Gaya kebahasaan Rahmat Djoko Pradopo dalam antologi “Geguritan Abang Mbranang”

Geguritan merupakan salah satu karya sastra Jawa yang memiliki keunikan dalam aspek kebahasaan. Hal ini tidak terlepas dari gaya kebahasaan masing-masing pengarang yang berbeda-beda. Hal tersebut menjadi salah satu objek yang menarik untuk dikaji menjadi sebuah penelitian khususnya tentang gaya baha...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Bagus Wahyu Setyawan, Kundharu Saddhono
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Lembaga Pengembangan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Malang 2021-07-01
Series:Kembara: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Online Access:https://ejournal.umm.ac.id/index.php/kembara/article/view/13618
Description
Summary:Geguritan merupakan salah satu karya sastra Jawa yang memiliki keunikan dalam aspek kebahasaan. Hal ini tidak terlepas dari gaya kebahasaan masing-masing pengarang yang berbeda-beda. Hal tersebut menjadi salah satu objek yang menarik untuk dikaji menjadi sebuah penelitian khususnya tentang gaya bahasa dengan pendekatan stilistika. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan ciri khas kepengarangan Rahmat Djoko Pradopo dalam antologi Geguritan Abang Mbranang. Pendekatan yang digunakan adalah stilistika, yaitu suatu ilmu yang membahas mengenai gaya bahasa dalam karya sastra. Sumber data penelitian diambil dari teks geguritan dalam antologi Geguritan Abang Mbrang yang berjudul Wis Tuwa, Uluk Salame Srengenge, dan Para Mitrane Wengi. Teknik analisis data menggunakan teknik content analysis dan analisis interaktif. Dari hasil analisis ditemukan bahwa dalam antologi tersebut terdapat penggunaan kata kongkret dan kata konotatif untuk mengungkapkan isi dari masing-masing geguritan. Penggunaan bahasa figuratif juga sangat intens. Dalam antologi tersebut ditemukan penggunaan majas (1) personifikasi, (2) simile, (3) metafora, dan (4) hiperbola. Pengarang juga menggunakan citraan untuk memberikan gambaran nyata kepada pembaca, diantaranya adalah citraan (1) pengelihatan, (2) pendengaran, (3) penciuman, dan (4) gerak. Dari sekian gaya bahasa pengarang, dapat diketahui bahwa penggunaan majas personifikasi dan citraan gerak sangat dominan dalam ciri kepengarangan Rahmat Djoko Pradopo terlihat dalam beberapa karyanya yang termuat di antologi Geguritan Abang Mbranang.
ISSN:2442-7632
2442-9287