RESPON TANAMAN PAKAN ARBILA (Phaseolus lunatus L.) TERHADAP VOLUME AIR YANG BERBEDA PADA MUSIM KEMARAU

Penelitian yang bertujuan mengevaluasi respon tanaman arbila (Phaseolus lunatus L.) terhadap volume air berbeda pada musim kemarau, telah dilaksanakan selama 5 bulan di Lahan Politani Kupang. Materi penelitian adalah polybag berukuran 20 × 40 cm, benih arbila, media tanam (tanah latosol dan kotoran...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Bernadete Barak Koten, Yeremias Lita, Redempta Wea, Twenfosel O. Dami Dato
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Himpunan Ilmuwan Tumbuhan Pakan Indonesia 2020-11-01
Series:Pastura: Journal of Tropical Forage Science
Online Access:https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura/article/view/66702
Description
Summary:Penelitian yang bertujuan mengevaluasi respon tanaman arbila (Phaseolus lunatus L.) terhadap volume air berbeda pada musim kemarau, telah dilaksanakan selama 5 bulan di Lahan Politani Kupang. Materi penelitian adalah polybag berukuran 20 × 40 cm, benih arbila, media tanam (tanah latosol dan kotoran kambing), air bersih, pita ukur, gelas ukur kapasitas 100 ml skala terkecil 1 ml, timbangan berkapasitas 5 kg berskala terkecil 1 g, dan oven. Penelitian ini didesain dengan rancangan acak lengkap 4 × 5. Perlakuan adalah K 100: mendapat air 100% kapasitas lapang (KL), K 75 : 75% KL, K 50 : 50% KL, K : 25% KL. Variabel yang diamati adalah panjang akar (PA) (cm), jumlah bintil akar (JBA) (buah), pertambahan jumlah tunas (PJT) (tunas/minggu), jumlah daun yang gugur (JDG) (daun), produksi bahan segar hijauan (PBSH) (g/ polybag), dan produksi bahan kering hijauan (PBKH) (g/polybag). Analisis varians menunjukkan bahwa volume air berpengaruh sangat nyata terhadap PJT, JDG, PBSH dan PBKH, tapi tidak nyata (P>0,05) terhadap PA dan JBA. Uji Duncan menunjukkan PJT tertinggi pada K 100 (4,35) diikuti K (1,85), K 25 25 (0,90). JDG tertinggi pada K25 (16,60) yang berbeda dengan K50 (12,40), K75 (12,00) dan terendah pada K100 (10,80). PBSH tertinggi pada K 100 (110,80) diikuti K 75 (83,20), K 50 75 (57,00), K (32,60). PBKH tertinggi pada perlakuan K 100 (23,86) diikuti K 75 (16,95), K 50 (11,50), dan K (7,75). Disimpulkan bahwa pada musim kemarau, tanaman arbila masih mampu bertahan hidup hingga volume air 25% dari KL dan merespon berkurangnya air dengan meningkatkan jumlah daun yang gugur, menurunkan pertumbuhan dan produksi hijauan. 25 Kata kunci: arbila (Phaseolus lunatus L.), jumlah tunas, produksi hijauan, respon tanaman, volume air
ISSN:2088-818X
2549-8444