Evaluasi Trotoar Sebagai Feeder Non Motorized untuk Mendukung Bus Rapid Transit (BRT) Di Kota Semarang
Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang Koridor I merupakan salah satu moda transportasi umum yang ada di Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Semarang. Keberadaan BRT Trans Semarang belum didukung penyediaan trotoar sebagai prasarana berjalan kaki (non motorized transportation) yang aman dan nyaman di s...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Diponegoro University
2018-06-01
|
Series: | Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota |
Subjects: | |
Online Access: | https://ejournal.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/17336 |
Summary: | Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang Koridor I merupakan salah satu moda transportasi umum yang ada di Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Semarang. Keberadaan BRT Trans Semarang belum didukung penyediaan trotoar sebagai prasarana berjalan kaki (non motorized transportation) yang aman dan nyaman di sepanjang koridor. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas trotoar di BWK I sebagai feeder untuk mendukung BRT Trans Semarang Koridor I di BWK I. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Analisis yang dilakukan adalah analisis karakteristik pejalan kaki berdasarkan masksud pergerakan dan moda yang digunakan, analisis kondisi trotoar berdasarkan preferensi pejalan kaki dengan Importance Performance Analysis (IPA), serta analisis kualitas trotoar dengan pendekatan Pedestrian Environmental Quality Index (PEQI). Hasil penelitian menunjukkan kondisi trotoar di BWK I belum seluruhnya optimal dalam memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Lampu penerangan dan pagar pengaman merupakan variabel yang sangat penting dan menjadi prioritas utama untuk meningkatkan keamanan, sedangkan keberadaan pelindung cuaca, keberadaan tempat duduk dan kemiringan (ramp) permukaan merupakan variabel kenyamanan yang sangat penting dan menjadi prioritas utama untuk meningkatkan kenyamanan. Kualitas trotoar di Zona 2 sebagai pusat kota dan Central Business District (CBD) cenderung lebih baik dibandingkan Zona 1 dan Zona 3 yang merupakan wilayah penyangganya. Selain itu penyediaan trotoar masih memprioritaskan pada jalan-jalan utama koridor BRT, dimana trotoar yang ada memiliki kualitas basis (dasar) dan dapat diterima pejalan kaki. |
---|---|
ISSN: | 1858-3903 2597-9272 |