REYOG PONOROGO DALAM PERSPEKTIF HIGH/LOW CONTEXT CULTURE: STUDI KASUS REYOG OBYOGAN DAN REYOG FESTIVAL

Perbedaan-perbedaan dalam format pertunjukkan, perangkat yang dipakai, motivasi dalam pertunjukkan, interkasi dengan penonton, interkasi dengan pemain lain dan improvisasi dalam pementasan secara tidak langsung menimbulkan sebuah gaya dan karakteristik dalam komunikasi yang pada akhirnya membentuk k...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Oki Cahyo Nugroho
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2016-02-01
Series:Aristo
Subjects:
Online Access:http://journal.umpo.ac.id/index.php/aristo/article/view/25
id doaj-b05c7ecc020e434d9cdb2c1476ce748d
record_format Article
spelling doaj-b05c7ecc020e434d9cdb2c1476ce748d2020-11-24T22:35:22ZindUniversitas Muhammadiyah PonorogoAristo2338-51622527-84442016-02-0112457621REYOG PONOROGO DALAM PERSPEKTIF HIGH/LOW CONTEXT CULTURE: STUDI KASUS REYOG OBYOGAN DAN REYOG FESTIVALOki Cahyo Nugroho0Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah PonorogoPerbedaan-perbedaan dalam format pertunjukkan, perangkat yang dipakai, motivasi dalam pertunjukkan, interkasi dengan penonton, interkasi dengan pemain lain dan improvisasi dalam pementasan secara tidak langsung menimbulkan sebuah gaya dan karakteristik dalam komunikasi yang pada akhirnya membentuk karakter masing-masing pertunjukkan.Kekuatan dalam memegang idelogi atau kepercayaan terhadap seni Reyog yang berbeda inilah yang selanjutnya menjadi sebuah karakteristik dalam proses komunikasi yang bisa kita jumpai dalam setiap pementasan baik dalam format Reyog obyog maupun Reyog dalam versi festival atau panggung. Hal inilah yang menyebabkan dalam setiap pertunjukan reyog baik dalam format obyog atau dalam versi festival selalu mempunyai ciri khas dan keunikan sendiri-sendiri dalam setiap pementasan. Dalam setiap pementasan yang berlangsung, secara langsung akan memproduksi simbol-simbol tertentu yang membuat atau mengajak penonton untuk saling berkomunikasi. Lebih detil dan terlihat perbedaan dapat dilihat dari perbandingan foto-foto pementasan Reyog obyogan dan Reyog dalam format festival. dalam menjelaskan fenomena ini, penelitian ini menggunakan perspektif dari Edward Hall yang mengkategorisasikan budaya berdasarkan high / low culture context.http://journal.umpo.ac.id/index.php/aristo/article/view/25Reyog festival, obyogan, high / low culture context
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Oki Cahyo Nugroho
spellingShingle Oki Cahyo Nugroho
REYOG PONOROGO DALAM PERSPEKTIF HIGH/LOW CONTEXT CULTURE: STUDI KASUS REYOG OBYOGAN DAN REYOG FESTIVAL
Aristo
Reyog festival, obyogan, high / low culture context
author_facet Oki Cahyo Nugroho
author_sort Oki Cahyo Nugroho
title REYOG PONOROGO DALAM PERSPEKTIF HIGH/LOW CONTEXT CULTURE: STUDI KASUS REYOG OBYOGAN DAN REYOG FESTIVAL
title_short REYOG PONOROGO DALAM PERSPEKTIF HIGH/LOW CONTEXT CULTURE: STUDI KASUS REYOG OBYOGAN DAN REYOG FESTIVAL
title_full REYOG PONOROGO DALAM PERSPEKTIF HIGH/LOW CONTEXT CULTURE: STUDI KASUS REYOG OBYOGAN DAN REYOG FESTIVAL
title_fullStr REYOG PONOROGO DALAM PERSPEKTIF HIGH/LOW CONTEXT CULTURE: STUDI KASUS REYOG OBYOGAN DAN REYOG FESTIVAL
title_full_unstemmed REYOG PONOROGO DALAM PERSPEKTIF HIGH/LOW CONTEXT CULTURE: STUDI KASUS REYOG OBYOGAN DAN REYOG FESTIVAL
title_sort reyog ponorogo dalam perspektif high/low context culture: studi kasus reyog obyogan dan reyog festival
publisher Universitas Muhammadiyah Ponorogo
series Aristo
issn 2338-5162
2527-8444
publishDate 2016-02-01
description Perbedaan-perbedaan dalam format pertunjukkan, perangkat yang dipakai, motivasi dalam pertunjukkan, interkasi dengan penonton, interkasi dengan pemain lain dan improvisasi dalam pementasan secara tidak langsung menimbulkan sebuah gaya dan karakteristik dalam komunikasi yang pada akhirnya membentuk karakter masing-masing pertunjukkan.Kekuatan dalam memegang idelogi atau kepercayaan terhadap seni Reyog yang berbeda inilah yang selanjutnya menjadi sebuah karakteristik dalam proses komunikasi yang bisa kita jumpai dalam setiap pementasan baik dalam format Reyog obyog maupun Reyog dalam versi festival atau panggung. Hal inilah yang menyebabkan dalam setiap pertunjukan reyog baik dalam format obyog atau dalam versi festival selalu mempunyai ciri khas dan keunikan sendiri-sendiri dalam setiap pementasan. Dalam setiap pementasan yang berlangsung, secara langsung akan memproduksi simbol-simbol tertentu yang membuat atau mengajak penonton untuk saling berkomunikasi. Lebih detil dan terlihat perbedaan dapat dilihat dari perbandingan foto-foto pementasan Reyog obyogan dan Reyog dalam format festival. dalam menjelaskan fenomena ini, penelitian ini menggunakan perspektif dari Edward Hall yang mengkategorisasikan budaya berdasarkan high / low culture context.
topic Reyog festival, obyogan, high / low culture context
url http://journal.umpo.ac.id/index.php/aristo/article/view/25
work_keys_str_mv AT okicahyonugroho reyogponorogodalamperspektifhighlowcontextculturestudikasusreyogobyogandanreyogfestival
_version_ 1725723748544282624