Hak Anak Laki-Laki yang Melangsungkan Perkawinan Nyentana

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kedudukan hukum bagi anak laki-laki sebagai ahli waris yang melangsungkan perkawinan nyentana menurut hukum adat Bali sehingga mengakibatkan status dari anak laki-laki tersebut berubah yang awalnya berstatus purusa menjadi pradana. Penelitian ini menggunakan m...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: I Gusti Agung Ayu Putu Cahyania Tamara, Rachma Fitriyanti Nasri, Rizka Wulan Pravitasari, Moza Fausta
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Syiah Kuala 2019-08-01
Series:Kanun: Jurnal Ilmu Hukum
Subjects:
Online Access:http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/kanun/article/view/13220
id doaj-a55b601f1c7b4fdaa1ab14ced394b157
record_format Article
spelling doaj-a55b601f1c7b4fdaa1ab14ced394b1572020-11-24T22:21:01ZindUniversitas Syiah KualaKanun: Jurnal Ilmu Hukum0854-54992527-84282019-08-0121229531210.24815/kanun.v21i2.1322010147Hak Anak Laki-Laki yang Melangsungkan Perkawinan NyentanaI Gusti Agung Ayu Putu Cahyania Tamara0Rachma Fitriyanti Nasri1Rizka Wulan Pravitasari2Moza Fausta3Fakultas Hukum Universitas AirlanggaFakultas Hukum Universitas AirlanggaFakultas Hukum Universitas AirlanggaFakultas Hukum Universitas AirlanggaPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji kedudukan hukum bagi anak laki-laki sebagai ahli waris yang melangsungkan perkawinan nyentana menurut hukum adat Bali sehingga mengakibatkan status dari anak laki-laki tersebut berubah yang awalnya berstatus purusa menjadi pradana. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, dengan pendekatan undang-undang dan kasus hukum. Penelitian ini mengkaji Putusan PN Gianyar Nomor 55/Pdt.G/2014/PN.Gin berdasarkan Keputusan Majelis Utama Desa Pakraman Bali Nomor 01/KEP/PSM-3/MDP Bali/X/2010. Penelitian ini menemukan bahwa masyarakat Bali pada umumnya menggunakan sistem kekeluargaan patrilineal, namun dengan melangsungkan perkawinan nyentana maka menggunakan sistem kekeluargaan matrilineal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak laki-laki yang melangsungkan perkawinan nyentana sehingga statusnya menjadi pradana termasuk dalam kategori ninggal kedaton terbatas, artinya bahwa pihak pradana juga bisa memperoleh haknya sebagai ahli waris sekaligus tetap menjalankan kewajibannya sebagaimana yang dilakukan oleh pihak purusa.   A Male Rights Who Did Nyentana Marriage   This study aims to analyses the legal position of a male as heirs who perform Nyentana marriages according to Balinese customary law, which causes the status of the man changing from being Purusa to Pradana. This study uses a normative juridical method, with a legal approach and a legal case. This study examines the Decision of the Gianyar District Court Number 55/Pdt.G/2014/ PN.Gin based on the Decision of the Main Assembly of Pakraman Village Bali Number 01/KEP/PSM-3/MDP Bali/X/2010. This study found that Balinese people generally used the Patrilineal family system, but by holding Nyentana marriage the Matrilineal family system was implemented. The results showed that male who carry out Nyentana marriages so that their status as Pradana was included in ‘Ninggal Kedaton terbatas’ category, meaning that Pradana could also obtain their rights as heirs while continuing to run their obligations as the Purusa do.http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/kanun/article/view/13220hak anaknyentanapradanahukum waris balimale rightsnyentanapradanabalinese inheritance law.
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author I Gusti Agung Ayu Putu Cahyania Tamara
Rachma Fitriyanti Nasri
Rizka Wulan Pravitasari
Moza Fausta
spellingShingle I Gusti Agung Ayu Putu Cahyania Tamara
Rachma Fitriyanti Nasri
Rizka Wulan Pravitasari
Moza Fausta
Hak Anak Laki-Laki yang Melangsungkan Perkawinan Nyentana
Kanun: Jurnal Ilmu Hukum
hak anak
nyentana
pradana
hukum waris bali
male rights
nyentana
pradana
balinese inheritance law.
author_facet I Gusti Agung Ayu Putu Cahyania Tamara
Rachma Fitriyanti Nasri
Rizka Wulan Pravitasari
Moza Fausta
author_sort I Gusti Agung Ayu Putu Cahyania Tamara
title Hak Anak Laki-Laki yang Melangsungkan Perkawinan Nyentana
title_short Hak Anak Laki-Laki yang Melangsungkan Perkawinan Nyentana
title_full Hak Anak Laki-Laki yang Melangsungkan Perkawinan Nyentana
title_fullStr Hak Anak Laki-Laki yang Melangsungkan Perkawinan Nyentana
title_full_unstemmed Hak Anak Laki-Laki yang Melangsungkan Perkawinan Nyentana
title_sort hak anak laki-laki yang melangsungkan perkawinan nyentana
publisher Universitas Syiah Kuala
series Kanun: Jurnal Ilmu Hukum
issn 0854-5499
2527-8428
publishDate 2019-08-01
description Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kedudukan hukum bagi anak laki-laki sebagai ahli waris yang melangsungkan perkawinan nyentana menurut hukum adat Bali sehingga mengakibatkan status dari anak laki-laki tersebut berubah yang awalnya berstatus purusa menjadi pradana. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, dengan pendekatan undang-undang dan kasus hukum. Penelitian ini mengkaji Putusan PN Gianyar Nomor 55/Pdt.G/2014/PN.Gin berdasarkan Keputusan Majelis Utama Desa Pakraman Bali Nomor 01/KEP/PSM-3/MDP Bali/X/2010. Penelitian ini menemukan bahwa masyarakat Bali pada umumnya menggunakan sistem kekeluargaan patrilineal, namun dengan melangsungkan perkawinan nyentana maka menggunakan sistem kekeluargaan matrilineal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak laki-laki yang melangsungkan perkawinan nyentana sehingga statusnya menjadi pradana termasuk dalam kategori ninggal kedaton terbatas, artinya bahwa pihak pradana juga bisa memperoleh haknya sebagai ahli waris sekaligus tetap menjalankan kewajibannya sebagaimana yang dilakukan oleh pihak purusa.   A Male Rights Who Did Nyentana Marriage   This study aims to analyses the legal position of a male as heirs who perform Nyentana marriages according to Balinese customary law, which causes the status of the man changing from being Purusa to Pradana. This study uses a normative juridical method, with a legal approach and a legal case. This study examines the Decision of the Gianyar District Court Number 55/Pdt.G/2014/ PN.Gin based on the Decision of the Main Assembly of Pakraman Village Bali Number 01/KEP/PSM-3/MDP Bali/X/2010. This study found that Balinese people generally used the Patrilineal family system, but by holding Nyentana marriage the Matrilineal family system was implemented. The results showed that male who carry out Nyentana marriages so that their status as Pradana was included in ‘Ninggal Kedaton terbatas’ category, meaning that Pradana could also obtain their rights as heirs while continuing to run their obligations as the Purusa do.
topic hak anak
nyentana
pradana
hukum waris bali
male rights
nyentana
pradana
balinese inheritance law.
url http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/kanun/article/view/13220
work_keys_str_mv AT igustiagungayuputucahyaniatamara hakanaklakilakiyangmelangsungkanperkawinannyentana
AT rachmafitriyantinasri hakanaklakilakiyangmelangsungkanperkawinannyentana
AT rizkawulanpravitasari hakanaklakilakiyangmelangsungkanperkawinannyentana
AT mozafausta hakanaklakilakiyangmelangsungkanperkawinannyentana
_version_ 1725772733642440704