Pengaruh pemberian kascing (bekas cacing) dengan dosis yang berbeda dalam kultur Skeletonema costatum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis kascing yang baik pada Kultur sel Skeletonema costatum untuk menghasilkan kepadatan sel Skeletonema costatum yang optimal. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 - 25 Desember 2013. Di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Ujoeng Batee, Kabupaten Aceh B...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Institute of Research and Community Service (LPPM) Universitas Malikussaleh
2015-04-01
|
Series: | Acta Aquatica |
Subjects: | |
Online Access: | http://ojs.unimal.ac.id/index.php/acta-aquatica/article/view/346 |
id |
doaj-adaf9fc1870b4a9bbda3e9ed04045c0e |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-adaf9fc1870b4a9bbda3e9ed04045c0e2020-11-24T22:47:20ZindInstitute of Research and Community Service (LPPM) Universitas MalikussalehActa Aquatica2406-98252015-04-0121111710.29103/aa.v2i1.346291Pengaruh pemberian kascing (bekas cacing) dengan dosis yang berbeda dalam kultur Skeletonema costatumFauziah Fauziah0Muhammad Hatta1Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh. Kampus utama Reuleut, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi AcehProgram Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh. Kampus utama Reuleut, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi AcehPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis kascing yang baik pada Kultur sel Skeletonema costatum untuk menghasilkan kepadatan sel Skeletonema costatum yang optimal. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 - 25 Desember 2013. Di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Ujoeng Batee, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperiment dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah perlakuan A (0,4 gram/liter), perlakuan B (0,6 gram/liter), perlakuan C (0,8 gram/liter), dan perlakuan D (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan kepadatan sel terbaik terdapat pada perlakuan C (kepadatan 4,946.667 sel/l), diikuti oleh perlakuan B (kepadatan sel 4.386,67 x 103 sel/ml) dan perlakuan A (kepadatan sel 3.746,67 x 103 sel/ml) dan yang terendah terdapat pada perlakuan D (kepadatan sel rata-rata 1.653,33 x 103 sel/ml). Adapun kepadatan sel awal inokula sebanyak 20 x 104 sel/l dengan masa kultur 2 hari dan mencapai fase puncak pada jam 07.45 dan 15.45, sedangkan pada jam 17.45 mengalami penurunan. Berdasarkan hasil ANOVA (uji F) didapat puncak populasi sel Skeletonema costatum berpengaruh nyata dengan F hitung (6.83) < F Tabel0.01 (7.59) dengan penambahan kascing dengan dosis yang berbeda. Hasil pengukuran kualitas air sel ama penelitian berlangsung diketahui kisaran rata-rata kualitas air sel ama penelitian berlangsung masih dalam kisaran yang memadai dan memenuhi persyaratan pemeliharaan sel Skeletonema costatum. Adapun kisaran parameter kualitas air yang didapatkan adalah DO 7,3-7,4 ppm, salinitas 27-30 ppt, dan suhu 27,3-30 oC. This study was aimed to determine good doses of vermicompostin on Skeletonema costatum culture for yielding optimal Skeletonema costatum cell density. This study was conducted on December 11st to 25th 2013 at BBAP Ujoeng Batee, Aceh Besar, Aceh Province. Research design used was completely randomized design (CRD) non-factorial which consisted of 4 treatments and 3 replications. The treatments were categorized as A (0,4 grams/liter), B (0,6 grams/liter), C (0,8 grams/liter), and D (control). The results showed that the best cell density was found at the treatment C with cell density 4.946, 67x 103 cells/ml. Then it was followed by treatment B (cell density 4.386,67 x 103 cells/ml) and treatment A (cell density 3.746,67x 103 cells/ml). The lowest one was gained at treatment D (cell density 1.653,33 x 103 cells/ml). The peaks of population were found at time 07.45 and 15.45 while it decreased at time 17.45 during 2 days of cultivation. According to F value of Anova, Skeletonema costatum population was not influenced by different vermicompostin doses inwhere F calculated(6.83) < F Tabel0.01 (7.59). Water quality during the study was in required condition for maintaining Skeletonema costatum cells. The range of water quality parameters were DO 7.3-7.4 ppm, salinity 27-30 ppt and temperature 27.3-30 0C.http://ojs.unimal.ac.id/index.php/acta-aquatica/article/view/346Skeletonema costatumPertumbuhanKepadatanPuncak populasiKualitas air |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Fauziah Fauziah Muhammad Hatta |
spellingShingle |
Fauziah Fauziah Muhammad Hatta Pengaruh pemberian kascing (bekas cacing) dengan dosis yang berbeda dalam kultur Skeletonema costatum Acta Aquatica Skeletonema costatum Pertumbuhan Kepadatan Puncak populasi Kualitas air |
author_facet |
Fauziah Fauziah Muhammad Hatta |
author_sort |
Fauziah Fauziah |
title |
Pengaruh pemberian kascing (bekas cacing) dengan dosis yang berbeda dalam kultur Skeletonema costatum |
title_short |
Pengaruh pemberian kascing (bekas cacing) dengan dosis yang berbeda dalam kultur Skeletonema costatum |
title_full |
Pengaruh pemberian kascing (bekas cacing) dengan dosis yang berbeda dalam kultur Skeletonema costatum |
title_fullStr |
Pengaruh pemberian kascing (bekas cacing) dengan dosis yang berbeda dalam kultur Skeletonema costatum |
title_full_unstemmed |
Pengaruh pemberian kascing (bekas cacing) dengan dosis yang berbeda dalam kultur Skeletonema costatum |
title_sort |
pengaruh pemberian kascing (bekas cacing) dengan dosis yang berbeda dalam kultur skeletonema costatum |
publisher |
Institute of Research and Community Service (LPPM) Universitas Malikussaleh |
series |
Acta Aquatica |
issn |
2406-9825 |
publishDate |
2015-04-01 |
description |
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis kascing yang baik pada Kultur sel Skeletonema costatum untuk menghasilkan kepadatan sel Skeletonema costatum yang optimal. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 - 25 Desember 2013. Di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Ujoeng Batee, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperiment dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah perlakuan A (0,4 gram/liter), perlakuan B (0,6 gram/liter), perlakuan C (0,8 gram/liter), dan perlakuan D (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan kepadatan sel terbaik terdapat pada perlakuan C (kepadatan 4,946.667 sel/l), diikuti oleh perlakuan B (kepadatan sel 4.386,67 x 103 sel/ml) dan perlakuan A (kepadatan sel 3.746,67 x 103 sel/ml) dan yang terendah terdapat pada perlakuan D (kepadatan sel rata-rata 1.653,33 x 103 sel/ml). Adapun kepadatan sel awal inokula sebanyak 20 x 104 sel/l dengan masa kultur 2 hari dan mencapai fase puncak pada jam 07.45 dan 15.45, sedangkan pada jam 17.45 mengalami penurunan. Berdasarkan hasil ANOVA (uji F) didapat puncak populasi sel Skeletonema costatum berpengaruh nyata dengan F hitung (6.83) < F Tabel0.01 (7.59) dengan penambahan kascing dengan dosis yang berbeda. Hasil pengukuran kualitas air sel ama penelitian berlangsung diketahui kisaran rata-rata kualitas air sel ama penelitian berlangsung masih dalam kisaran yang memadai dan memenuhi persyaratan pemeliharaan sel Skeletonema costatum. Adapun kisaran parameter kualitas air yang didapatkan adalah DO 7,3-7,4 ppm, salinitas 27-30 ppt, dan suhu 27,3-30 oC.
This study was aimed to determine good doses of vermicompostin on Skeletonema costatum culture for yielding optimal Skeletonema costatum cell density. This study was conducted on December 11st to 25th 2013 at BBAP Ujoeng Batee, Aceh Besar, Aceh Province. Research design used was completely randomized design (CRD) non-factorial which consisted of 4 treatments and 3 replications. The treatments were categorized as A (0,4 grams/liter), B (0,6 grams/liter), C (0,8 grams/liter), and D (control). The results showed that the best cell density was found at the treatment C with cell density 4.946, 67x 103 cells/ml. Then it was followed by treatment B (cell density 4.386,67 x 103 cells/ml) and treatment A (cell density 3.746,67x 103 cells/ml). The lowest one was gained at treatment D (cell density 1.653,33 x 103 cells/ml). The peaks of population were found at time 07.45 and 15.45 while it decreased at time 17.45 during 2 days of cultivation. According to F value of Anova, Skeletonema costatum population was not influenced by different vermicompostin doses inwhere F calculated(6.83) < F Tabel0.01 (7.59). Water quality during the study was in required condition for maintaining Skeletonema costatum cells. The range of water quality parameters were DO 7.3-7.4 ppm, salinity 27-30 ppt and temperature 27.3-30 0C. |
topic |
Skeletonema costatum Pertumbuhan Kepadatan Puncak populasi Kualitas air |
url |
http://ojs.unimal.ac.id/index.php/acta-aquatica/article/view/346 |
work_keys_str_mv |
AT fauziahfauziah pengaruhpemberiankascingbekascacingdengandosisyangberbedadalamkulturskeletonemacostatum AT muhammadhatta pengaruhpemberiankascingbekascacingdengandosisyangberbedadalamkulturskeletonemacostatum |
_version_ |
1725681914978762752 |