Penyakit Arteri Koroner: Pilih CABG atau PCI?

Strategi revaskularisasi pada penyakit arteri koroner (PAK) terus menjadi bahan debat di kalangan kardiologi. Berbagai uji klinis yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang bervariasi dan harus ditelaah secara detil karena persoalan strategi revaskularisasi menjadi masalah yang tidak sederhana teta...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Yoga Yuniadi
Format: Article
Language:English
Published: Indonesian Heart Association 2015-12-01
Series:Majalah Kardiologi Indonesia
Online Access:http://ijconline.id/index.php/ijc/article/view/434
id doaj-b0fd5ffb987a438f8d8e7e6ad1393f20
record_format Article
spelling doaj-b0fd5ffb987a438f8d8e7e6ad1393f202020-11-24T21:25:10ZengIndonesian Heart AssociationMajalah Kardiologi Indonesia0126-37732620-47622015-12-0136110.30701/ijc.v36i1.434Penyakit Arteri Koroner: Pilih CABG atau PCI?Yoga Yuniadi0JKIStrategi revaskularisasi pada penyakit arteri koroner (PAK) terus menjadi bahan debat di kalangan kardiologi. Berbagai uji klinis yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang bervariasi dan harus ditelaah secara detil karena persoalan strategi revaskularisasi menjadi masalah yang tidak sederhana tetapi harus memperhatikan subset pasien yang befvariasi untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Prinsip dasar yang harus tetap dijaga oleh para kardiolog adalah keputusan medis harus berorientasi pada pasien. Patient first! Perbandingan secara tidak langsung antara bedah pintas arteri koroner (BPAK/CABG) dengan intervensi koroner perkutan (IKP/PCI) menunjukkan dengan CABG keperluan pengulangan revaskularisasi lebih sedikit. Masalah yang selalu dipertanyakan dalam membandingkan kedua teknik revaskularisasi itu adalah pengaruh perkembangan teknologi stent terhadap luaran pasien. Berbeda dengan teknik CABG relatif tidak banyak berubah yaitu terdiri dari teknik on- atau off-pump, sedangkan teknologi stent berkembang cepat dan mungkin akan memberikan luaran yang berbeda karena stent generasi terakhir dipercaya memiliki patency rate yang lebih baik. Teknologi stent berkembang dari bare-metal stent ke drug-eluting stent, kemudian drug eluting stent juga berevolusi mulai dari generasi pertama yang memakai obat sirolimus atau paclitaxel ke generasi kedua yang memakai obat everolimus atau zotarolimus. Demikian juga farmako-teknologi polymer yang berkembang ke arah polymer-free stent. Dalam hal platform stent dimulai dari stainless steel, cobalt chromium, platinum dan terakhir memakai polylactyic acid yang dapat diserap.http://ijconline.id/index.php/ijc/article/view/434
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Yoga Yuniadi
spellingShingle Yoga Yuniadi
Penyakit Arteri Koroner: Pilih CABG atau PCI?
Majalah Kardiologi Indonesia
author_facet Yoga Yuniadi
author_sort Yoga Yuniadi
title Penyakit Arteri Koroner: Pilih CABG atau PCI?
title_short Penyakit Arteri Koroner: Pilih CABG atau PCI?
title_full Penyakit Arteri Koroner: Pilih CABG atau PCI?
title_fullStr Penyakit Arteri Koroner: Pilih CABG atau PCI?
title_full_unstemmed Penyakit Arteri Koroner: Pilih CABG atau PCI?
title_sort penyakit arteri koroner: pilih cabg atau pci?
publisher Indonesian Heart Association
series Majalah Kardiologi Indonesia
issn 0126-3773
2620-4762
publishDate 2015-12-01
description Strategi revaskularisasi pada penyakit arteri koroner (PAK) terus menjadi bahan debat di kalangan kardiologi. Berbagai uji klinis yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang bervariasi dan harus ditelaah secara detil karena persoalan strategi revaskularisasi menjadi masalah yang tidak sederhana tetapi harus memperhatikan subset pasien yang befvariasi untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Prinsip dasar yang harus tetap dijaga oleh para kardiolog adalah keputusan medis harus berorientasi pada pasien. Patient first! Perbandingan secara tidak langsung antara bedah pintas arteri koroner (BPAK/CABG) dengan intervensi koroner perkutan (IKP/PCI) menunjukkan dengan CABG keperluan pengulangan revaskularisasi lebih sedikit. Masalah yang selalu dipertanyakan dalam membandingkan kedua teknik revaskularisasi itu adalah pengaruh perkembangan teknologi stent terhadap luaran pasien. Berbeda dengan teknik CABG relatif tidak banyak berubah yaitu terdiri dari teknik on- atau off-pump, sedangkan teknologi stent berkembang cepat dan mungkin akan memberikan luaran yang berbeda karena stent generasi terakhir dipercaya memiliki patency rate yang lebih baik. Teknologi stent berkembang dari bare-metal stent ke drug-eluting stent, kemudian drug eluting stent juga berevolusi mulai dari generasi pertama yang memakai obat sirolimus atau paclitaxel ke generasi kedua yang memakai obat everolimus atau zotarolimus. Demikian juga farmako-teknologi polymer yang berkembang ke arah polymer-free stent. Dalam hal platform stent dimulai dari stainless steel, cobalt chromium, platinum dan terakhir memakai polylactyic acid yang dapat diserap.
url http://ijconline.id/index.php/ijc/article/view/434
work_keys_str_mv AT yogayuniadi penyakitarterikoronerpilihcabgataupci
_version_ 1725984408481038336