Surabaya Dalam Antologi Puisi Siti Surabaya Dan Kisah Para Pendatang
Antologi puisi Siti Surabaya dan Kisah Para Pendatang hadir dalam kapasitasnya untuk merepresentasikan kota Surabaya. Kota Surabaya dihadirkan sebagai latar peristiwa, melalui ruang-ruang yang merujuk pada keberadaan kota, sebagai tawaran yang menghadirkan konstruksi sosial Surabaya. Konstruksi so...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Balai Bahasa Jawa Timur
2012-06-01
|
Series: | Atavisme |
Subjects: | |
Online Access: | http://atavisme.kemdikbud.go.id/index.php/atavisme/article/view/48 |
Summary: | Antologi puisi Siti Surabaya dan Kisah Para Pendatang hadir dalam kapasitasnya untuk merepresentasikan kota Surabaya. Kota Surabaya dihadirkan sebagai latar peristiwa, melalui ruang-ruang yang merujuk pada keberadaan kota, sebagai tawaran yang menghadirkan konstruksi sosial Surabaya. Konstruksi sosial Surabaya dalam Siti Surabaya dan Kisah Para Pendatang merupakan decentering yang mengarah pada pola konstruksi dengan titik tolak masyarakat pinggiran kota Surabaya. Decentering yang mengindikasikan upaya penghilangan konstruksi kota sebagai pusat kemajuan, digeser oleh keberadaan masyarakat pinggiran dengan segala kompleksitas pe ristiwa yang dilekatkan pada penghadiran tersebut, kemiskinan dan penggusuran. Pola decentering yang dilakukan oleh antologi puisi Siti Surabaya dan Kisah Para Pendatang merupakan pertarungan untuk melihat kembali hierarki antara konsep rural dengan konsep urban.
Abstract:
Anthology of poetry Siti Surabaya dan Kisah Para Pendatang is present in its capacity to represent the city of Surabaya. Surabaya city was presented as the background of events, through the spaces referring to the existence of the city, as an offer presenting the social construction of Surabaya. The social construction of Surabaya in Siti Surabaya dan Kisah Para Pendatang is a decentering leading to the construction pattern with a starting point of the suburban community of the city of Surabaya. Decentering indicating the efforts of removing the city construction as the central of progress is moved by the presence of the suburban with all the complexity of events em bedded in the representation, poverty and eviction. The decentering pattern made by the anthology of poetry Siti Surabaya dan Kisah Para Pendatang was a battle to see again the hierarchy between the rural and urban concept.
Key Words: representation, Surabaya, deconstruction, rural, urban, suburban, decentering. |
---|---|
ISSN: | 1410-900X 2503-5215 |