Literature as a source for history The case of the Repen Ripangi (1886)
Teks sejarah berbeda dengan teks sastra. Teks sejarah menceritakan apa yang<br />benar-benar terjadi di masa lalu sementara teks sastra tidaklah demikian.<br />Oleh karena itu, sejarawan sering menghindari penggunaan teks sastra dalam<br />penelitian mereka. Saya berargumen bahwa t...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
University of Indonesia
2008-10-01
|
Series: | Wacana: Journal of the Humanities of Indonesia |
Subjects: | |
Online Access: | http://wacana.ui.ac.id/index.php/wjhi/article/view/192 |
Summary: | Teks sejarah berbeda dengan teks sastra. Teks sejarah menceritakan apa yang<br />benar-benar terjadi di masa lalu sementara teks sastra tidaklah demikian.<br />Oleh karena itu, sejarawan sering menghindari penggunaan teks sastra dalam<br />penelitian mereka. Saya berargumen bahwa teks sastra dapat menambahkan<br />dimensi lain pada wawasan sejarah, yang tidak ditemukan dalam dokumen<br />sejarah. Analisis puisi Jawa berjudul Repen Ripangi dari abad kesembilan belas<br />menunjukkan bahwa teks ini, selain memberikan laporan yang sangat menarik<br />tentang pendamaian ideologis seorang reformis muslim, juga membuka jalan<br />bagi penulisnya dalam menyuarakan kritiknya terhadap kekuasaan kolonial<br />Belanda. |
---|---|
ISSN: | 1411-2272 2407-6899 |