SERAT BALEWARNA: JAWA MENOLAK JAWA KOLONIALISASI ATAUKAH RASIONALISASI PENGETAHUAN ARSITEKTUR JAWA?
Perceptual ambiguity is a state of thinking that disturbs the either-or mode of knowledge. It causes one to face with the condition of two possible correct knowledges. This state of thinking, however, might be advantageous and contributive positively. Robert Venturi's dictum both-and is just on...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Petra Christian University
2002-01-01
|
Series: | Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment |
Subjects: | |
Online Access: | http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ars/article/view/15766 |
id |
doaj-9c32bc3685da44dab2bcbf2dfe6d93af |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-9c32bc3685da44dab2bcbf2dfe6d93af2020-11-24T22:31:00ZengPetra Christian UniversityDimensi: Journal of Architecture and Built Environment0126-219X2002-01-01301SERAT BALEWARNA: JAWA MENOLAK JAWA KOLONIALISASI ATAUKAH RASIONALISASI PENGETAHUAN ARSITEKTUR JAWA?Josef PrijotomoPerceptual ambiguity is a state of thinking that disturbs the either-or mode of knowledge. It causes one to face with the condition of two possible correct knowledges. This state of thinking, however, might be advantageous and contributive positively. Robert Venturi's dictum both-and is just one example of taking the advantageous of this perceptual ambiguity. Taking one Jawanese corpus titled Serat Balewarna, this study tries to present the practice of either-or mode of knowledge in Jawa around the 1920-s. A critical examination upon its content shows that the rational-universal knowledge had only becomes one lethal weapon against the Jawanese architectural knowledge. Toward thee end of the examination, this paper proposes to locate the jawanese architecture in a state of perceptual ambiguity. This re-location will open the way to allow the Jawanese architectural knowledge enter the world of discourse of knowledge in architecture. Abstract in Bahasa Indonesia : Ambiguitas perseptual adalah sebuah keadaan berpikir yang memusingkan pengetahuan ini-itu (either-or), mengingat keadaan itu memaksa seseorang untuk memilih satu dari dua kebenaran pengetahuan. Dari sisi lain, ambiguitas perseptual ternyata dapat menjadi keadaan yang menguntungkan dan memberi sumbangan yang positif. Diktum Robert Venturi "yang ini - dan - yang itu" adalah salah satu contoh dari penggunaan keadaan itu dari segi keuntungan dan sumbangan positif bagi pengetahuan. Dengan mengambil salah satu naskah Jawa tentang bangunan yang berjudul Serat Balewarna, kajian ini mencoba untuk memperlhatkan praktek pengetahuan 'ini-atau-itu' di Jawa dalam kurun waktu 1920-an. Pemeriksaan kritis atas naskah tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan rasional-universal ternyata menjadi senjata yang ampuh dalam mematikan pengetahuan arsitektur Jawa. Menjelang akhir kajian ini, dicoba pula untuk ditunjukkan bahwa keadaan "yang ini-atau-yang itu" dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan dan sumbangan pengetahuan yang tersendiri. Re-lokasi keadaan, dari merugikan menjadi menguntungkan ini, ternyata dapat digunakan untuk menempatkan pengetahuan arsitektur Jawa di lingkungan wacana pengetahuan arsitektur seumumnya. Kata kunci: Ambiguitas perseptual, pengetahuan arsitektur Jawa, wacana pengetahuan arsitektur. http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ars/article/view/15766Perceptual ambiguityJawanese arshitectural knowledgediscourse architectural knowledge. |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Josef Prijotomo |
spellingShingle |
Josef Prijotomo SERAT BALEWARNA: JAWA MENOLAK JAWA KOLONIALISASI ATAUKAH RASIONALISASI PENGETAHUAN ARSITEKTUR JAWA? Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Perceptual ambiguity Jawanese arshitectural knowledge discourse architectural knowledge. |
author_facet |
Josef Prijotomo |
author_sort |
Josef Prijotomo |
title |
SERAT BALEWARNA: JAWA MENOLAK JAWA KOLONIALISASI ATAUKAH RASIONALISASI PENGETAHUAN ARSITEKTUR JAWA? |
title_short |
SERAT BALEWARNA: JAWA MENOLAK JAWA KOLONIALISASI ATAUKAH RASIONALISASI PENGETAHUAN ARSITEKTUR JAWA? |
title_full |
SERAT BALEWARNA: JAWA MENOLAK JAWA KOLONIALISASI ATAUKAH RASIONALISASI PENGETAHUAN ARSITEKTUR JAWA? |
title_fullStr |
SERAT BALEWARNA: JAWA MENOLAK JAWA KOLONIALISASI ATAUKAH RASIONALISASI PENGETAHUAN ARSITEKTUR JAWA? |
title_full_unstemmed |
SERAT BALEWARNA: JAWA MENOLAK JAWA KOLONIALISASI ATAUKAH RASIONALISASI PENGETAHUAN ARSITEKTUR JAWA? |
title_sort |
serat balewarna: jawa menolak jawa kolonialisasi ataukah rasionalisasi pengetahuan arsitektur jawa? |
publisher |
Petra Christian University |
series |
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment |
issn |
0126-219X |
publishDate |
2002-01-01 |
description |
Perceptual ambiguity is a state of thinking that disturbs the either-or mode of knowledge. It causes one to face with the condition of two possible correct knowledges. This state of thinking, however, might be advantageous and contributive positively. Robert Venturi's dictum both-and is just one example of taking the advantageous of this perceptual ambiguity. Taking one Jawanese corpus titled Serat Balewarna, this study tries to present the practice of either-or mode of knowledge in Jawa around the 1920-s. A critical examination upon its content shows that the rational-universal knowledge had only becomes one lethal weapon against the Jawanese architectural knowledge. Toward thee end of the examination, this paper proposes to locate the jawanese architecture in a state of perceptual ambiguity. This re-location will open the way to allow the Jawanese architectural knowledge enter the world of discourse of knowledge in architecture. Abstract in Bahasa Indonesia : Ambiguitas perseptual adalah sebuah keadaan berpikir yang memusingkan pengetahuan ini-itu (either-or), mengingat keadaan itu memaksa seseorang untuk memilih satu dari dua kebenaran pengetahuan. Dari sisi lain, ambiguitas perseptual ternyata dapat menjadi keadaan yang menguntungkan dan memberi sumbangan yang positif. Diktum Robert Venturi "yang ini - dan - yang itu" adalah salah satu contoh dari penggunaan keadaan itu dari segi keuntungan dan sumbangan positif bagi pengetahuan. Dengan mengambil salah satu naskah Jawa tentang bangunan yang berjudul Serat Balewarna, kajian ini mencoba untuk memperlhatkan praktek pengetahuan 'ini-atau-itu' di Jawa dalam kurun waktu 1920-an. Pemeriksaan kritis atas naskah tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan rasional-universal ternyata menjadi senjata yang ampuh dalam mematikan pengetahuan arsitektur Jawa. Menjelang akhir kajian ini, dicoba pula untuk ditunjukkan bahwa keadaan "yang ini-atau-yang itu" dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan dan sumbangan pengetahuan yang tersendiri. Re-lokasi keadaan, dari merugikan menjadi menguntungkan ini, ternyata dapat digunakan untuk menempatkan pengetahuan arsitektur Jawa di lingkungan wacana pengetahuan arsitektur seumumnya. Kata kunci: Ambiguitas perseptual, pengetahuan arsitektur Jawa, wacana pengetahuan arsitektur. |
topic |
Perceptual ambiguity Jawanese arshitectural knowledge discourse architectural knowledge. |
url |
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ars/article/view/15766 |
work_keys_str_mv |
AT josefprijotomo seratbalewarnajawamenolakjawakolonialisasiataukahrasionalisasipengetahuanarsitekturjawa |
_version_ |
1725739040233226240 |