Analisis komoditas unggulan perikanan budidaya Kabupaten Pidie Jaya
Abstract. Snapper (Lates calcarifer), grouper (Epinephelus coioides), tiger shrimp (Penaeus monodon), vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) and tilapia (Oreochromis niloticus) are leading commodity worthly cultivated in Pidie Jaya. Bandar Baru and Tringgadeng an appropriate areas for black tiger sh...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Syiah Kuala University
2015-06-01
|
Series: | Depik Jurnal |
Online Access: | http://jurnal.unsyiah.ac.id/depik/article/view/2401 |
id |
doaj-94c751f5ebe544a8addfe74173361be2 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-94c751f5ebe544a8addfe74173361be22020-11-24T22:54:11ZengSyiah Kuala UniversityDepik Jurnal2089-77902015-06-014210.13170/depik.4.2.24012280Analisis komoditas unggulan perikanan budidaya Kabupaten Pidie JayaFarok AferoMuhammad NazirArie MuhardyAbstract. Snapper (Lates calcarifer), grouper (Epinephelus coioides), tiger shrimp (Penaeus monodon), vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) and tilapia (Oreochromis niloticus) are leading commodity worthly cultivated in Pidie Jaya. Bandar Baru and Tringgadeng an appropriate areas for black tiger shrimp while Jangka Buya and Ulim approriate areas for vannamei cultivation. AHP analysis showed black tiger shrimp is top priority based on the economic value while vannamei shrimp is top priority based on enterprise sustainability. Financial analysis of snapper, grouper, black tiger shrimp, vannamei shrimp and tilapia farming generated positive cash flow and NPV, IRR > 100%, the ratio of benefit to cost of production > 1,30 and payback period of investment costs < 1 year, thus demonstrating the feasibility of cultivation of these leading commodities. Vannamei shrimp cultivation showed positive prospect as long the market offers premium price. Grouper and snapper had a positive outlook because high demand of high-quality fish in the international market. Keywords: Leading commodity; financial analysis; aquaculture; Pidie Jaya Abstrak. Komoditas kakap (Lates calcarifer), kerapu (Epinephelus coioides),udang windu (Penaeus monodon), udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dan nila (Oreochromis niloticus) adalah komoditas unggulan yang layak dibudidaya di Kabupaten Pidie Jaya. Bandar Baru dan Tringgadeng merupakan kawasan yang layak untuk pengembangan komoditas udang windu sedangkan Jangka Buya dan Ulim layak untuk pengembangan komoditas udang vannamei. Analisis AHP menunjukkan komoditas udang windu menjadi prioritas utama untuk dikembangkan berdasarkan nilai ekonomi sedangkan udang vannamei menjadi prioritas utama berdasarkan keberlanjutan usaha. Analisis indikator keuangan budidaya kakap, kerapu, udang windu, vannamei dan nila menunjukkan usaha budidaya komoditas unggulan menghasilkan arus kas kumulatif dan NPV positif, nilai IRR diatas 100%, rasio keuntungan terhadap biaya produksi diatas 1,30 serta periode pengembalian biaya investasi < 1 tahun, sehingga menunjukkan kelayakan usaha budidaya komoditas unggulan tersebut. Budidaya udang vannamei menunjukkan prospek yang positif selama harga yang ditawarkan oleh pasar masih tinggi. Ikan kerapu dan kakap memiliki prospek yang positif karena masih banyaknya permintaan ikan berkualitas tinggi di pasar internasional. Kata kunci: Komoditas unggulan; Analisa ekonomi; Perikanan Budidaya; Pidie Jayahttp://jurnal.unsyiah.ac.id/depik/article/view/2401 |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Farok Afero Muhammad Nazir Arie Muhardy |
spellingShingle |
Farok Afero Muhammad Nazir Arie Muhardy Analisis komoditas unggulan perikanan budidaya Kabupaten Pidie Jaya Depik Jurnal |
author_facet |
Farok Afero Muhammad Nazir Arie Muhardy |
author_sort |
Farok Afero |
title |
Analisis komoditas unggulan perikanan budidaya Kabupaten Pidie Jaya |
title_short |
Analisis komoditas unggulan perikanan budidaya Kabupaten Pidie Jaya |
title_full |
Analisis komoditas unggulan perikanan budidaya Kabupaten Pidie Jaya |
title_fullStr |
Analisis komoditas unggulan perikanan budidaya Kabupaten Pidie Jaya |
title_full_unstemmed |
Analisis komoditas unggulan perikanan budidaya Kabupaten Pidie Jaya |
title_sort |
analisis komoditas unggulan perikanan budidaya kabupaten pidie jaya |
publisher |
Syiah Kuala University |
series |
Depik Jurnal |
issn |
2089-7790 |
publishDate |
2015-06-01 |
description |
Abstract. Snapper (Lates calcarifer), grouper (Epinephelus coioides), tiger shrimp (Penaeus monodon), vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) and tilapia (Oreochromis niloticus) are leading commodity worthly cultivated in Pidie Jaya. Bandar Baru and Tringgadeng an appropriate areas for black tiger shrimp while Jangka Buya and Ulim approriate areas for vannamei cultivation. AHP analysis showed black tiger shrimp is top priority based on the economic value while vannamei shrimp is top priority based on enterprise sustainability. Financial analysis of snapper, grouper, black tiger shrimp, vannamei shrimp and tilapia farming generated positive cash flow and NPV, IRR > 100%, the ratio of benefit to cost of production > 1,30 and payback period of investment costs < 1 year, thus demonstrating the feasibility of cultivation of these leading commodities. Vannamei shrimp cultivation showed positive prospect as long the market offers premium price. Grouper and snapper had a positive outlook because high demand of high-quality fish in the international market.
Keywords: Leading commodity; financial analysis; aquaculture; Pidie Jaya
Abstrak. Komoditas kakap (Lates calcarifer), kerapu (Epinephelus coioides),udang windu (Penaeus monodon), udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dan nila (Oreochromis niloticus) adalah komoditas unggulan yang layak dibudidaya di Kabupaten Pidie Jaya. Bandar Baru dan Tringgadeng merupakan kawasan yang layak untuk pengembangan komoditas udang windu sedangkan Jangka Buya dan Ulim layak untuk pengembangan komoditas udang vannamei. Analisis AHP menunjukkan komoditas udang windu menjadi prioritas utama untuk dikembangkan berdasarkan nilai ekonomi sedangkan udang vannamei menjadi prioritas utama berdasarkan keberlanjutan usaha. Analisis indikator keuangan budidaya kakap, kerapu, udang windu, vannamei dan nila menunjukkan usaha budidaya komoditas unggulan menghasilkan arus kas kumulatif dan NPV positif, nilai IRR diatas 100%, rasio keuntungan terhadap biaya produksi diatas 1,30 serta periode pengembalian biaya investasi < 1 tahun, sehingga menunjukkan kelayakan usaha budidaya komoditas unggulan tersebut. Budidaya udang vannamei menunjukkan prospek yang positif selama harga yang ditawarkan oleh pasar masih tinggi. Ikan kerapu dan kakap memiliki prospek yang positif karena masih banyaknya permintaan ikan berkualitas tinggi di pasar internasional.
Kata kunci: Komoditas unggulan; Analisa ekonomi; Perikanan Budidaya; Pidie Jaya |
url |
http://jurnal.unsyiah.ac.id/depik/article/view/2401 |
work_keys_str_mv |
AT farokafero analisiskomoditasunggulanperikananbudidayakabupatenpidiejaya AT muhammadnazir analisiskomoditasunggulanperikananbudidayakabupatenpidiejaya AT ariemuhardy analisiskomoditasunggulanperikananbudidayakabupatenpidiejaya |
_version_ |
1725661548432588800 |