Nori Nutrient Analysis from Seawed of Porphyra marcossi in Maluku Ocean

• Main Author: Voulda D Loupatty
• Format: Article
• Language: Indonesian
• Published: Universitas Islam Indonesia 2015-12-01
• Series: Eksakta: Jurnal Ilmu-Ilmu MIPA
• Subjects: Porphyra marcossi, Perairan Maluku, Nori, Gizi
• Online Access: http://journal.uii.ac.id/index.php/Eksakta/article/view/4372

<span>Penelitian “Analisis Gizi Nori Dari Rumput Laut Jenis <span><em>Porphyra marcossi </em><span>Yang Terdapat Di <span>Perairan Maluku” dilakukan dengan tujuan menganalisis kualitas gizi nori yang dihasilkan dari rumput <span>laut <span><em>Porphyra marcossi</em><span>, yang nantinya mampu menggantikan penggunaan nori impor untuk <span>memenuhi kebutuhan dalam negeri. Adapun prosedur kerja proses pembuatan nori adalah rumput laut <span>kering dicuci bersih, setelah bersih dilakukan pemotongan kecil-kecil / diblender. Selanjutnya direbus <span>dengan perbandingan rumput laut:air=1:10 dengan penambahan sedikit cuka. Perebusan dilakukan <span>selama ± 1 jam. Setelah itu dicetak berbentuk lembaran tipis, dikeringkan dan dikemas. Dalam <span>penelitian ini dilakukan pengujian terhadap produk yang dihasilkan meliputi kadar protein, lemak, abu <span>dan air, yang mengacu pada SNI 01-2891-1992, serta identifikasi asam amino dengan menggunakan <span>metode hidrolisis asam basa. <span>Hasil penelitian menunjukan bahwa rumput laut <span><em>Porphyra marcossi </em><span>mempunyai nilai gizi yang <span>cukup tinggi yaitu : protein 28,60% ; lemak 0,83% ; abu 17,80% dan air 28,09%. Produk <span><em>Nori </em><span>mempunyai nilai gizi : protein 41,49% ; lemak 0,44% ;abu 4,99%;air 13,14%. Terdapat 10 jenis asam <span>amino yaitu treonin, arginin, tirosin, meteonin, lisin, valin, asam glutamate, glisin, fenilalanin dan <span>alanin. Teknologi pengolahan Nori cukup sederhana dan mudah dikembangkan dalam industry rumah <span>tangga untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Kebutuhan Nori dalam negeri dapat dipenuhi <span>dengan adanya indutri pengolahan nori berbasis sumber daya alam lokal.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br /></span></span></span></span></span></span></span></span>