Tingkat Stres Dan Indikator Stres Pada Remaja Yang Melakukan Pernikahan Dini
ABSTRAK Remaja adalah individu yang sedang dalam tahap perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masadewasa awal, merupakan masa yang mengalami banyak perubahan, baik secara anatomis, fisiologis, fungsi emosional dan intelektual serta hubungan di lingkungan sosial. Pernikahan dini diartikan p...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Pendidikan Indonesia
2019-06-01
|
Series: | Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia |
Subjects: | |
Online Access: | https://ejournal.upi.edu/index.php/JPKI/article/view/11180 |
id |
doaj-af16f7598f1e4ba7b5e1f72c7cfcf09b |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-af16f7598f1e4ba7b5e1f72c7cfcf09b2021-03-18T09:41:44ZengUniversitas Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia2541-00242477-37432019-06-0151253310.17509/jpki.v5i1.111809986Tingkat Stres Dan Indikator Stres Pada Remaja Yang Melakukan Pernikahan DiniMega Nur Rahmawati0Slamet RohaediSri SumartiniUniversitas Pendidikan IndonesiaABSTRAK Remaja adalah individu yang sedang dalam tahap perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masadewasa awal, merupakan masa yang mengalami banyak perubahan, baik secara anatomis, fisiologis, fungsi emosional dan intelektual serta hubungan di lingkungan sosial. Pernikahan dini diartikan pernikahan yang pasangan masih muda dan belum bisa memenuhi persyaratan yang telah ditentukan untuk melakukan pernikahan. Usia Remaja yang melakukan pernikahan dini beresiko tidak dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan dan situasi barunya maka beresiko mengakibatkan timbulnya stres. Gejala stress dapat menjadi masalah kesehatan yang cukup serius yang dapat menyebabkan dampak secara psikologis, sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat stres dan indikator stress yang terjadi pada usia remaja yang melakukan pernikahan dini.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner DASS-21. Sampel yang diteliti adalah pasangan remaja telah menikah pada usia 16-20 tahun sebanyak 104 pasangan yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dan hasil penelitian dianalisa data dengan perhitungan distribusi frekuensi dan presentase (%). Hasil penelitian didapatkan bahwa setengah dari responden (46,1%) dikelompokan dalam keadaan stres normal, hampir setengahnya dari responden (29%) dikelompokan dalam keadaan stress ringan, sebagian kecil dari responden (15,3%) dikelompokan dalam keadaan stress sedang, sebagian kecil dari responden (8,6%) dikelompokan dalam keadaan stress berat, dan sebagian kecil dari responden (1%) dikelompokan dalam keadaan stress sangat berat. Simpulan penelitian ini bahwa secara psikologis, menikah pada usia dini merupakan suatu beban psikis. ABSTRACT Teenagers are individuals who are in the developmental transition from childhood to young adults. is a time of humans experience well on anatomic, physiologic, emotional changes, as well as their social and intellectual relationship. Early age marriage is defined as young couples who have not met the requirements needed to get married in marriage. Teenagers who commit early age marriage that could not adapt quite well with their new social environment may become stressful. Symptoms of stress can be quite serious health problems which can cause psychological, social and economic. This research has the aim to identity the stress level happens amongst teenagers who commit early age marriage.This research uses descriptive quantitative descriptive, which uses DASS-21 questionnaire as its instrument to obtain the data. The samples for the research are 104 teenagers couples aging from 16 to 20 whi have gotr married. That are obtained through purposive sampling and the result of research analyzed data with the calculasion of distribution frequency and percentage. The result of the research show that a half of the participants (46,1%) are categorized into normal stress, (29%) of the respondent are is categorized into mild stress, (15,3%) of the participants are is categorized into average stress, (8,6%) are in heavily stressful category, and only 1% categorized into very heavily stressful. The conclusion of this study that psychologically, married at an early age is a psychologoical burden.https://ejournal.upi.edu/index.php/JPKI/article/view/11180remajapernikahan dinistres |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Mega Nur Rahmawati Slamet Rohaedi Sri Sumartini |
spellingShingle |
Mega Nur Rahmawati Slamet Rohaedi Sri Sumartini Tingkat Stres Dan Indikator Stres Pada Remaja Yang Melakukan Pernikahan Dini Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia remaja pernikahan dini stres |
author_facet |
Mega Nur Rahmawati Slamet Rohaedi Sri Sumartini |
author_sort |
Mega Nur Rahmawati |
title |
Tingkat Stres Dan Indikator Stres Pada Remaja Yang Melakukan Pernikahan Dini |
title_short |
Tingkat Stres Dan Indikator Stres Pada Remaja Yang Melakukan Pernikahan Dini |
title_full |
Tingkat Stres Dan Indikator Stres Pada Remaja Yang Melakukan Pernikahan Dini |
title_fullStr |
Tingkat Stres Dan Indikator Stres Pada Remaja Yang Melakukan Pernikahan Dini |
title_full_unstemmed |
Tingkat Stres Dan Indikator Stres Pada Remaja Yang Melakukan Pernikahan Dini |
title_sort |
tingkat stres dan indikator stres pada remaja yang melakukan pernikahan dini |
publisher |
Universitas Pendidikan Indonesia |
series |
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia |
issn |
2541-0024 2477-3743 |
publishDate |
2019-06-01 |
description |
ABSTRAK
Remaja adalah individu yang sedang dalam tahap perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masadewasa awal, merupakan masa yang mengalami banyak perubahan, baik secara anatomis, fisiologis, fungsi emosional dan intelektual serta hubungan di lingkungan sosial. Pernikahan dini diartikan pernikahan yang pasangan masih muda dan belum bisa memenuhi persyaratan yang telah ditentukan untuk melakukan pernikahan. Usia Remaja yang melakukan pernikahan dini beresiko tidak dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan dan situasi barunya maka beresiko mengakibatkan timbulnya stres. Gejala stress dapat menjadi masalah kesehatan yang cukup serius yang dapat menyebabkan dampak secara psikologis, sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat stres dan indikator stress yang terjadi pada usia remaja yang melakukan pernikahan dini.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner DASS-21. Sampel yang diteliti adalah pasangan remaja telah menikah pada usia 16-20 tahun sebanyak 104 pasangan yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dan hasil penelitian dianalisa data dengan perhitungan distribusi frekuensi dan presentase (%). Hasil penelitian didapatkan bahwa setengah dari responden (46,1%) dikelompokan dalam keadaan stres normal, hampir setengahnya dari responden (29%) dikelompokan dalam keadaan stress ringan, sebagian kecil dari responden (15,3%) dikelompokan dalam keadaan stress sedang, sebagian kecil dari responden (8,6%) dikelompokan dalam keadaan stress berat, dan sebagian kecil dari responden (1%) dikelompokan dalam keadaan stress sangat berat. Simpulan penelitian ini bahwa secara psikologis, menikah pada usia dini merupakan suatu beban psikis.
ABSTRACT
Teenagers are individuals who are in the developmental transition from childhood to young adults. is a time of humans experience well on anatomic, physiologic, emotional changes, as well as their social and intellectual relationship. Early age marriage is defined as young couples who have not met the requirements needed to get married in marriage. Teenagers who commit early age marriage that could not adapt quite well with their new social environment may become stressful. Symptoms of stress can be quite serious health problems which can cause psychological, social and economic. This research has the aim to identity the stress level happens amongst teenagers who commit early age marriage.This research uses descriptive quantitative descriptive, which uses DASS-21 questionnaire as its instrument to obtain the data. The samples for the research are 104 teenagers couples aging from 16 to 20 whi have gotr married. That are obtained through purposive sampling and the result of research analyzed data with the calculasion of distribution frequency and percentage. The result of the research show that a half of the participants (46,1%) are categorized into normal stress, (29%) of the respondent are is categorized into mild stress, (15,3%) of the participants are is categorized into average stress, (8,6%) are in heavily stressful category, and only 1% categorized into very heavily stressful. The conclusion of this study that psychologically, married at an early age is a psychologoical burden. |
topic |
remaja pernikahan dini stres |
url |
https://ejournal.upi.edu/index.php/JPKI/article/view/11180 |
work_keys_str_mv |
AT meganurrahmawati tingkatstresdanindikatorstrespadaremajayangmelakukanpernikahandini AT slametrohaedi tingkatstresdanindikatorstrespadaremajayangmelakukanpernikahandini AT srisumartini tingkatstresdanindikatorstrespadaremajayangmelakukanpernikahandini |
_version_ |
1724216252564504576 |