MEMAKNAI KEMBALI ESKATOLOGI DAN SEMANGAT ETOS KERJA ISLAMI
Iman kepada hari kiamat dan iman kepada qadha dan qadar Allah merupakan kunci dan dasar seseorang untuk membangun kerangka ajaran Islamnya. Iman ini juga merupakan bentuk dari aspek eskatologis yang akan mengiringi kehidupan manusia sebagai makhluk yang percaya dan yakin kepada apa yang diyakininya....
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Negeri Yogyakarta
2009-09-01
|
Series: | Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum |
Online Access: | https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/view/3780 |
id |
doaj-a29c62677ceb422ab2739a9d528ae40a |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-a29c62677ceb422ab2739a9d528ae40a2021-06-20T22:28:11ZengUniversitas Negeri YogyakartaHumanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum1412-12712579-42482009-09-019110.21831/hum.v9i1.37803197MEMAKNAI KEMBALI ESKATOLOGI DAN SEMANGAT ETOS KERJA ISLAMINurwahidin Nurwahidin0Dosen Agama Islam, MKU - UI JakartaIman kepada hari kiamat dan iman kepada qadha dan qadar Allah merupakan kunci dan dasar seseorang untuk membangun kerangka ajaran Islamnya. Iman ini juga merupakan bentuk dari aspek eskatologis yang akan mengiringi kehidupan manusia sebagai makhluk yang percaya dan yakin kepada apa yang diyakininya. Ajaran tentang iman dalam Islam dikonsepkan dalam satu ilmu atau kajian yang disebut aqidah. Iman memberikan pengaruh yang sangat signifikan dalam sikap dan perilaku seseorang sehari-hari. Iman yang benar akan berpengaruh positif atas diri seseorang, sebaliknya iman yang salah akan berpengaruh negatif terhadap diri seseorang. Terkait dengan etos kerja, orang yang beriman akan mendapatkan stabilitas jiwa yang muncul dari keyakinan terhadap semua takdir dan ketentuan Allah yang merupakan suatu sistem yang bijaksana. Orang yang imannya benar tidak akan cepat goyah dan putus asa ketika mengalami kesusahan, kekalahan, dan kegagalan dalam usahanya. Sebaliknya ia tidak akan sombong dan bangga diri yang berlebihan ketika apa yang diusahanya berhasil. Semuanya dihadapi dengan sikap dan perilaku iman yang benar yang membuatnya selalu bersyukur kepada Allah yang memberikan putusan tersebut.https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/view/3780 |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Nurwahidin Nurwahidin |
spellingShingle |
Nurwahidin Nurwahidin MEMAKNAI KEMBALI ESKATOLOGI DAN SEMANGAT ETOS KERJA ISLAMI Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum |
author_facet |
Nurwahidin Nurwahidin |
author_sort |
Nurwahidin Nurwahidin |
title |
MEMAKNAI KEMBALI ESKATOLOGI DAN SEMANGAT ETOS KERJA ISLAMI |
title_short |
MEMAKNAI KEMBALI ESKATOLOGI DAN SEMANGAT ETOS KERJA ISLAMI |
title_full |
MEMAKNAI KEMBALI ESKATOLOGI DAN SEMANGAT ETOS KERJA ISLAMI |
title_fullStr |
MEMAKNAI KEMBALI ESKATOLOGI DAN SEMANGAT ETOS KERJA ISLAMI |
title_full_unstemmed |
MEMAKNAI KEMBALI ESKATOLOGI DAN SEMANGAT ETOS KERJA ISLAMI |
title_sort |
memaknai kembali eskatologi dan semangat etos kerja islami |
publisher |
Universitas Negeri Yogyakarta |
series |
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum |
issn |
1412-1271 2579-4248 |
publishDate |
2009-09-01 |
description |
Iman kepada hari kiamat dan iman kepada qadha dan qadar Allah merupakan kunci dan dasar seseorang untuk membangun kerangka ajaran Islamnya. Iman ini juga merupakan bentuk dari aspek eskatologis yang akan mengiringi kehidupan manusia sebagai makhluk yang percaya dan yakin kepada apa yang diyakininya.
Ajaran tentang iman dalam Islam dikonsepkan dalam satu ilmu atau kajian yang disebut aqidah. Iman memberikan pengaruh yang sangat signifikan dalam sikap dan perilaku seseorang sehari-hari. Iman yang benar akan berpengaruh positif atas diri seseorang, sebaliknya iman yang salah akan berpengaruh negatif terhadap diri seseorang.
Terkait dengan etos kerja, orang yang beriman akan mendapatkan stabilitas jiwa yang muncul dari keyakinan terhadap semua takdir dan ketentuan Allah yang merupakan suatu sistem yang bijaksana. Orang yang imannya benar tidak akan cepat goyah dan putus asa ketika mengalami kesusahan, kekalahan, dan kegagalan dalam usahanya. Sebaliknya ia tidak akan sombong dan bangga diri yang berlebihan ketika apa yang diusahanya berhasil. Semuanya dihadapi dengan sikap dan perilaku iman yang benar yang membuatnya selalu bersyukur kepada Allah yang memberikan putusan tersebut. |
url |
https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/view/3780 |
work_keys_str_mv |
AT nurwahidinnurwahidin memaknaikembalieskatologidansemangatetoskerjaislami |
_version_ |
1721369521029120000 |