Mahkamah Konstitusi sebagai Negative Legislator dalam Penegakan Hukum Tata Negara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedudukan hukum Mahkamah Konstitusi sebagai Negative Legislator dalam Pengujian Undang-Undang;dan untuk mengatahuikonstruksi yuridis penegakan hukum ketatanegaraan yang adil. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan pendekatan yuridi...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Aninditya Eka Bintari
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Negeri Semarang 2013-04-01
Series:Pandecta: Research Law Journal
Subjects:
Online Access:https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta/article/view/2355
id doaj-9f8cd13b824f4764bab48298801ecdfc
record_format Article
spelling doaj-9f8cd13b824f4764bab48298801ecdfc2020-11-24T20:43:50ZengUniversitas Negeri SemarangPandecta: Research Law Journal1907-89192337-54182013-04-018110.15294/pandecta.v8i1.23552149Mahkamah Konstitusi sebagai Negative Legislator dalam Penegakan Hukum Tata NegaraAninditya Eka Bintari0akultas Hukum, Universitas Negeri Semarang, Semarang, IndonesiaTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedudukan hukum Mahkamah Konstitusi sebagai Negative Legislator dalam Pengujian Undang-Undang;dan untuk mengatahuikonstruksi yuridis penegakan hukum ketatanegaraan yang adil. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan pendekatan yuridis normative.Hasil penelitian menunjukan bahwa lahirnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi dianggap membatasi wewenang Mahkamah Konstitusi dan beberapa Pasal inti yang dirubah dan ditambahkannya. DPR seperti dalam Pasal 50A. Selanjutnya, akibat dari anutan sistem separation of power, lembaga-lembaga negara tidak lagi terkualifikasi ke dalam lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara. Prinsip pemisahan kekuasaan tegas antara cabang-cabang legislatif, eksekutif dan yudikatif dengan mengedepankan adanya hubungan checks and balances antara satu sama lain. Sementara konstruksi yuridis penegakan hukum tata negara menuju keadilan yang substantif terdapat dalam setiap putusan Mahkamah Konstitusi. The study aims are to analyze the legal position of the Constitutional Court as the legislator Negative Testing Act after the birth of Law No. 8 of 2011 on the Amendment Act No. 24 of 2003 on the Constitutional Court, and the construction of judicial enforcement of constitutional justice. The method used is the method of qualitative and normative juridical approach. The results showed that the enacting of Law No. 8 of 2011 on the Amendment to Law Number 24 Year 2003 concerning the Constitutional Court deemed to limit the authority of the Constitutional Court and Article core changed some and added some Article by Parliament as the Court under Article 50A. (2) As a result of the belief system of separation of power, state institutions are no longer qualified to the highest institutions and institutions of the country. The principle of separation of powers between the branches firmly legislative, executive and judicial branches of government to promote a relationship of checks and balances between each other. (3) construction of judicial enforcement of constitutional law into substantive justice contained in any decision of the Constitutional Court.https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta/article/view/2355Constitutional Court, Negative Legislator, Enforcement, Constitutional law
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Aninditya Eka Bintari
spellingShingle Aninditya Eka Bintari
Mahkamah Konstitusi sebagai Negative Legislator dalam Penegakan Hukum Tata Negara
Pandecta: Research Law Journal
Constitutional Court, Negative Legislator, Enforcement, Constitutional law
author_facet Aninditya Eka Bintari
author_sort Aninditya Eka Bintari
title Mahkamah Konstitusi sebagai Negative Legislator dalam Penegakan Hukum Tata Negara
title_short Mahkamah Konstitusi sebagai Negative Legislator dalam Penegakan Hukum Tata Negara
title_full Mahkamah Konstitusi sebagai Negative Legislator dalam Penegakan Hukum Tata Negara
title_fullStr Mahkamah Konstitusi sebagai Negative Legislator dalam Penegakan Hukum Tata Negara
title_full_unstemmed Mahkamah Konstitusi sebagai Negative Legislator dalam Penegakan Hukum Tata Negara
title_sort mahkamah konstitusi sebagai negative legislator dalam penegakan hukum tata negara
publisher Universitas Negeri Semarang
series Pandecta: Research Law Journal
issn 1907-8919
2337-5418
publishDate 2013-04-01
description Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedudukan hukum Mahkamah Konstitusi sebagai Negative Legislator dalam Pengujian Undang-Undang;dan untuk mengatahuikonstruksi yuridis penegakan hukum ketatanegaraan yang adil. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan pendekatan yuridis normative.Hasil penelitian menunjukan bahwa lahirnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi dianggap membatasi wewenang Mahkamah Konstitusi dan beberapa Pasal inti yang dirubah dan ditambahkannya. DPR seperti dalam Pasal 50A. Selanjutnya, akibat dari anutan sistem separation of power, lembaga-lembaga negara tidak lagi terkualifikasi ke dalam lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara. Prinsip pemisahan kekuasaan tegas antara cabang-cabang legislatif, eksekutif dan yudikatif dengan mengedepankan adanya hubungan checks and balances antara satu sama lain. Sementara konstruksi yuridis penegakan hukum tata negara menuju keadilan yang substantif terdapat dalam setiap putusan Mahkamah Konstitusi. The study aims are to analyze the legal position of the Constitutional Court as the legislator Negative Testing Act after the birth of Law No. 8 of 2011 on the Amendment Act No. 24 of 2003 on the Constitutional Court, and the construction of judicial enforcement of constitutional justice. The method used is the method of qualitative and normative juridical approach. The results showed that the enacting of Law No. 8 of 2011 on the Amendment to Law Number 24 Year 2003 concerning the Constitutional Court deemed to limit the authority of the Constitutional Court and Article core changed some and added some Article by Parliament as the Court under Article 50A. (2) As a result of the belief system of separation of power, state institutions are no longer qualified to the highest institutions and institutions of the country. The principle of separation of powers between the branches firmly legislative, executive and judicial branches of government to promote a relationship of checks and balances between each other. (3) construction of judicial enforcement of constitutional law into substantive justice contained in any decision of the Constitutional Court.
topic Constitutional Court, Negative Legislator, Enforcement, Constitutional law
url https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta/article/view/2355
work_keys_str_mv AT anindityaekabintari mahkamahkonstitusisebagainegativelegislatordalampenegakanhukumtatanegara
_version_ 1716818843465154560