Studi Penentuan Aliran Hidrologi Metode Steepest Slope dan Lowest Height Dengan Aster GDEMV2 dan Alos Palsar (Studi Kasus: Gunung Kelud, Jawa Timur)

Gunung Kelud memiliki ketinggian 1.731 mdpl dengan kemiringan lebih dari 40º. Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur memiliki tipe erupsi stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosit. Mempunyai nilai volcanic explosive index 4, dengan durasi letusan ± 12 menit. Letusan Gunung Kelud sala...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Akhmad Sigit Aisandy, Bangun Muljo Sukojo
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) 2017-01-01
Series:Jurnal Teknik ITS
Subjects:
DEM
Online Access:http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/17162
id doaj-9a8f8bc72d334103ba8318424a0e7467
record_format Article
spelling doaj-9a8f8bc72d334103ba8318424a0e74672020-11-24T21:06:56ZindLembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)Jurnal Teknik ITS2301-92712337-35392017-01-01522358Studi Penentuan Aliran Hidrologi Metode Steepest Slope dan Lowest Height Dengan Aster GDEMV2 dan Alos Palsar (Studi Kasus: Gunung Kelud, Jawa Timur)Akhmad Sigit Aisandy0Bangun Muljo Sukojo1Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh NopemberJurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh NopemberGunung Kelud memiliki ketinggian 1.731 mdpl dengan kemiringan lebih dari 40º. Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur memiliki tipe erupsi stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosit. Mempunyai nilai volcanic explosive index 4, dengan durasi letusan ± 12 menit. Letusan Gunung Kelud salah satunya menghasilkan aliran hidrologi yaitu berupa lahar dan lava yang dapat memberikan ancaman tinggi bagi masyarakat sekitar. Data yang digunakan untuk penentuan aliran hidrologi (lahar dan lava) tersebut adalah DEM ASTER GDEMV2 dan ALOS PALSAR. DEM memiliki informasi data ketinggian yang dapat digunakan untuk memodelkan penentuan arah aliran hidrologi. Hasil pemodelannya menyerupai bentuk di lapangan, sehingga dapat digunakan untuk mitigasi bencana. Teknik penentuan aliran hidrologi pada penelitian ini menggunakan metode steepest slope dan lowest height berdasarkan teori aliran hidrologi. Dari hasil arah pemodelan aliran metode steepest slope, arah aliran hidrologi yang dominan dari puncak Gunung Kelud adalah menuju ke arah barat (21%), utara (19%), dan selatan (16%). Sedangkan untuk metode lowest height lebih dominan menuju ke arah barat (19%), barat laut (18%), dan barat laut (19%). Dapat disimpulkan bahwa aliran dominan menuju arah barat, barat laut, barat daya, selatan dan utara. Sedangkan hasil perbandingan akumulasi aliran yang di-overlay dengan data BNPB, pada metode steepest slope dari data DEM ASTER GDEMV2 memiliki kesalahan hasil aliran sebesar 9,81% sedangkan data DEM ALOS PALSAR 7,29%. Sedangkan metode lowest height dari data DEM ASTER GDEMV2 memiliki kesalahan hasil aliran sebesar 12,18% sedangkan data DEM ALOS PALSAR 11,25%. Desa yang terdampak letusan Gunung Kelud yaitu untuk Kabupaten Kediri 29 desa, Blitar 26 desa dan Malang 2 desa.http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/17162Aliran HidrologiDEMlowest heightssteepest slope
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Akhmad Sigit Aisandy
Bangun Muljo Sukojo
spellingShingle Akhmad Sigit Aisandy
Bangun Muljo Sukojo
Studi Penentuan Aliran Hidrologi Metode Steepest Slope dan Lowest Height Dengan Aster GDEMV2 dan Alos Palsar (Studi Kasus: Gunung Kelud, Jawa Timur)
Jurnal Teknik ITS
Aliran Hidrologi
DEM
lowest heights
steepest slope
author_facet Akhmad Sigit Aisandy
Bangun Muljo Sukojo
author_sort Akhmad Sigit Aisandy
title Studi Penentuan Aliran Hidrologi Metode Steepest Slope dan Lowest Height Dengan Aster GDEMV2 dan Alos Palsar (Studi Kasus: Gunung Kelud, Jawa Timur)
title_short Studi Penentuan Aliran Hidrologi Metode Steepest Slope dan Lowest Height Dengan Aster GDEMV2 dan Alos Palsar (Studi Kasus: Gunung Kelud, Jawa Timur)
title_full Studi Penentuan Aliran Hidrologi Metode Steepest Slope dan Lowest Height Dengan Aster GDEMV2 dan Alos Palsar (Studi Kasus: Gunung Kelud, Jawa Timur)
title_fullStr Studi Penentuan Aliran Hidrologi Metode Steepest Slope dan Lowest Height Dengan Aster GDEMV2 dan Alos Palsar (Studi Kasus: Gunung Kelud, Jawa Timur)
title_full_unstemmed Studi Penentuan Aliran Hidrologi Metode Steepest Slope dan Lowest Height Dengan Aster GDEMV2 dan Alos Palsar (Studi Kasus: Gunung Kelud, Jawa Timur)
title_sort studi penentuan aliran hidrologi metode steepest slope dan lowest height dengan aster gdemv2 dan alos palsar (studi kasus: gunung kelud, jawa timur)
publisher Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)
series Jurnal Teknik ITS
issn 2301-9271
2337-3539
publishDate 2017-01-01
description Gunung Kelud memiliki ketinggian 1.731 mdpl dengan kemiringan lebih dari 40º. Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur memiliki tipe erupsi stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosit. Mempunyai nilai volcanic explosive index 4, dengan durasi letusan ± 12 menit. Letusan Gunung Kelud salah satunya menghasilkan aliran hidrologi yaitu berupa lahar dan lava yang dapat memberikan ancaman tinggi bagi masyarakat sekitar. Data yang digunakan untuk penentuan aliran hidrologi (lahar dan lava) tersebut adalah DEM ASTER GDEMV2 dan ALOS PALSAR. DEM memiliki informasi data ketinggian yang dapat digunakan untuk memodelkan penentuan arah aliran hidrologi. Hasil pemodelannya menyerupai bentuk di lapangan, sehingga dapat digunakan untuk mitigasi bencana. Teknik penentuan aliran hidrologi pada penelitian ini menggunakan metode steepest slope dan lowest height berdasarkan teori aliran hidrologi. Dari hasil arah pemodelan aliran metode steepest slope, arah aliran hidrologi yang dominan dari puncak Gunung Kelud adalah menuju ke arah barat (21%), utara (19%), dan selatan (16%). Sedangkan untuk metode lowest height lebih dominan menuju ke arah barat (19%), barat laut (18%), dan barat laut (19%). Dapat disimpulkan bahwa aliran dominan menuju arah barat, barat laut, barat daya, selatan dan utara. Sedangkan hasil perbandingan akumulasi aliran yang di-overlay dengan data BNPB, pada metode steepest slope dari data DEM ASTER GDEMV2 memiliki kesalahan hasil aliran sebesar 9,81% sedangkan data DEM ALOS PALSAR 7,29%. Sedangkan metode lowest height dari data DEM ASTER GDEMV2 memiliki kesalahan hasil aliran sebesar 12,18% sedangkan data DEM ALOS PALSAR 11,25%. Desa yang terdampak letusan Gunung Kelud yaitu untuk Kabupaten Kediri 29 desa, Blitar 26 desa dan Malang 2 desa.
topic Aliran Hidrologi
DEM
lowest heights
steepest slope
url http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/17162
work_keys_str_mv AT akhmadsigitaisandy studipenentuanaliranhidrologimetodesteepestslopedanlowestheightdenganastergdemv2danalospalsarstudikasusgunungkeludjawatimur
AT bangunmuljosukojo studipenentuanaliranhidrologimetodesteepestslopedanlowestheightdenganastergdemv2danalospalsarstudikasusgunungkeludjawatimur
_version_ 1716764206804500480