahan
author_facet Martin Roestamy
Rita Rahmawati
author_sort Martin Roestamy
title Model Pengembangan Paradigma Masyarakat bagi Kepemilikan Rumah yang Terpisah dari Tanah
title_short Model Pengembangan Paradigma Masyarakat bagi Kepemilikan Rumah yang Terpisah dari Tanah
title_full Model Pengembangan Paradigma Masyarakat bagi Kepemilikan Rumah yang Terpisah dari Tanah
title_fullStr Model Pengembangan Paradigma Masyarakat bagi Kepemilikan Rumah yang Terpisah dari Tanah
title_full_unstemmed Model Pengembangan Paradigma Masyarakat bagi Kepemilikan Rumah yang Terpisah dari Tanah
title_sort model pengembangan paradigma masyarakat bagi kepemilikan rumah yang terpisah dari tanah
publisher Universitas Gadjah Mada
series Mimbar Hukum
issn 0852-100X
2443-0994
publishDate 2018-08-01
description Abstract The main issue causing difficulties for low income people to get decent housing is the paradigm they have that owning a house means owning the land.  This Study used quantitative and qualitative approach. Results showed that the community paradigm of separated ownership of house and land was low.  this study resulted in a formulation of development model of community paradigm of house ownership separated from land ownership.  Based on this model, it was concluded that community paradigm of house ownership separated from land ownership could be developed if there were interesting compensations to eliminate people hesitance about having an apartment.   Intisari Persoalan utama yang menyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia sulit memperoleh rumah adalah adanya paradigma masyarakat tentang kepemilikan rumah yang bermakna kepemilikan tanah. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paradigma masyarakat tentang kepemilikan rumah yang terpisah dari tanah  masih rendah. Masyarakat lebih menyukai tinggal di rumah yang menyatu dengan tanah dibandingkan dengan tinggal di rumah susun. Penelitian ini juga menghasilkan rumusan model pengembangan paradigma masyarakat bagi kepemilikan rumah yang terpisah dari tanah. Berdasarkan model tersebut, paradigm masyarakat dapat dikembangkan jika terdapat konpensasi menarik dari kepemilikan rumah susun.
topic Development Paradigm
House Ownership
apartments, Low-Income People, Backlog, Pengembangan Paradigma, Kepemilikan rumah, Rumah Susun, Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Backlog Perumahan
url https://jurnal.ugm.ac.id/jmh/article/view/17646
work_keys_str_mv AT martinroestamy modelpengembanganparadigmamasyarakatbagikepemilikanrumahyangterpisahdaritanah
AT ritarahmawati modelpengembanganparadigmamasyarakatbagikepemilikanrumahyangterpisahdaritanah
_version_ 1724432838805159936